Jalan KebenaranKhutbah Jumat

Khutbah Jumat: Takdir Allah Selalu Indah di Balik Pemimpin Negeri

Takdir Allah selalu indah di balik pemimpin negeri. Yuk doakan terus pemimpin kita yang terpilih.

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ

فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Amma ba’du …

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-Nya. Takwa itu berarti menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan. Di antara bentuk takwa adalah menerima takdir Allah yang dirasakan baik maupun buruk.

Pada hari Jumat penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi akhir zaman, suri teladan kita semua, yaitu Nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya,

مَا القَدَرُ؟

“Apa itu qadar?” Beliau menjawab,

إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 20) (Syarh Kitab Al-Inabah min Ushul Ad-Diyanah, Al-Maktabah Asy-Syamilah).

Kita wajib beriman kepada takdir Allah. Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fath Al-Bari berkata,

وَمَذْهَب السَّلَف قَاطِبَة أَنَّ الْأُمُور كُلّهَا بِتَقْدِيرِ اللَّه – تَعَالَى – كَمَا قَالَ تَعَالَى : وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ .

“Madzhab salaf sepakat menyatakan bahwa seluruh perkara itu tergantung pada takdir Allah, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَإِن مِّن شَىْءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَآئِنُهُۥ وَمَا نُنَزِّلُهُۥٓ إِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ

Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS. Al-Hijr: 21).”

Semua takdir Allah itu baik dan indah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

أَنَّ القَدْرَ لَيْسَ فِيْهِ شَرٌّ وَإِنَّمَا الشَرُّ فِي المَقْدُوْرِ وَتَوْضِيْحُ ذَلِكَ بِأَنَّ القَدْرَ بِالنِّسْبَةِ لِفِعْلِ اللهِ كُلُّهُ خَيْرٌ

“Takdir itu tidak ada yang buruk. Yang buruk itu adalah yang dirasakan oleh makhluk (maqduur). Yang jelas, takdir Allah dipandang dari perbuatan Allah itu seluruhnya baik.” (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah, hlm. 88)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ

“Yang jelek itu tidaklah boleh disandarkan kepada Allah.” (HR. Muslim, no. 771, 201)

Beriman kepada takdir pasti ada berbagai hikmah, di antaranya:

  1. Dengan beriman kepada takdir, setiap orang akan mengembalikan urusan kepada Allah. Kalau kita mengetahui bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah, maka ketika kita selamat dari musibah, kita akan sandarkan kepada Allah. Ketika kita mendapatkan kebahagiaan, kita akan sandarkan kepada Allah pula.
  2. Manusia tahu keterbatasan dirinya, maka ia tidak sombong dan bangga ketika mengerjakan kebaikan.
  3. Ketika mendapatkan nikmat, dia sandarkan kepada Allah yang memberikan nikmat.
  4. Setiap orang akan tahu bahwa segala kejadian yang menimpanya, pasti ada hikmah terbaik di balik itu semua.

Dari hal di atas, kita hendaklah menerima takdir siapa pun pemimpin kita yang terpilih. Itu sudah menjadi takdir. Takdir inilah yang terbaik untuk kita. Tugas kita adalah menaati dan mematuhi pemimpin yang ada.

Dalam ayat disebutkan,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisaa’: 59)

Ingat, pemimpin adalah cerminan dari rakyatnya. Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata, 

وَتَأَمَّلْ‭ ‬حِكْمَتَهُ‭ ‬تَعَاَلى‭ ‬ِفي‭ ‬اَنْ‭ ‬جَعَل‭ ‬َمُلُوْكَ‭ ‬العِبَادِ‭ ‬وَأُمَرَاءَهُمْ‭ ‬وَوُلاَتَهُمْ‭ ‬مِنْ‭ ‬جِنْسِ‭ ‬اَعْمَالِهِمْ‭ ‬بَلْ‭ ‬كَأَنَّ‭ ‬أَعْمَالَهُمْ‭ ‬ظَهَرَتْ‭ ‬فِي‭ ‬صُوَرِ‭ ‬وُلاَتِهِمْ‭ ‬وَمُلُوْكِهِمْ‭ ‬فَإِنْ‭ ‬اسْاتَقَامُوْا‭ ‬اِسْتَقَامَتْ‭ ‬مُلُوْكُهُمْ‭ ‬وَإِنْ‭ ‬عَدَلُوْا‭ ‬عَدَلَتْ‭ ‬عَلَيْهِمْ‭ ‬وَإِنْ‭ ‬جَارُوا‭ ‬جَارَتْ‭ ‬مُلُوْكُهُمْ

“Sesungguhnya di antara hikmah Allah Ta’ala dalam keputusan-Nya memilih para raja, pemimpin dan pelindung umat manusia adalah sama dengan amalan rakyatnya bahkan perbuatan rakyat seakan-akan adalah cerminan dari pemimpin dan penguasa mereka. Jika rakyat lurus, maka akan lurus juga penguasa mereka. Jika rakyat adil, maka akan adil pula penguasa mereka. Namun, jika rakyat berbuat zalim, maka penguasa mereka akan ikut berbuat zalim.”

Taat pada pemimpin berlaku walaupun pemimpin itu tidak kita sukai. Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Sholihin pada hadits no. 663 dengan judul bab yang beliau bawakan, “Wajib taat terhadap pemimpin kaum muslimin selain dalam hal maksiat dan haram taat pada mereka dalam hal maksiat.” Berikut hadits yang beliau sebutkan.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلاَّ أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ »

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bagi setiap muslim, wajib taat dan mendengar kepada pemimpin (penguasa) kaum muslimin dalam hal yang disukai maupun hal yang tidak disukai (dibenci) kecuali jika diperintahkan dalam maksiat. Jika diperintahkan dalam hal maksiat, maka tidak boleh menerima perintah tersebut dan tidak boleh taat.” (HR. Bukhari no. 7144 dan Muslim no. 1839).

Tugas kita adalah siapa pun yang terpilih dari pemimpin negeri, terimalah takdir tersebut dan terus doakan yang terbaik untuk pemimpin kita. Dari ‘Abdush Shomad bin Yazid Al Baghdadiy, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Fudhail bin ‘Iyadh berkata,

لَوْ أَنَّ لِي دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً مَا صَيَِّرْتُهَا اِلاَّ فِي الاِمَامِ

“Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, aku akan tujukan doa tersebut pada pemimpinku.” Ada yang bertanya pada Fudhail, “Kenapa bisa begitu?” Ia menjawab, “Jika aku tujukan doa tersebut pada diriku saja, maka itu hanya bermanfaat untukku. Namun jika aku tujukan untuk pemimpinku, maka rakyat dan negara akan menjadi baik.” (Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim Al Ashfahaniy, 8: 77, Darul Ihya’ At Turots Al ‘Iroqiy)

Usaha kita adalah memilih pemimpin sesuai kemampuan yang kita anggap dapat membawa maslahat pada dunia dan akhirat. Kalau tidak terpilih, itu sudah di luar kemampuan kita, hasilnya adalah kuasa Allah.

Semoga pemimpin yang terpilih saat ini adalah pemimpin yang terbaik untuk kita dan kita terus doakan kebaikan untuknya.

اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ فِيْنَا وَلَا يَرْحَمُنَا

“Ya Allah, dikarenakan dosa-dosa kami, janganlah Engkau kuasakan orang-orang yang tidak takut kepada-Mu di tengah-tengah kami dan tidak pula menyayangi kami.”

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ

اللّهُمَّ وَلِّ عَلَيْنَا خِيَارَنا وَلَا تُوَلِّ عَلَيْنا شِرَارَنا.

اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ فِيْنَا وَلَا يَرْحَمُنَا

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

عِبَادَ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ

 

Silakan Unduh Khutbah Jumat “Takdir Allah Selalu Indah di Balik Pemimpin Negeri”

 

 

Ditulis pada Jumat, 6 Syakban 1445 H, 16 Februari 2024 di Pondok Pesantren Al-Irsyad Tengaran

@ Darush Sholihin Panggang Gunungkidul

Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button