Siapa Saja Kerabat yang Wajib Disambung Silaturahimnya?
Silaturahim termasuk amal besar yang sangat ditekankan dalam Islam. Namun, banyak di antara kita yang belum memahami siapa saja kerabat yang termasuk dalam lingkaran silaturahim yang wajib disambung. Islam mengajarkan bahwa kewajiban ini tidak terbatas pada kerabat dekat atau ahli waris saja, tetapi mencakup setiap keluarga dari pihak ayah maupun ibu. Tulisan ini menjelaskan siapa saja yang termasuk dalam lingkaran tersebut, serta tingkatan terbaik dalam menjaga hubungan silaturahim.
Kerabat yang wajib disambung (silaturahim) ternyata lebih luas dari sekadar lingkaran ahli waris, lebih luas dari lingkaran mahram, bahkan lebih luas dari lingkaran ‘ashabah (garis keturunan laki-laki). Mereka mencakup seluruh kerabat seorang muslim, baik dari pihak ayah maupun pihak ibu.
Adapun tingkatan tertinggi dalam menyambung silaturahim adalah sebagai berikut:
1. Menyambung dan berbuat baik kepada kerabat yang memusuhi dan menyakiti.
Inilah tingkat yang paling mulia, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
«أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ»
“Sedekah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memendam kebencian.” (HR. Ahmad, dinilai sahih oleh Al-Albani).
2. Menyambung dan berbuat baik kepada kerabat yang memutus hubungan.
Bisa jadi mereka tidak berbuat jahat, hanya saja tidak mau memulai silaturahim. Dalam hal ini, Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا»
“Bukanlah orang yang menyambung silaturahim itu yang sekadar membalas (kebaikan). Namun yang benar-benar menyambung adalah orang yang tetap menyambung meski diputuskan.” (HR. Bukhari).
3. Menyambung kerabat yang memang sudah menjaga hubungan.
Dalam hal ini, engkau membalas kebaikan dengan kebaikan, meski keutamaan tetap berada pada pihak yang lebih dahulu memulai.
4. Menahan diri dari menyakiti semua kerabat.
Inilah tingkatan yang paling rendah, namun tetap bagian dari silaturahim.
Bahasan dari Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid:
الأقارب الذين تجب صلتهم دائرتهم أوسع من دائرة الورثة، وأوسع من دائرة المحارم، وأوسع من دائرة العصبة، فهم أقارب المسلم من جهة أبيه وأمه، وأعلى درجات الصلة:
١. الصلة والإحسان للقريب المعادي والمسيء، كما جاء في حديث «أفضل الصدقة على ذي الرحم الكاشح» [رواه أحمد، وصححه الألباني].
٢. الصلة والإحسان للقريب القاطع، فقد لا يكون مسيئًا ولكن لا يبادر بالصلة، وفي حديث: «لَيْسَ الوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنِ الوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا» [رواه البخاري].
٣. الصلة للقريب المواصل، ومقابلة الإحسان بالإحسان، فيكون فضل المبادرة له ثم المكافأة منك.
٤. كف الأذى عن جميع الأقارب، وهي أدنى المراتب.
Baca juga: Berbuat Baik dan Silaturahim (Hadits Bulughul Maram)
—
Kamis, 1 Jumadilawal 1447 H, 23 Oktober 2025 @ Gunungkidul
Artikel Rumaysho.Com