Jika Makmum Berdiri di Sebelah Kiri Imam, Shalat Malam Nabi Bersama Ibnu Abbas
Bagaimana keadaan shaf jika imam dan makmum hanya berdua? Apakah makmum berada di sebelah kiri atau kanan imam? Kita dapat melihat contoh shalat berjamaah dan Ibnu ‘Abbas berikut ini.
Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al-‘Asqalani
Kitab Shalat
فَضْلُ صَلاَةِ الجَمَاعَةِ وَالإِمَامَةِ
Keutamaan Shalat Berjamaah dan Masalah Imam
Hadits #416
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ، فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ، فَأخَذَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَأْسِي مِنْ وَرَائِي، فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Suatu malam, aku pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku berdiri di samping kirinya. Lalu beliau memegang kepalaku dari belakang dan memindahkanku ke sebelah kanannya.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 726 dan Muslim, no. 763]
Faedah hadits
- Posisi makmum adalah di sebelah kanan imam. Jika makmum berdiri di sebelah kiri imam, hendaklah ia berpindah ke kanan atau imam memindahkannya ke kanan.
- Memindahkan makmum seperti ini hanyalah perbuatan yang dianggap sedikit (bukan gerakan yang banyak), sehingga tidak membatalkan shalat.
- Shalat anak kecil itu sah. Posisinya dalam shalat berjamaah sama seperti jamaah dewasa (baligh).
- Shalat berjamaah untuk shalat sunnah, selain shalat wajib itu sah.
- Makmum hendaklah berdiri di belakang imam sedikit, demikian pendapat ulama Syafiiyah. Walaupun ulama lain berpendapat bahwa posisi imam dan makum yang hanya berdua itu sejajar. Pendapat terakhir ini dikemukakan oleh Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan dalam Minhah Al-‘Allam. Lihat pendapat ini juga dari Syaikh ‘Abdul Karim Khudair.
- Niat diubah dari shalat munfarid (sendirian) menjadi shalat berjamaah boleh dilakukan di pertengahan shalat.
- Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma sangat semangat mendalami ilmu agama. Ia menggunakan kesempatan pada malam hari ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di rumah bibinya, Ummul Mukminin Maimunah radhiyallahu ‘anha (ia adalah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sekaligus saudara perempuan dari ibunya Ibnu ‘Abbas). Ibnu ‘Abbas bermalam di rumah Maimunah dan semangat melakukan shalat malam bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibnu ‘Abbas mau berjuang untuk begadang malam untuk sekadar mendapatkan ilmu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Padahal ketika itu, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma belum baligh. Ketika ia membantu Nabi dalam menyiapkan wudhu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakannya, “ALLOHUMMA FAQQIHHU FID DIIN WA ‘ALLIMHUT TA’WIIL (artinya: Ya Allah, berilah pemahaman agama padanya dan ajarkanlah ia ilmu tafsir, untuk memahami Al-Qur’an).” (Disebutkan dalam Al-Musnad, 5:159-160)
Referensi:
- Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram.Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Jilid Ketiga. 3:415-418.
- Fiqh Bulugh Al-Maram li Bayaan Al-Ahkaam Asy-Syar’iyyah. Cetakan pertama, Tahun 1443 H. Syaikh Prof. Dr. Muhammad Musthafa Az-Zuhaily. Penerbit Maktabah Daar Al-Bayan. 2:41-42.
Baca juga:
- Mengejar Shaf Pertama
- Berlomba-Lomba Mendapatkan Shaf Pertama
- Yang Lebih Dulu, Itulah yang Lebih Berhak
- Shaf Shalat Terbaik
- Bagaimana Hukum Shalat Jamaah bagi Wanita?
Diselesaikan pada Rabu pagi, 24 Rabiul Akhir 1445 H, 8 November 2023