Faedah Surat Yasin: Bidadari Surga
Bagaimana tentang bidadari surga? Kali ini dijelaskan dalam surat Yasin dan dipaparkan pula mengenai bidadari itu seperti apa.
Tafsir Surah Yasin
Ayat 55-57
إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ (55) هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلَالٍ عَلَى الْأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ (56) لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُمْ مَا يَدَّعُونَ (57)
“Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (QS. Yasin: 55-57)
Pelajaran dari Ayat
- Yang dimaksud penghuni surga dalam keadaan sibuk, kata Al-Hasan Al-Bashri, “Mereka sibuk menikmati kenikmatan yang ada di surga, sedangkan penduduk neraka sibuk dengan azab di neraka.” Ibnu Kisan mengatakan bahwa yang dimaksud adalah di surga mereka sibuk berziarah (berkunjung) satu dan lainnya. (Tafsir Al-Baghawi, 23:644)
- Maksud ayat 56, mereka dan istri mereka berada di naungan pohon-pohon, bertelekan (berbaring) di atas dipan-dipan. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:347). “Muttaki’iina” yang dimaksud disebutkan dalam tafsir surat Al-Kahfi ayat 31, yaitu bersandar. Ada juga yang mengartikan berbaring atau duduk bersila. Al-araik, bentuk plural dari kata arikah. Secara bahasa maksudnya, tempat duduk panjang yang ada sandaran seperti sofa. Namun secara jelas yang dimaksud arikah adalah ranjang yang berada di bawah hajalah, yaitu rumah seperti kubah yang dihiasi dengan kain dan penutup (seperti kamar mempelai). (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:156)
- Maksud ayat 57, orang yang di surga akan menikmati berbagai buah. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:348)
- Semua kesenangan di surga diperoleh secara sempurna. Yang didapatkan oleh yang masuk surga adalah istri yang begitu cantik menawan yang enak dipandang. Bidadari tersebut adalah bidadari bermata jelita serta tergabung padanya kecantikan wajah, keelokan badan, dan kebagusan akhlak. Yang masuk surga tersebut akan bertelekan di atas dipan yang dihiasi dengan kain yang dipercantik dan terlihat menawan. Ia pun bersandarkan pada dipan dengan begitu santainya, terlihat begitu mendapatkan nikmat dan menyenangkan. Buah-buahan yang ia rasakan begitu banyak yang bentuknya beraneka ragam seperti anggur, buah tin, delima dan lainnya. Apa saja yang ia minta di surga akan diberi. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 739)
Bidadari Surga bagi Para Syuhada
Kita lihat dahulu, ada kekhususan bagi syuhada (yang mati syahid di medan perang), akan mendapatkan 72 bidadari. Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib Al-Kindi radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagi orang yang mati syahid di sisi Allah enam keutamaan: (1) ia diampuni tatkala pertama kali darahnya muncrat; (2) ia melihat tempat duduknya di surga; (3) ia diselamatkan dari siksa kubur; (4) ia diamankan tatkala hari kebangkitan; (4) kepalanya diberi mahkota kewibawaan, satu berlian yang menempel di mahkota itu lebih baik dari pada dunia seisinya; (5) ia dinikahkan dengan 72 gadis dengan matanya yang gemulai; (6) ia diberi hak memberi syafaat 70 orang dari kerabatnya.” (HR. Ahmad, 4: 131; Tirmidzi, no. 1663; Ibnu Majah, no. 2799. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Keperkasaan Laki-Laki di Surga
Bayangkan hadits berikut ini.
قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَلْ نَصِلُ إِلَى نِسَائِنَا فِي الْجَنَّةِ ؟ فَقَالَ : إِنَّ الرَّجُلَ لَيَصِلُ فِي الْيَوْمِ إِلَى مِائَةِ عَذْرَاءَ
Ada yang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan berhubungan dengan bidadari-bidadari kita di surga?”
Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Seseorang di surga mampu berhubungan dengan 100 bidadari dalam sehari.” (HR. Abu Nu’aim dalam Shifat Al-Jannah, 1: 169; Al-Bazzar dalam musnadnya, 3525; Ath-Thabrani dalam Ash-Shaghir, 2: 12. Dikatakan bahwa sanad hadits ini shahiholeh Syaikh Al-Albani dalam Silsihah Al-Ahadits As-Shahihah, no. 367)
Hadits di atas bukan menunjukkan jumlah istri 100, namun kekuatannya bisa menjimak (menyetubuhi) 100 bidadari dalam sehari.
Minimal Dapat Dua Bidadari Surga
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan mengenai penduduk surga yang paling rendah kedudukannya dan paling terakhir terselamatkan dari neraka,
ثُمَّ يَدْخُلُ بَيْتَهُ فَتَدْخُلُ عَلَيْهِ زَوْجَتَاهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ فَتَقُولاَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَاكَ لَنَا وَأَحْيَانَا لَكَ – قَالَ – فَيَقُولُ مَا أُعْطِىَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيتُ
“Kemudian ia masuk rumahnya dan masuklah menemuinya dua bidadari surga, lalu keduanya berkata: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkanmu untuk kami dan yang menghidupkan kami untukmu. Lalu laki-laki itu berkata: “Tidak ada seorang pun yang dianugerahi seperti yang dianugerahkan kepadaku.” (HR. Muslim, no. 188)
Dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri inilah, Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan, “Yang nampak dari hadits tersebut, setiap orang itu minimal punya dua istri (di surga).” (Fath Al-Bari, 6: 325)
Hal ini dikuatkan pula dengan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rombongan yang pertama kali masuk surga berbentuk rembulan di malam purnama. Mereka tidak akan meludah, tidak akan berdahak, dan tidak akan buang air di dalamnya. Bejana-bejana dan sisir-sisir mereka terbuat dari emas dan perak. Tempat bara api mereka terbuat dari kayu wangi. Keringat mereka adalah minyak kesturi. Setiap mereka memiliki dua istri.” (HR. Bukhari, no. 3245 dan Muslim, no. 5065)
Tentunya jika seorang mukmin menghendaki lebih dari dua bidadari maka akan dikabulkan oleh Allah berdasarkan keumuman firman Allah,
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
“Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.” (QS. Fusshilat: 31)
Betis Bidadari Surga
Dalam hadits disebutkan,
وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سَاقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحُسْنِ لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
“Setiap seorang dari mereka memiliki dua istri yang sumsum betisnya dapat dilihat dari balik daging karena indahnya. Tidak ada perselisihan di antara mereka dan tidak juga ada kebencian. Hati mereka menjadi hati yang satu. Mereka bertasbih kepada Allah pagi dan petang.” (HR. Bukhari no. 3245 dan Muslim no. 2834)
Apakah Suami dan Istri akan Bersatu di Surga?
Seorang istri akan bersatu kembali dengan suaminya di surga kelak bahkan bersama-sama anak keturunannya baik laki-laki dan perempuan selama mereka beragama Islam dan mentauhidkan Allah. Hal ini didasarkan pada firman Allah Ta’ala,
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚكُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thur: 21)
Allah menceritakan di antara doa malaikat pemikul ‘Arsy,
رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۚإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Wahai Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Mu’min/Ghafir: 8)
Istri Kita Tetap Lebih Baik dari Bidadari Surga
“Pendapat yang mengatakan bahwa wanita mukminah lebih cantik daripada bidadari adalah pendapat paling kuat dan terpercaya,” kata Imam Al Qurthubi. “Sebab wanita mukminah merasakan lelah dan sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, sabar dalam menghadapi musibah dan sabar atas kemaksiatan. Adapun bidadari adalah makhluk di surga. Mereka tak pernah ditimpa musibah, tak pernah digoda maksiat yang melalaikan dari ketaatan kepada Allah, juga tak pernah menghadapi suami tak baik yang melarangnya berjilbab atau memerintahkan berdandan.”
Ya Allah masukkanlah kami semua ke dalam surga dan dimudahkan menikmati segala keistimewaan di dalamnya.
—
Diselesaikan di Pesantren Darush Sholihin, Rabu sore, 3 Dzulhijjah 1439 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com