Tafsir Al Qur'an

Arti “Diberi Hikmah” dalam Al-Qur’an

Apa arti kata “diberi hikmah” dalam Al-Qur’an?

 

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ آَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Luqman: 12)

Apa itu hikmah?

Menurut Imam Ibnul Jauzi rahimahullah, ada dua pendapat di kalangan para ulama mengenai pengertian hikmah. Mayoritas ulama berpandangan bahwa hikmah adalah pemahaman. Sedangkan ulama lainnya berpendapat bahwa hikmah adalah nubuwwah (kenabian).

Para ulama lalu berbeda pendapat apakah Lukman adalah seorang Nabi. Sa’id bin Musayyib, Mujahid dan Qatadah berpendapat bahwa Lukman hanyalah orang yang diberi hikmah dan bukan seorang Nabi. Sedangkan ‘Ikrimah berpendapat bahwa Lukman adalah seorang Nabi. Namun, pendapat pertama yang menyatakan Lukman hanyalah orang yang mendapatkan hikmah, itulah yang lebih tepat. Lihat Zaad Al-Masiir, 6:317-318.

Dari Sa’id bin Abi ‘Arubah, dari Qatadah, ia berkata mengenai firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman”. Maksud hikmah adalah pemahaman dalam Islam (al-fiqh fi Al-Islam). Lukman bukanlah Nabi dan ia pun tidak diberi wahyu.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:113).

Ibnu Katsir mengatakan bahwa hikmah adalah kepahaman, ilmu, dan ta’bir (penjelasan). (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:113).

Baca Juga: Maksud Doa Rabbi Zidni ‘Ilma (Tambahkan Aku Ilmu)

Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah menyebutkan beberapa makna dari kata hikmah sebagai berikut.

  1. Hikmah adalah benar ucapan dan perbuatan.
  2. Hikmah adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya yang layak. Sikap hikmah berarti berbicara sesuai pada tempatnya. Saat waktu berbicara keras, maka berbicaralah keras. Saat waktu berbicara lemah lembut, maka berbicaralah lemah lembut.
  3. Hikmah adalah pemahaman yang benar, ilmu yang bermanfaat, dan penjelasan yang baik.
  4. Hikmah adalah al-fiqh fi Al-Islam, yaitu pemahaman dalam agama. Demikian menurut Qatadah.
  5. Hikmah adalah benar dalam keyakinan dan pemahaman agama dan pikiran.
  6. Hikmah adalah pemahaman yang benar yang mencegah dari tingkah laku yang rusak.
  7. Hikmah adalah as-sunnah (ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Lihat tujuh pengertian di atas dalam kitab At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Al-‘Ankabut, Ar-Ruum, Luqman, As-Sajdah fii Sual wa Jawab, hlm. 315-316.

 

Ayat yang menyebutkan tentang hikmah

Allah menyebutkan hikmah ini dalam beberapa ayat dalam Al-Qur’an.

Ayat pertama:

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

Allah menganugerahkan hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS. Al-Baqarah: 269)

Ayat kedua:

وَشَدَدْنَا مُلْكَهُ وَآتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ

Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.” (QS. Shaad: 20)

Ayat ketiga:

وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ

dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil.” (QS. Al-Maidah: 110)

Ayat keempat:

وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا

Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.” (QS. An-Nisaa’: 113)

Syaikh As-Sa’di menyatakan bahwa hikmah akan membuahkan ilmu, bahkan amalan. Oleh karenanya, hikmah ditafsirkan dengan ilmu yang bermanfaat dan amalan saleh. Beliau rahimahullah juga mengatakan, “Hikmah adalah ilmu yang benar dan pengetahuan akan berbagai hal dalam Islam. Orang yang memiliki hikmah akan mengetahui rahasia-rahasia di balik syari’at Islam. Jadi, orang bisa saja ‘alim (memiliki banyak ilmu), tetapi belum tentu memiliki hikmah. Hikmah berkonsekuensi memiliki ilmu dan amal. Hikmah dapat diartikan dengan ilmu dan amal saleh.” (Tafsir As-Sa’di, hlm. 686)

Semoga Allah menganugrahkan kita ilmu, amal saleh, dan hikmah.

Akhi, ukhti, yuk baca juga artikel lainnya:

Referensi:

  • At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Al-‘Ankabut, Ar-Ruum, Luqman, As-Sajdah fii Sual wa Jawab. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Penerbit Maktabah Makkah.
  • Fath Al-Qadir Al-Jam’u bayna Fanni Ar-Riwayah wa Ad-Dirayah min ‘Ilmi At-Tafsir. Cetakan kedua, Tahun 1426 H. Muhammad bin ‘Ali Asy-Syaukani. Tahqiq: Dr. ‘Abdurrahman ‘Umairah. Penerbit Darul Wafa’.
  • Tafsir As-Sa’di. Cetakan kedua, Tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
  • Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
  • Zaad Al-Masiir. Cetakan keempat, Tahun 1407 H. Ibnul Jauzi (Abul Farah Jamaluddin ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad Al-Jauzi Al-Qurasyi Al-Baghdadiy. Penerbit Al-Maktab Al-Islami.

Ahad sore di Darush Sholihin, 20 Rabi’uts Tsani 1442 H, 6 Desember 2020

Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button