Shalat

Tata Cara Shalat Jenazah, Lengkap dengan Aturan dan Bacaannya

Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat jenazah? Hal ini sering ditanyakan oleh sebagian orang, apalagi ketika berada di tanah suci saat melaksanakan shalat jenazah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Hampir setiap bakda shalat lima waktu dilanjutkan dengan shalat jenazah. Berikut penjelasan singkatnya dari sisi rukun, sunnah, dan cara, lalu disebutkan keutamaan shalat jenazah serta aturan dalam shalat jenazah.

 

Rukun Shalat Jenazah

  1. niat,
  2. empat kali takbir,
  3. berdiri bagi yang mampu,
  4. membaca Al-Fatihah,
  5. membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah takbir kedua,
  6. mendoakan mayat setelah takbir ketiga, dan
  7. salam ke kanan.

 

Sunnah Shalat Jenazah

  1. Setiap takbir dianjurkan mengangkat tangan.
  2. Bacaannya sirr (lirih) baik di siang atau di malam hari.
  3. Membaca ta’awudz sebelum basmalah.
  4. Meninggalkan doa iftitah.

 

Cara Shalat Jenazah

  1. Berniat di dalam hati.
  2. Mengangkat kedua tangan bersamaan dengan takbiratul ihram, yaitu mengucapkan ALLAHU AKBAR.
  3. Membaca ta’awudz: A’UDZU BILLAHI MINASY SYAITHONI ROJIIM.
  4. Membaca surah Al-Fatihah sebanyak tujuh ayat secara lengkap.
  5. Bertakbir kedua sambil mengangkat tangan.
  6. Membaca shalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah takbir kedua, minimalnya adalah:
  7. ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALA MUHAMMAD. Lengkapnya adalah shalawat Ibrahimiyyah: ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALA MUHAMMAD WA ‘ALA AALI MUHAMMAD KAMAA SHOLLAITA ‘ALA IBROOHIM WA ‘ALA AALI IBROHIM, INNAKA HAMIDUN MAJIID. ALLAHUMMA BAARIK ‘ALA MUHAMMAD WA ‘ALA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALA IBROHIM WA ‘ALA AALI IBROHIMM INNAKA HAMIDUN MAJIID.
  8. Bertakbir ketiga sambil mengangkat tangan.
  9. Membaca doa kebaikan untuk jenazah setelah takbir ketiga, minimalnya adalah: ALLOHUMMAR-HAMHU (HAA).
  10. Bertakbir keempat sambil mengangkat tangan.
  11. Membaca doa setelah takbir keempat: ALLAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJROHU (HAA) WA LAA TAFTINNA BA’DAHU (HAA) WAGHFIRLANAA WA LAHU (HAA).
  12. Mengucapkan ke kanan dan ke kiri dengan ucapan: AS-SALAAMU ‘ALAIKUM WA ROHMATULLAH WA BARAKATUH.

 

Doa kebaikan kepada jenazah setelah takbir ketiga

Di antara yang bisa dibaca pada doa setelah takbir ketiga jika jenazah adalah laki-laki:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khil-hul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.

“Ya Allah! Ampunilah dia (jenazah) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim no. 963)

Catatan:

Jika jenazah adalah perempuan:

Allahummaghfirla-haa warham-haa wa ‘aafi-haa wa’fu ‘an-haa wa akrim nuzula-haa, wa wassi’ madkhola-haa, waghsil-haa bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-haa minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-haa daaron khoirom min daari-haa, wa ahlan khoirom min ahli-haa, wa zawjan khoirom min zawji-haa, wa ad-khil-hal jannata, wa a’idz-haa min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.

Jika jenazah jumlahnya banyak:

Allahummaghfirla-hum warham-hum wa ‘aafi-him wa’fu ‘an-hum wa akrim nuzula-hum, wa wassi’ madkhola-hum, waghsil-hum bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-him minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hum daaron khoirom min daari-him, wa ahlan khoirom min ahli-him, wa zawjan khoirom min zawji-him, wa ad-khil-humul jannata, wa a’idz-hum min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.

 

Doa khusus untuk jenazah anak kecil

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا فَرَطًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا

Allahummaj’ahu lanaa farothon wa salafan wa ajron

“Ya Allah! Jadikan kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal baik serta pahala buat kami”. (HR. Bukhari secara mu’allaq -tanpa sanad- dalam Kitab Al-Janaiz, 65 bab Membaca Fatihatul Kitab Atas Jenazah 2: 113)

 

Doa shalat jenazah setelah takbir keempat

اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّ بَعْدَهُ وَاغْفِرْلَناَ وَلَهُ

Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu

“Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia”.

Catatan:

Jika jenazah adalah perempuan:

Allahumma laa tahrimnaa ajro-haa wa laa taftinnaa ba’da-haa waghfir lanaa wa la-haa.

Jika jenazah jumlahnya banyak:

Allahumma laa tahrimnaa ajro-hum wa laa taftinnaa ba’da-hum waghfir lanaa wa la-hum.

 

Keutamaan Shalat Jenazah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ  . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ  مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ

Barang siapa yang menghadiri prosesi jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barang siapa yang menghadiri prosesi jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari, no. 1325 dan Muslim, no. 945)

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ. قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ « أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ.

Barang siapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qiroth. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qiroth.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?” “Ukuran paling kecil dari dua qiroth adalah semisal gunung Uhud”, jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim, no. 945)

 

Aturan Shalat Jenazah

  • Tidak boleh menyolatkan jenazah kafir.
  • Siapa saja yang mati bunuh diri selama dia itu muslim, maka tetap dimandikan, dikafani, dishalatkan, dan dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. Dia itu tetap muslim, walau berdosa dan bukanlah kafir.
  • Shalat jenazah boleh dilakukan secara berjamaah, boleh juga sendirian, baik jamaah laki-laki maupun perempuan.
  • Makmum masbuk (yang telat) untuk shalat jenazah: (a) jika masuk di takbir ketiga (misalnya), berarti ia dianggap berada di takbir pertama, tetap membaca surah Al-Fatihah, (b) jika imam salam, ia tinggal menyempurnakan yang kurang.

 

Baca juga:

 

Demikianlah penjelasan tentang “Tata Cara Shalat Jenazah” ini mencakup berbagai rukun dan sunnah yang penting untuk dipahami agar kita bisa melaksanakan ibadah ini dengan sempurna. Dengan memahami niat, takbir, bacaan doa, dan keutamaan shalat jenazah, semoga setiap muslim dapat melaksanakannya dengan benar dan khusyuk. Semoga artikel ini bermanfaat sebagai panduan dalam menjalankan shalat jenazah.

 

 

Referensi:

Al-Imtaa’ bi Syarh Matn Abi Syuja’ fi Al-Fiqh Asy-Syafii. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh Hisyam Al-Kaamil Haamid. Penerbit Daar Al-Manaar.

 

Ditulis @ Makkah Al-Mukarramah, 16 Dzulhijjah 1445 H (22 Juni 2024)

Oleh: Dr. Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button