Tafsir Al Qur'an

Jangan Mudah Menerima Berita Media

Lakukanlah tabayyun, kroscek atau carilah kejelesan terhadap berita-berita media, jangan terima mentah-mentah begitu saja. Apalagi media yang ada saat ini cuma cari tenar dan sensasi.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6).

Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan untuk melakukan kroscek terhadap berita dari orang fasik. Karena boleh jadi berita yang tersebar adalah berita dusta atau keliru.”

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di saat menerangkan ayat di atas, beliau berkata, “Termasuk adab bagi orang yang cerdas yaitu setiap berita yang datang dari orang kafir hendaknya dicek terlebih dahulu, tidak diterima mentah-mentah. Sikap asal-asalan menerima amatlah berbahaya dan dapat menjerumuskan dalam dosa. Jika diterima mentah-mentah, itu sama saja menyamakan dengan berita dari orang yang jujur dan adil. Ini dapat membuat rusaknya jiwa dan harta tanpa jalan yang benar. Gara-gara berita yang asal-asalan diterima akhirnya menjadi penyesalan.

Sekali lagi untuk berita dari orang fasik, hendaklah benar-benar dilakukan kroscek dan cari kejelasan. Jika sudah dapat bukti akan benarnya berita tersebut, baru boleh diterima. Jika terbukti dusta, maka jelas harus didustakan dan tidak boleh diamalkan.”

As Sa’di menyatakan lagi selanjutnya, “Ayat tersebut juga jadi dalil bahwa berita dari orang yang jujur itu diterima. Sedangkan berita dari orang yang berdusta, tertolak. Sehingga berita dari orang fasik, maka didiamkan. Oleh karenanya salaf tetap masih menerima riwayat dari orang Khawarij yang terkenal jujur walau ia fasik.” Demikian disebutkan oleh Syaikh dalam Taisir Al Karimir Rahman.

Sikapilah berita yang ada dengan cermat di berbagai media yang ada di internet, TV dan radio. Berita-berita yang ada bukanlah dari orang yang jujur, namun dari orang yang ingin cari ketenaran, ingin ratingnya naik, ingin buat sensasi dan ada yang maksudnya demi mendapat penghasilan semata. Tugas kita harus pandai-pandai mengkroscek dan mencari kebenaran suatu berita tidak memasukkan dalam telinga begitu saja atau bahkan dengan mudahnya disebar pada yang lain.

Lebih-lebih berbagai berita di masa kampanye Pilpres saat ini. Ada media yang sengaja menjatuhkan satu caleg dengan kampanye hitam dan ada yang terlalu membela berlebihan.

Hati-hatilah!

Hanya Allah yang memberi taufik.

Disusun @ Banjarmasin, Kalsel, 09 Sya’ban 1435 H

Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh TuasikalFans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom

Segera dapatkan buku terbaru Ustadz Abduh Tuasikal “Bermodalkan Ilmu Sebelum Berdagang”. Masing-masing seharga Rp.30.000,- belum termasuk ongkos kirim. Hubungi via sms +62 852 00 171 222 atau BB 2A04EA0F atau WA +62 8222 604 2114. Kirim format pesan: buku dagang #nama pemesan#alamat#no HP#jumlah buku.

Artikel yang Terkait

6 Komentar

  1. Pingback: Timothy
    1. terima kasih.

      tetapi “Tdk boleh diterima berita tersebut.” masih belum jelas. apakah ini berarti bahwa hanya berita yang diketahui benar dari sumbernya saja yang dapat diterima, atau secara selektif menerima berita tertentu.

      misalkan:
      – Alice menerima terusan berita “Text” dari Bob. (Alice mengenal Bob sebagai orang yang jujur dan tidak fasik)
      – Bob menerima berita dari siaran dari kelompok Delta yang diteruskan oleh Carol. (dimana Bob mengenal Carol sebagai orang yang jujur dan tidak fasik)
      – Carol menerima berita dari tulisan di koran Echo. (Carol tidak mengetahui apakah penulis di koran tersebut fasik atau tidak).

      Apakah yang bisa dilakukan Alice?
      a. apakah Alice langsung menerima berita tersebut? (karena Bob dikenal jujur dan tidak fasik)
      b. apakah Alice menolak berita tersebut (sesuai dengan jawaban ustadz). Apakah dengan ini Alice mengasumsikan bahwa Alice tidak mempercayai Bob?
      c. apakah Alice mencari kebenaran sendiri atas berita tersebut? (apakah ini berarti Alice menurunkan darajat Bob menjadi Fasik?)

      Terima kasih atas penjelasannya.

      p.s.: dengan banyaknya semakin banyaknya polisi informasi saat ini, Alice biasanya (setttingan default di otak) melakukan ‘b’, dan jika ada waktu senggang melakukan ‘c’, sehingga sangat jarang melakukan ‘a’ 🙂 apakah ini menyebabkan Alice menzholimi dan mengambil hak sahabat-sahabatnya (Bob) yang dikenal jujur dan tidak fasik (untuk dipercayai), tetapi sering terlalu bersemangat menyebarkan informasi?

      Alice sering menemukan petikan berita yang didahului oleh “Subhanallah” atau “Masya Allah” akan lebih cepat tersebar walaupun beritanya tidak selamanya benar. Karena Carol dan Bob sangat bersemangat untuk menyebarkan berita tersebut.

  2. bagaimana dengan berita yang tidak benar tetapi diterima dari orang yang dikenal jujur? (yang mungkin juga menerima dari orang yang dikenal jujur oleh nya) apakah bisa langsung diterima atau penerima harus tetap mencari kejelasan sendiri?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button