Tafsir Al Qur'an

Tafsir Surat Ath-Thariq: Yang Datang pada Waktu Malam, Penciptaan Manusia, dan Kuasa Allah

Berikut adalah penjelasan dari surah Ath-Thariq. Surah Ath-Thariq membicarakan tentang apa yang ada di malam hari, penciptaan manusia, dan kuasa Allah.

 

Makna Ath-Thariq

Quran Surah Ath-Thariq ayat 1

وَٱلسَّمَآءِ وَٱلطَّارِقِ

Arab-Latin: Was-samā`i waṭ-ṭāriq

Demi langit dan yang datang pada malam hari.” (QS. Ath-Thariq: 1)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 2

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلطَّارِقُ

Arab-Latin: wa mā adrāka maṭ-ṭāriq

tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?” (QS. Ath-Thariq: 2)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 3

ٱلنَّجْمُ ٱلثَّاقِبُ

Arab-Latin: an-najmuṡ-ṡāqib

“(yaitu) bintang yang cahayanya menembus.” (QS. Ath-Thariq: 3)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 4

إِن كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ

Arab-Latin: ing kullu nafsil lammā ‘alaihā ḥāfiẓ

tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.” (QS. Ath-Thariq: 4)

Dalam Tafsir As-Sa’di disebutkan:

Allah berfirman, “Demi langit dan yang datang pada malam hari,” kemudian yang datang di malam hari dijelaskan dengan FirmanNya, “(Yaitu) bintang yang cahayanya menembus,” yakni yang bercahaya yang cahayanya menembus dan membakar langit hingga tembus dan terlihat dari bumi. Yang benar, bintang yang cahayanya menembus adalah kata umum yang mencakup seluruh bintang yang cahayanya menembus. Ada yang menafsirkannya dengan bintang saturnus yang memecah ketujuh langit dan menembusnya hingga dapat terlihat darinya. Disebut ath-Thariq karena bintang tersebut datang di waktu malam. Obyek sumpahnya adalah Firman Allah, “Tidak ada suatu jiwa pun (diri) melainkan ada penjaganya,” yang menjaga amal perbuatannya, baik dan buruknya, dan amal yang dijaganya akan dibalas.

 

Penciptaan Manusia

Quran Surah Ath-Thariq ayat 5

فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ

Arab-Latin: falyanẓuril-insānu mimma khuliq

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?” (QS. Ath-Thariq: 5)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 6

خُلِقَ مِن مَّآءٍ دَافِقٍ

Arab-Latin: khuliqa mim mā`in dāfiq

Dia diciptakan dari air yang dipancarkan.” (QS. Ath-Thariq: 6)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 7

يَخْرُجُ مِنۢ بَيْنِ ٱلصُّلْبِ وَٱلتَّرَآئِبِ

Arab-Latin: yakhruju mim bainiṣ-ṣulbi wat-tarā`ib

yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.” (QS. Ath-Thariq: 7)

Dalam Tafsir As-Sa’di disebutkan:

“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?” Yakni, hendaklah manusia merenungkan penciptaan dan permulaannya, dia adalah makhluk (yang tercipta) “dari air yang terpancar,” yaitu air mani yang “keluar di antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.” Kemungkinan yang dimaksud adalah tulang belakang lelaki dan tulang dada perempuan dan kemungkinan yang dimaksud adalah air mani yang memancar, yaitu air mani lelaki, karena air mani keluar di antara tulang punggung dan tulang dada. Dan sepertinya inilah yang lebih utama, karena sifat air yang memancar yang bisa dilihat dan dirasakan pancarannya adalah air mani lelaki. Di samping itu, kata tara’ib juga dipakai untuk kaum lelaki yang bagi kaum wanita adalah tulang dada. Andai yang dimaksudkan adalah wanita, tentu yang disebutkan adalah tulang sulbi dan tulang dada perempuan. Wallahu a’lam

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 8

إِنَّهُۥ عَلَىٰ رَجْعِهِۦ لَقَادِرٌ

Arab-Latin: innahụ ‘alā raj’ihī laqādir

Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).”  (QS. Ath-Thariq: 8)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 9

يَوْمَ تُبْلَى ٱلسَّرَآئِرُ

Arab-Latin: yauma tublas-sarā`ir

Pada hari ditampakkan segala rahasia.” (QS. Ath-Thariq: 9)

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan …

Ungkapan amalan dengan sirr (rahasia) ada rahasia di dalamnya. Ingatlah, amalan itu adalah hasil dari rahasia dalam batin. Jika batin itu baik, maka amalan lahiriyah juga akan ikut baik. Batin yang baik akan tampak wajah yang bercahaya, berseri, dan hidup. Namun, jika batin itu buruk, maka amal lahiriyah juga akan ikut buruk. Patokannya bukan dilihat dari bentuk. Batin yang jelek akan tampak pada wajah yang gelap, suram, dan buruk. Namun, yang tampak di dunia adalah amalan lahiriyah. Sedangkan, sesuatu di batin tidaklah tampak di dunia. Namun, pada hari kiamat, rahasia atau batin akan tampak. Di akhirat, sesuatu yang tersembunyi akan tampak terang.

يَوْمَ تُبْلَى ٱلسَّرَآئِرُ

وفي التعبير عن الأعمال بالسر لطيفة: وهو أن الأعمال نتائج السرائر الباطنة، فمن كانت سريرته صالحة كان عمله صالحاً، فتبدو سريرته على وجهه نوراً وإشراقاً وحياء، ومن كانت سريرته فاسدة كان عمله تابعاً لسريرته، لا اعتبار بصورته، فتبدو سريرته على وجهه سواداً وظلمة وشيناً، وإن كان الذي يبدو عليه في الدنيا إنما هو عمله لا سريرته، فيوم القيامة تبدو عليه سريرته، ويكون الحكم والظهور لها.
ابن القيم: ٣ / ٢٨٨-

٢٨٩.
ما أهمية إصلاح السرائر؟
من تطبيق القرآن تدبر وعمل

Imam Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan …

يَوْمَ تُبْلَى ٱلسَّرَآئِرُ

أي: تخرج مخبآتها وتظهر؛ وهو كل ما كان استسره الإنسان من خير أو شر وأضمره من إيمان أو كفر… قال ابن عمر رضي الله عنهما: يبدي الله يوم القيامة كل سر خفي فيكون زيناً في الوجوه وشيناً في الوجوه.
القرطبي: ٢٢ / ٢١٢-٢١٤.
كيف تبلى سرائر العبد يوم القيامة؟
من تطبيق القرآن تدبر وعمل

Quran Surah Ath-Thariq ayat 10

فَمَا لَهُۥ مِن قُوَّةٍ وَلَا نَاصِرٍ

Arab-Latin: fa mā lahụ ming quwwatiw wa lā nāṣir

maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong.”  (QS. Ath-Thariq: 10)

Dalam Tafsir As-Sa’di disebutkan:

Dzat yang menciptakan manusia dari air yang memancar yang keluar dari tempat yang sulit, tentu mampu untuk mengembalikannya di akhirat dan untuk membangkitkan, mengumpulkan, dan memberi balasan. Ada yang menafsirkan bahwa maknanya adalah, sesungguhnya Allah kuasa untuk mengembalikan air mani yang terpancar ke dalam tulang sulbi kembali. Karena itu Allah berfirman setelahnya, “Pada hari dinampakkan segala rahasia,” yaitu rahasia-rahasia dada ditampakkan dan segala kebaikan dan keburukan yang ada di hati terlihat pada rona muka. Seperti difirmankan Allah, “Pada hari wajah-wajah memutih dan wajah-wajah menghitam.” (Ali Imran: 106). Di dalam dunia, banyak hal yang bisa disembunyikan yang tidak tampak oleh mata manusia, tapi di Hari Kiamat, kebaikan orang-orang baik dan dosa orang-orang yang berdosa pasti nampak. Semua hal menjadi terang dan jelas. Allah berfirman, “Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatan pun,” yakni dari dirinya yang bisa menangkal , “dan tidak (pula) seorang penolong” dari luar yang menolongnya. Ini adalah sumpah terhadap orang-orang yang berbuat pada saat mereka melakukannya dan pada saat mereka diberi balasan.

Quran Surah Ath-Thariq ayat 11

وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلرَّجْعِ

Arab-Latin: was-samā`i żātir-raj’

Demi langit yang mengandung hujan.”  (QS. Ath-Thariq: 11)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 12

وَٱلْأَرْضِ ذَاتِ ٱلصَّدْعِ

Arab-Latin: wal-arḍi żātiṣ-ṣad’

dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan.” (QS. Ath-Thariq: 12)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 13

إِنَّهُۥ لَقَوْلٌ فَصْلٌ

Arab-Latin: innahụ laqaulun faṣl

sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang batil.”  (QS. Ath-Thariq: 13)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 14

وَمَا هُوَ بِٱلْهَزْلِ

Arab-Latin: wa mā huwa bil-hazl

dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau.” (QS. Ath-Thariq: 14)

Dalam Tafsir As-Sa’di disebutkan:

Kemudian Allah membagi golongan selanjutnya berdasar keabsahan al-Qur’an seraya berfirman, “Demi langit yang mengandung hujan, dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,” yakni langit membawa hujan setiap tahunnya dan bumi mengembalikannya berupa tumbuh-tumbuhan sehingga manusia dan binatang bisa hidup dengannya. Langit juga membawa takdir dan urusan-urusan ilahi di setiap waktu sedangkan bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. “Sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar Firman yang memisahkan antara yang haq dan yang batil,” yaitu benar, jujur, jelas, dan terang, “dan sekali-kali bukanlah ia senda gurau,” yakni serius, bukan senda gurau. Al-Qur’an adalah Firman yang membedakan antara berbagai golongan dan berbagai perkataan, serta memutuskan berbagai sengketa.

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 15

إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا

Arab-Latin: innahum yakīdụna kaidā

Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.”  (QS. Ath-Thariq: 15)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 16

وَأَكِيدُ كَيْدًا

Arab-Latin: wa akīdu kaidā

Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.”  (QS. Ath-Thariq: 16)

 

Quran Surah Ath-Thariq ayat 17

فَمَهِّلِ ٱلْكَٰفِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًۢا

Arab-Latin: fa mahhilil-kāfirīna am-hil-hum ruwaidā

Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.”  (QS. Ath-Thariq: 17)

Dalam Tafsir As-Sa’di disebutkan:

“Sesungguhnya orang kafir itu,” yaitu orang-orang yang mendustakan Rasulullah dan al-Qur’an, “merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya,” agar dengan tipu daya mereka dapat menolak kebenaran dan menguatkan kebatilan. “Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya,” untuk menampakkan kebenaran meski orang-orang kafir benci dan untuk menangkal kebatilan yang mereka bawa. Dengan demikian akan diketahui siapakah yang menang. Manusia sangatlah lemah dan hina untuk bisa mengalahkan Allah yang Mahakuat lagi Maha Mengetahui dalam rencana pembalasan terhadap tipu daya. “Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu, yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar,” yakni sementara waktu, dan mereka akan mengetahui resiko sikap mereka pada saat siksaan menimpa.

 

Artikel yang Terkait

Satu Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button