Dua Syarat Pergi Jihad
Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhohullah ditanya, Kami pernah mendengar bahwa jihad harus memenuhi dua syarat yaitu izin ulil amri kaum muslimin (pemerintah kaum muslimin) dan izin kedua orang tua. Apa nasehat engkau untuk kami –wafaqokumullah-? Kami pernah mendengar bahwa ada yang berfatwa kepada para pemuda untuk berangkat jihad ke ‘Iraq.
Syaikh hafizhohullah menjawab, Memang betul bahwa berangkat jihad harus memenuhi dua syarat sebagaimana yang disebutkan oleh si penanya. Seandainya ada yang mengatakan bahwa jihad ke ‘Iraq adalah jihad yang syar’i –jika memang betul demikian-, maka tidak boleh engkau berangkat jihat hingga orang tuamu ridho (mengizinkan). Itu syarat pertama. Karena mengizinkanmu adalah hak mereka dan wajib bagi engkau untuk mentaatinya. Kedua, harus dengan izin ulil amri (pemerintah). Karena kewajibanmu adalah untuk mentaati ulil amri (pemerintah) karena engkau adalah sebagai rakyat dan engkau berada di bawah wewenang pemerintah. Oleh karenanya engkau wajib mentaati pemerintah. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An Nisa’: 59). Yang termasuk ulil amri adalah yang mengatur urusan kenegeraan, kemaslahatan dan yang menyatakan adanya keadaan darurat. Mereka yang mengatur demikian sesuai dengan kewenangan mereka. Kewajibanmu adalah tetap bersama jama’ah kaum muslimin. Tetap taatlah pada kedua orang tuamu dan tetaplah taat di bawah ulil amri. Tidak mengapa jika kalian mendo’akan kaum muslimin di mana saja mereka berada, di ‘Irak maupun tempat lainnya. Do’akan mereka agar selalu mendapat pertolongan dan kekuatan.
Diambil dari Majmu’atu Rosail Da’wiyyah wa Manhajiyah, Syaikh Sholeh Al Fauzan, terbitan Al Mirots An Nabawiyah, hal. 367-368
Riyadh-KSA, 15 Shofar 1432 H (19/01/2011)
Baca Juga:
9:44. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.
9:45. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya
Udah ada pembahasan tentang Fatwa tersebut, Pak?
Dan apakah mungkin pemerintah yang tidak berhukum dengan hukum Allah itu akan merasa terhina jika hukum allah di hina dan di lecehkan sehingga mereka bergerak untuk menggerakkan rakyatnya agar berjihad di jalan Allah??….
setahu saya, negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang Undang dasar 1945. memanglah sangat dipaksakan sekali bahwa yang dimaksud ulil amri di surat annisa 59 itu adalah pemerintah. padahal pemerintah itu kan kumpulan kolektif.
bagaimana jika ulil amrinya tidak berhukum dengan hukum Allah, apakah ulil amri yang demikian itu adalah ulil amri yang di maksudkan dalam ayat 59 surat annisa itu??…
Aneh….!!! Perayaan maulid ko bid’ah dan d permasalahkan tp valentine dan tahun baru ko kalian rayain dan tdk di permasalahkan ,ini bener2 anehhh…padahal perayaaan tersebut sudah jelas2 perbuatan orng yahudi,ciri2 setan itu selalu menganggap dirinya yg paling benar.