Tafsir Al Qur'an

Enam Kandungan Pokok Surat Al-Fatihah

Kali ini kita bahas kandungan pokok dari surat Al-Fatihah yang tidak didapati dari surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an. Yang disebutkan dalam tulisan Rumaysho.Com kali ini adalah ringkasan dari Tafsir As-Sa’di.

Kandungan istimewa surah Al-Fatihah yang tidak ditemukan dalam surah lainnya dalam Al-Qur’an

Pertama: Surah ini mengandung tiga macam tauhid:

  1. Tauhid rububiyyah (pengesaan dalam perbuatan Allah) diambil dari ayat “Rabbil ‘aalamiin”, berarti Allah adalah Rabb satu-satunya yang mengatur jagat raya ini.
  2. Tauhid uluhiyyah (pengesaaan ibadah hanya untuk Allah) diambil dari ayat “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”, berarti kita hanya beribadah dan meminta tolong kepada Allah.
  3. Tauhid asma’ wa shifat, yakni pengesaan bahwa Allah satu-satunya yang memiliki nama dan sifat yang sempurna tanpa melakukan takthil (menolak sifat Allah), tamtsil (menyerupakan dengan makhluk), tasbih (menyerupakan dengan sifat makhluk). Kesemuanya telah ditunjukkan dengan lafaz “alhamdu lillah”.

Kedua: Surah ini menetapkan adanya kenabian pada ayat “ihdinaash shiroothol mustaqiim” (tunjukilah kami ke jalan yang lurus) karena hal tersebut tidak akan bisa tercapai tanpa adanya rasul yang diutus.

Ketiga: Adanya penetapan balasan terhadap amalan yang dikerjakan seperti yang tertera dalam ayat “maaliki yaumiddiin” (Yang menguasai hari pembalasan). Balasan tersebut tentu berlaku adil. Makna ad-diin adalah memberikan balasan dengan adil.

Keempat: Surah ini menetapkan adanya takdir dan seorang hamba itu pelaku sebenarnya, tidak seperti yang diyakini Qadariyyah (yang menolak takdir) dan Jabariyyah (menyatakan manusia dipaksa oleh takdir).

Kelima: Surah ini membantah seluruh ahli bid’ah yang sesat yakni pada ayat “ihdinaash shiroothol mustaqiim” (tunjukilah kami ke jalan yang lurus), yaitu jalannya orang yang mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Setiap ahli bid’ah menyelisihi ini.

Keenam: Surah ini mengajarkan memurnikan (mengikhlaskan) ibadah dan meminta tolong hanya kepada Allah sebagaimana tertera dalam ayat “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. (Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 26).

Walhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

 

Referensi:

Tafsir As-Sa’di. Cetakan kedua, Tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.

 

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah (Ayat 1): Memahami Bismillah


 

Disusun di Darush Sholihin, 29 Ramadhan 1441 H (22 Mei 2020)

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumasyho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button