Manhajus Salikin: Sifat Shalat Nabi, Bacaan Ketika Rukuk
Apa saja bacaan yang dibaca ketika rukuk? Kita lihat kembali dalam bahasan Manhajus Salikin karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berikut ini.
# Fikih Manhajus Salikin karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di
Kitab Shalat
Kata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah dalam Manhajus Salikin,
وَيَقُوْلُ: سُبْحَانَ رَبِّيَ العَظِيْمِ وَيُكَرِّرُهُ وَإِنْ قَالَ مَعَ ذَلِكَ حَالَ رُكُوْعِهِ وَسُجُوْدِهِ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى فَحَسَنٌ
“Dan beliau membaca SUBHAANA ROBBIYAL ‘AZHIM” lalu mengulanginya. Jika disertai bacaan tadi, di mana ketika rukuk dan sujud mengucapkan “SUBHANAKALLOHUMMA ROBBANAA WA BIHAMDIKA, ALLOHUMMAGHFIR-LII”, itu baik.”
Mengagungkan Allah Ketika Rukuk
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَأمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ – عَزَّ وَجَلَّ – ، وَأمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
“Adapun ketika rukuk, maka agungkanlah Allah. Sedangkan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, maka doa tersebut pasti dikabulkan untuk kalian.” (HR. Muslim, no. 479)
Dalam hadits ‘Uqbah bin ‘Amir,
لَمَّا نَزَلَتْ (فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ) قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « اجْعَلُوهَا فِى رُكُوعِكُمْ ». فَلَمَّا نَزَلَتْ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) قَالَ « اجْعَلُوهَا فِى سُجُودِكُمْ »
“Ketika turun ayat “fasabbih bismirobbikal ‘azhim”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberkata, “Jadikanlah bacaan tersebut pada rukuk kalian.” Lalu ketika turun ayat “SABBIHISMA ROBBIKAL A’LAA”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan, “Jadikanlah pada sujud kalian.” (HR. Abu Daud, no. 869 dan Ibnu Majah, no. 887. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Ketika rukuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca,
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ
“SUBHANAA ROBBIYAL ‘AZHIM (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung).” (HR. Muslim, no. 772)
Sedangkan anjuran tiga kali disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud,
إِذَا رَكَعَ أَحَدُكُمْ فَقَالَ فِى رُكُوعِهِ سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
“Jika salah seorang di antara kalian rukuk, maka ia mengucapkan ketika rukuknya “SUBHANAA ROBBIYAL ‘AZHIM (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung)”, dibaca sebanyak tiga kali.” (HR. Tirmidzi, no. 261, Abu Daud, no. 886 dan Ibnu Majah, no. 890. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if).
Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits dengan penyebutan membaca tiga kali seperti ini diriwayatkan oleh tujuh orang sahabat. Namun boleh-boleh saja membaca dzikir tersebut lebih dari tiga kali, lihat bahasan Shifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hlm. 115. Dan boleh saja lebih dari tiga kali karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlama rukuk sama dengan berdirinya.
Begitu pula boleh membaca dengan “SUBHANA ROBBIYAL ‘AZHIMI WA BIHAMDIH”. Dalam hadits ‘Uqbah bin ‘Amir disebutkan mengenai bacaan Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat rukuk,
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
“SUBHANAA ROBBIYAL ‘AZHIMI WA BI HAMDIH (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung dan pujian untuk-Nya).” Ini dibaca tiga kali. (HR. Abu Daud, no. 870. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih, begitu pula Syaikh Al-Albani dalam Shifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hlm. 115. Kata Syaikh Al-Albani, hadits ini diriwayatkan pula oleh Ad-Daruquthni, Ahmad, Ath-Thabrani, dan Al-Baihaqi).
Bacaan Ketika Rukuk dan Sujud
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِى رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ « سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى » يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammemperbanyak membaca ketika rukuk dan sujud bacaan, “SUBHANAKALLAHUMMA ROBBANAA WA BIHAMDIKA, ALLAHUMMAGHFIR-LII(artinya: Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku)”. Beliau menerangkan maksud dari ayat Al-Quran dengan bacaan tersebut.” (HR. Bukhari, no. 817 dan Muslim, no. 484).
Bacaan rukuk dan sujud lainnya yang bisa dibaca,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
“SUBBUHUN QUDDUUS, ROBBUL MALAA-IKATI WAR RUUH (artinya: Mahasuci, Maha Quddus, Rabbnya para malaikat dan ruh–yaitu Jibril–).” (HR. Muslim, no. 487).
Menggabungkan Beberapa Bacaan Ketika Rukuk
Maksud Syaikh As-Sa’di dalam matan Manhajus Salikin di atas adalah menggabungkan bacaan rukuk “SUBHAANA ROBBIYAL ‘AZHIM” lalu mengucapkan “SUBHANAKALLOHUMMA ROBBANAA WA BIHAMDIKA, ALLOHUMMAGHFIR-LII”, menurut beliau itu baik.
Yang tepat, konsekuensi dari hadits tentang bacaan saat rukuk menunjukkan tidak perlu digabungkan, tidak pernah dinukil lagi dari beliau jika beliau menggabungkannya. Maka yang sesuai sunnah adalah tidak menggabungkan bacaan ketika rukuk dan bacaan shalat lainnya. Kita memang tidak memastikan satu bacaan, bahkan perbedaan bacaan yang ada ini bagian dari ikhtilaf tanawwu’ (variatif), yaitu boleh memilih bacaan ini kadang-kadang, boleh memilih bacaan lainnya pada lain waktu. Lihat Ghayah Al-Muqtashidin Syarh Manhaj As-Salikin, 1:229.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
- Ghayah Al-Muqtashidin Syarh Manhaj As-Salikin. Cetakan pertama, Tahun 1434 H. Abu ‘Abdirrahman Ahmad bin ‘Abdurrahman Az-Zauman. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
- Syarh Manhaj As–Salikin. Cetakan kedua, Tahun 1435 H. Dr. Sulaiman bin ‘Abdillah Al-Qushair. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj.
Ditulis di Perjalanan Jogja – Jakarta, 15 Dzulqa’dah 1440 H, Kamis pagi
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com