Inilah 10 Penyebab Doa Tidak Dikabulkan Menurut Ibrahim bin Adham
Banyak orang mengeluhkan doa-doa mereka belum juga terkabul. Padahal mereka merasa sudah bersungguh-sungguh dalam berdoa, mengangkat tangan, merendahkan hati, bahkan meneteskan air mata. Namun, hasil yang diharapkan belum juga datang.
Pertanyaannya, mengapa doa kita tidak dikabulkan?
Pertanyaan ini pernah ditanyakan kepada seorang ulama besar dari kalangan tabi’in, yaitu Ibrahim bin Adham rahimahullah, seorang ahli zuhud yang dikenal karena ketakwaannya, ketajaman hatinya, dan nasihat-nasihatnya yang menyentuh jiwa.
Kisah yang Menggugah di Pasar Bashrah
Dikisahkan bahwa suatu hari, Ibrahim bin Adham melewati pasar di kota Bashrah. Maka datanglah orang-orang kepadanya dan bertanya:
يَا أَبَا إِسْحَاقَ، إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُولُ: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ، فَنَحْنُ نَدْعُوهُ مُنْذُ زَمَانٍ طَوِيلٍ فَلَا يُسْتَجَابُ لَنَا، فَمَا السَّبَبُ؟
“Wahai Abu Ishaq, Allah Ta’ala berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan kalian’ (QS. Ghafir: 60). Kami telah lama berdoa kepada-Nya, namun doa-doa kami tidak dikabulkan. Apa sebabnya?”
Lalu beliau menjawab dengan penuh hikmah:
لِأَنَّ قُلُوبَكُمْ مَاتَتْ بِعَشْرَةِ أَشْيَاءَ
“Karena hati kalian telah mati oleh sepuluh perkara.”
Inilah 10 Penyebab Doa Tidak Dikabulkan:
1. عَرَفْتُمُ اللهَ وَلَمْ تُؤَدُّوا حَقَّهُ
Kalian mengenal Allah, namun tidak menunaikan hak-Nya.
Kita tahu Allah adalah Tuhan yang Maha Esa, namun tidak menunaikan hak-Nya berupa tauhid, ketaatan, dan rasa takut serta cinta kepada-Nya.
2. وَقَرَأْتُمُ الْقُرْآنَ وَلَمْ تَعْمَلُوا بِهِ
Kalian membaca Al-Qur’an, namun tidak mengamalkannya.
Al-Qur’an dibaca, dihafal, bahkan dilombakan. Tapi isinya tidak dijadikan panduan hidup.
3. وَزَعَمْتُمْ حُبَّ نَبِيِّكُمْ وَتَرَكْتُمْ سُنَّتَهُ
Kalian mengaku cinta Nabi kalian, namun meninggalkan sunnahnya.
Cinta Nabi bukan sekadar slogan, tapi dibuktikan dengan mengikuti sunnah beliau dalam ibadah, akhlak, dan seluruh aspek kehidupan.
4. وَقُلْتُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ وَوَافَقْتُمُوهُ
Kalian mengatakan bahwa setan adalah musuh, namun kalian malah menaatinya.
Kita tahu setan menyesatkan manusia, tapi kita ikuti godaannya, menuruti hawa nafsu, dan berpaling dari jalan kebenaran.
5. وَقُلْتُمْ إِنَّكُمْ مُشْتَاقُونَ إِلَى الْجَنَّةِ وَلَمْ تَعْمَلُوا لَهَا
Kalian mengaku rindu surga, namun tidak beramal untuk meraihnya.
Surga tidak diraih dengan angan-angan. Harus ada amal, perjuangan, dan ketaatan.
6. وَقُلْتُمْ إِنَّكُمْ تَخَافُونَ النَّارَ وَلَمْ تَهْرُبُوا مِنْهَا
Kalian mengaku takut neraka, namun tidak menjauhi sebab-sebabnya.
Takut neraka tapi masih lalai dari shalat, suka ghibah, malas taubat, dan banyak maksiat.
7. وَقُلْتُمْ إِنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوا لَهُ
Kalian meyakini kematian itu pasti, namun tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
Padahal kematian bisa datang kapan saja, namun kita masih sibuk menumpuk dunia dan melalaikan akhirat.
8. وَاشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوبِ النَّاسِ وَتَرَكْتُمْ عُيُوبَكُمْ
Kalian sibuk mencari-cari aib orang lain, dan melupakan aib diri sendiri.
Padahal keselamatan diri lebih utama. Namun banyak orang lupa introspeksi, malah sibuk mengomentari orang lain.
9. وَأَكَلْتُمْ نِعَمَ اللهِ وَلَمْ تُؤَدُّوا شُكْرَهَا
Kalian menikmati nikmat Allah, namun tidak bersyukur.
Nikmat lidah, tangan, waktu, uang, kesehatan, semua digunakan untuk maksiat, bukan ketaatan.
10. وَدَفَنْتُمْ مَوْتَاكُمْ وَلَمْ تَعْتَبِرُوا بِهِمْ
Kalian menguburkan orang-orang mati, namun tidak mengambil pelajaran dari mereka.
Setiap jenazah yang dikuburkan adalah pengingat bahwa kita pun akan menyusul. Tapi hati kita tetap keras.
Penutup: Mari Kita Muhasabah
Kisah dan nasihat ini diriwayatkan oleh Abu Nu‘aim dalam Hilyatul Auliya’, dan juga disebut oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya, serta oleh Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin. Maka kisah ini memiliki asal dari kalangan ulama salaf.
Semoga kita bisa menjadikan nasihat ini sebagai bahan muhasabah diri, agar doa-doa kita lebih layak untuk dikabulkan, dan hati kita kembali hidup dengan iman dan amal salih.
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
–
24 Ramadhan 1446 H @ Pesantren Darush Sholihin
Artikel www.rumaysho.com