Siapa Penghuni Al-A’raf? Mereka yang Tertahan di Antara Surga dan Neraka
Di antara rahasia besar hari kiamat adalah keberadaan Al-A‘rāf—tempat tinggi di antara surga dan neraka. Di sanalah sekelompok manusia berdiri, melihat penghuni surga dengan harapan dan penghuni neraka dengan ketakutan. Banyak ulama membahas siapakah mereka sebenarnya, bahkan ada yang berpendapat bahwa mereka adalah para malaikat. Namun, para ulama besar seperti As-Suyūṭī menjelaskan bahwa pendapat tersebut tidak tepat. Sebab, penghuni Al-A‘rāf adalah manusia, bukan malaikat, sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan tafsir para sahabat.
Siapakah Ashābul A‘rāf? Tempat Antara Surga dan Neraka
Ada satu tempat di antara surga dan neraka yang disebut Al-A‘rāf. Tempat ini adalah dinding tinggi yang berada di antara keduanya. Dari tempat tersebut, orang-orang yang menempatinya bisa melihat penghuni surga dan juga penghuni neraka. Pada akhirnya, Allah ‘azza wa jalla akan memasukkan mereka ke dalam surga-Nya dan tidak menjadikan mereka penghuni neraka. Pendapat yang paling kuat menyebutkan bahwa mereka adalah orang-orang yang amal baik dan amal buruknya seimbang — tidak cukup berat untuk langsung ke surga, namun juga tidak cukup buruk untuk masuk neraka.
Allah Ta‘ala berfirman:
وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ وَعَلَى ٱلْأَعْرَافِ رِجَالٌ يَعْرِفُونَ كُلًّۭا بِسِيمَٰهُمْ وَنَادَوْا۟ أَصْحَٰبَ ٱلْجَنَّةِ أَن سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ. وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَٰرُهُمْ تِلْقَآءَ أَصْحَٰبِ ٱلنَّارِ قَالُوا۟ رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ. وَنَادَىٰٓ أَصْحَٰبُ ٱلْأَعْرَافِ رِجَالًۭا يَعْرِفُونَهُم بِسِيمَٰهُمْ قَالُوا۟ مَآ أَغْنَىٰ عَنكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ. أَهَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ ٱللَّهُ بِرَحْمَةٍۢ ۚ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَآ أَنتُمْ تَحْزَنُونَ
“Dan di antara keduanya (surga dan neraka) ada dinding. Dan di atas Al-A‘rāf ada orang-orang yang mengenal masing-masing (penghuni surga dan neraka) dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, ‘Semoga kesejahteraan atas kalian!’ Mereka belum masuk ke surga, tetapi sangat berharap untuk masuk. Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, ‘Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama orang-orang yang zalim.’ Dan penghuni Al-A‘rāf menyeru orang-orang (yang mereka kenal) di neraka, ‘Apakah manfaat bagi kalian harta dan kesombongan yang dulu kalian miliki?’ Lalu dikatakan kepada mereka, ‘Inikah orang-orang yang dulu kalian sumpah bahwa Allah tidak akan memberi rahmat kepada mereka? (Sekarang dikatakan kepada mereka:) Masuklah kalian ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas kalian dan kalian tidak akan bersedih hati.’” (QS. Al-A‘rāf: 46–49)
Penjelasan Ibnul Qayyim rahimahullah
Ibnul Qayyim menjelaskan: “Firman Allah “Dan di antara keduanya (surga dan neraka) ada dinding” maksudnya adalah ada penghalang antara penghuni surga dan penghuni neraka. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah dinding besar yang dipasang di antara keduanya. Bagian dalamnya (yang menghadap surga) berisi rahmat, sedangkan bagian luarnya (yang menghadap neraka) berisi azab.
Al-A‘rāf adalah bentuk jamak dari kata ‘urf, yang berarti tempat tinggi. Maka Al-A‘rāf adalah dinding tinggi di antara surga dan neraka, dan di atasnya terdapat orang-orang yang disebut penghuni Al-A‘rāf.”
Hudzaifah dan Ibnu ‘Abbas radhiyallāhu ‘anhumā berkata: “Mereka adalah kaum yang amal baik dan amal buruknya seimbang. Amal buruk mereka tidak cukup untuk memasukkan mereka ke surga, namun amal baik mereka juga tidak cukup untuk memasukkan mereka ke neraka. Maka mereka ditahan di tempat itu sampai Allah menetapkan keputusan-Nya, kemudian memasukkan mereka ke surga dengan karunia dan rahmat-Nya.”
Ibnu Mas‘ud radhiyallāhu ‘anhu juga berkata: “Orang yang amal baik dan buruknya seimbang termasuk penghuni Al-A‘rāf. Mereka berdiri di atas shirath (jembatan), lalu mengenali penghuni surga dan penghuni neraka. Ketika melihat penghuni surga, mereka berkata, “Semoga keselamatan bagi kalian”. Dan ketika pandangan mereka diarahkan kepada penghuni neraka, mereka berdoa, “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama orang-orang yang zalim”.”
Adapun orang-orang yang memiliki banyak amal baik, mereka diberi cahaya di depan dan di tangan kanan mereka. Setiap orang akan diberi cahaya sesuai kadar imannya. Ketika mereka melewati shirath, Allah akan mencabut cahaya dari orang-orang munafik. Melihat hal itu, penghuni surga berdoa:
رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا
“Ya Rabb kami, sempurnakanlah cahaya kami.”
Sedangkan penghuni Al-A‘rāf tidak dicabut cahayanya. Allah berfirman tentang mereka:
لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ
“Mereka belum masuk surga, tetapi mereka sangat berharap untuk masuk.”
Harapan itu muncul karena mereka masih memiliki cahaya di tangan mereka. Setelah itu, mereka pun akhirnya dimasukkan ke dalam surga dan menjadi kelompok terakhir yang memasukinya — tanpa pernah merasakan azab neraka.
Pendapat Lain tentang Siapa Penghuni Al-A‘rāf
Sebagian ulama juga menyebutkan beberapa pendapat lain:
- Mereka adalah orang-orang yang ikut berjihad tanpa izin orang tua, lalu gugur di medan perang. Mereka bebas dari neraka karena mati syahid, namun tertahan dari surga karena durhaka kepada orang tua.
- Ada yang mengatakan, mereka adalah orang-orang yang salah satu dari kedua orang tuanya rida sedangkan yang lain tidak. Maka mereka ditahan di Al-A‘rāf hingga Allah memutuskan perkara mereka.
- Ada pula yang mengatakan, mereka adalah orang-orang yang hidup di masa fatrah (masa kekosongan wahyu) dan anak-anak orang kafir.
- Pendapat lain menyebut bahwa mereka adalah orang-orang beriman yang memiliki kedudukan tinggi, sehingga mereka berada di tempat tinggi untuk melihat penghuni surga dan neraka.
- Sebagian menyebut mereka adalah para malaikat, bukan dari kalangan manusia.
Namun, pendapat yang paling kuat — sebagaimana ditegaskan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah — adalah pendapat pertama, yaitu mereka yang amal baik dan buruknya seimbang. Pendapat inilah yang diriwayatkan dari sejumlah sahabat Nabi ﷺ dengan sanad yang paling kuat.
Akhirnya, Allah berfirman kepada mereka:
ٱدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنتُمْ تَحْزَنُونَ
“Masuklah kalian ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas kalian dan kalian tidak akan bersedih hati.”
(Ibnul Qayyim, Ṭarīq al-Hijratain, hlm. 564–567, dengan ringkasan).
Tonton video selengkapnya
Mizan di Hari Kiamat: Saat Amal Baik dan Buruk Dihitung Satu per Satu – Ustadz Dr. M Abduh Tuasikal
—
Kamis, 1 Jumadilawal 1447 H, 23 Oktober 2025 @ Gunungkidul
Artikel Rumaysho.Com



