Tafsir Al Qur'an

Renungan Ayat #32: Pelajaran dari Sapi Betina (Al-Baqarah) dan Kasus Pembunuhan di Tengah Bani Israil

Sudah tahu cerita tentang sapi betina, maksud dari surah Al-Baqarah? Apa saja pelajaran dari kisah itu?

 

Kisah ini sebelumnya sudah pernah dibahas di tulisan kami di RumayshoCom. Kali ini pembahasan dari tinjauan ayat Al-Qur’an dan faedah menarik di dalamnya.

Baca juga: Kisah Al-Baqarah, Sapi Betina di Zaman Nabi Musa

 

Di antara bentuk kejahatan Bani Israil adalah mereka mendustakan para nabi mereka. Mereka menyelisihi para nabi tersebut. Mereka tidak mau menjalankan perintah dalam wahyu. Mereka benar-benar melakukan penentangan.

 

Quran Surah Al-Baqarah ayat 67

وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تَذْبَحُوا۟ بَقَرَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۖ قَالَ أَعُوذُ بِٱللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

Arab-Latin: Wa iż qāla mụsā liqaumihī innallāha ya`murukum an tażbaḥụ baqarah, qālū a tattakhiżunā huzuwā, qāla a’ụżu billāhi an akụna minal-jāhilīn

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”.” (QS. Al-Baqarah: 67)

Perintah untuk menyembelih sapi itu dikarenakan adanya kasus pembunuhan di tengah Bani Israil. Ketika mereka kembali ke nabi mereka, mereka meminta kepadanya agar diturunkan wahyu terkait kasus pembunuhan ini. Lantas Allah memerintahkan mereka untuk menyembelih sapi betina. Bani Israil menganggap bahwa hal itu ejekan. Inilah kebodohan dan itu tanda mereka begitu kurang beradab kepada nabi mereka. Nabi mereka lantas berkata bahwa ia berlindung kepada Allah dari orang jahil. Orang jahil adalah yang berbicara tanpa ada faedah dan mengejek yang lain.

Faedah dari ayat ini

  1. Hukum asal perintah adalah wajib dan segera dikerjakan.
  2. Sebagian perintah kadang tidak diketahui hikmahnya. Tugas seorang hamba hanya pasrah dan patuh pada perintah tersebut.
  3. Ayat ini menunjukkan jeleknya adab Bani Israil pada nabi mereka.
  4. Mengejek orang lain termasuk kebodohan.
  5. Nabi Musa ‘alaihis salam meminta perlindungan kepada Allah ketika disakiti oleh kaumnya.
  6. Nabi Musa ‘alaihis salam sangat sabar ketika disakiti oleh kaumnya.
  7. Para pendakwah hendaklah menyandarkan perintah dan larangan kepada Allah, bukan dirinya yang memerintah dan melarang karena jika dikatakan bahwa Allah yang memerintah dan melarang pasti mudah diterima, jiwa pun tenang.
  8. Ketika menyampaikan hukum Allah tidak boleh dalam keadaan bercanda.
  9. Menyembelih sapi betina (disebut: dzabh) lebih afdal dibanding melakukan nahr (menyembelih seperti unta).
  10. Rujukan manusia ketika mendapati problem adalah para nabi, sedangkan yang mewariskan ilmu para nabi adalah para ulama.

 

Catatan: Untuk hewan yang lehernya panjang seperti unta dan kuda, dengan cara nahr, yaitu menyembelih pada labbah (leher bawah). Selainnya yang lehernya pendek, dengan cara dzabh, yaitu menyembelih pada halq (leher atas). Syaratnya adalah terpotong saluran nafas (hulquum) dan saluran makan (marii’). Yang sempurna dalam penyembelihan adalah memotong hulquum, marii’, dan wadajaan (vena dan arteri, yaitu saluran tempat lewatnya darah dari tubuh ke jantung dan dari jantung ke tubuh).

Bahasan dzabh dan nahr dijelaskan dalam buku Penerbit Rumaysho “Fikih Qurban, Aqiqah, dan Sunnah Saat Bayi Lahir”, silakan pesan di: Rumaysho Store: wa.me/6285200171222; Tokopedia: rumayshostore official; Shopee: rumayshostore1.

 

Quran Surah Al-Baqarah ayat 68

قَالُوا۟ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَ ۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا فَارِضٌ وَلَا بِكْرٌ عَوَانٌۢ بَيْنَ ذَٰلِكَ ۖ فَٱفْعَلُوا۟ مَا تُؤْمَرُونَ

Arab-Latin: Qālud’u lanā rabbaka yubayyil lanā mā hiy, qāla innahụ yaqụlu innahā baqaratul lā fāriḍuw wa lā bikr, ‘awānum baina żālik, faf’alụ mā tu`marụn

Mereka menjawab: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu”. Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu“.” (QS. Al-Baqarah: 68)

Faedah dari ayat ini

  1. Menyembelih sapi betina adalah suatu yang serius, itu adalah wahyu dari Allah.
  2. Mempersulit dalam menjalankan hukum sama saja dengan menyulitkan diri sendiri.
  3. Allah memerintahkan untuk menyembelih sapi betina dengan lafaz mutlak yang tak perlu adanya penjelasan lagi karena maknanya sudah jelas.
  4. Dalam penyembelihan, pemilihan hewan adalah yang awsath (pertengahan), tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

 

Quran Surah Al-Baqarah ayat 69

قَالُوا۟ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوْنُهَا ۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَآءُ فَاقِعٌ لَّوْنُهَا تَسُرُّ ٱلنَّٰظِرِينَ

Arab-Latin: Qālud’u lanā rabbaka yubayyil lanā mā launuhā, qāla innahụ yaqụlu innahā baqaratun ṣafrā`u fāqi’ul launuhā tasurrun-nāẓirīn

Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya”. Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya”.” (QS. Al-Baqarah: 69)

Faedah dari ayat ini

  1. Warna hewan qurban yang satu lebih utama dari yang lain. Hewan qurban dengan warna mendekati putih (putuh menuju merah) lebih afdal daripada hewan qurban dengan warna hitam.
  2. Warna kuning itu termasuk warna indah. Sehingga wanita yang sedang berduka tidak boleh mengenakan pakaian warna kuning.

 

Quran Surah Al-Baqarah ayat 70

قَالُوا۟ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَ إِنَّ ٱلْبَقَرَ تَشَٰبَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّآ إِن شَآءَ ٱللَّهُ لَمُهْتَدُونَ

Arab-Latin: Qālud’u lanā rabbaka yubayyil lanā mā hiya innal-baqara tasyābaha ‘alainā, wa innā in syā`allāhu lamuhtadụn

Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)”.” (QS. Al-Baqarah: 70)

Faedah dari ayat ini

  1. Ketika Bani Israil menyakiti dan menyusahkan nabinya, Allah pun membuat mereka susah. Itulah AL-JAZA’ MIN JINSIL ‘AMAL, balasan itu sesuai dengan amal perbuatan.
  2. Tidak perlu bertanya pada sesuatu yang sudah jelas yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Itu dianggap main-main dan tanatthu‘ (pertanyaan melampaui batas dan memberatkan perkara).
  3. Hidayah itu datang karena kehendak Allah.

Baca juga: Empat Tingkatan Hidayah Menurut Imam Ibnul Qayyim

 

Quran Surah Al-Baqarah ayat 71

قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا ذَلُولٌ تُثِيرُ ٱلْأَرْضَ وَلَا تَسْقِى ٱلْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لَّا شِيَةَ فِيهَا ۚ قَالُوا۟ ٱلْـَٰٔنَ جِئْتَ بِٱلْحَقِّ ۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا۟ يَفْعَلُونَ

Arab-Latin: Qāla innahụ yaqụlu innahā baqaratul lā żalụlun tuṡīrul-arḍa wa lā tasqil-ḥarṡ, musallamatul lā syiyata fīhā, qālul-āna ji`ta bil-ḥaqqi fa żabaḥụhā wa mā kādụ yaf’alụn

Musa berkata: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya”. Mereka berkata: “Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya”. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.” (QS. Al-Baqarah: 71)

Faedah dari ayat ini

  1. Akad salam untuk hewan dibolehkan menurut sebagian ulama. Akad salam adalah uang diserahkan terlebih dahulu secara utuh dalam majelis akad, lalu hewan tersebut sudah dijamin akan hadir sesuai sifat yang diinginkan. Penjual menjamin hewan tersebut hadir pada waktu yang sudah ditentukan.
  2. Sebenarnya agama ini mudah, tetapi manusia yang malah memberat-beratkannya.
  3. Para dai hendaklah mempelajari keadaan jamaah yang dihadapi karena ada di antara itu yang memang sulit diatur.
  4. Hendaklah setiap mukmin menjalankan perintah dengan rida dan sukarela. Orang munafik memilliki sifat malas dan terpaksa saat menjalankan perintah.

Allah menyebutkan tentang sifat orang munafik,

وَلَا يَأْتُونَ ٱلصَّلَوٰةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَٰرِهُونَ

Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (QS. At-Taubah: 54)

5. Bani Israil itu tak berilmu (jahil). Mereka kurang beradab kepada nabi mereka. Karena mereka mengatakan bahwa: Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya. Artinya, sebelumnya, mereka masih penuh keraguan. Padahal Nabi Musa ‘alaihis salam telah menjelaskan dengan sangat jelas sedari awal.

 

Quran Surah Al-Baqarah ayat 72

وَإِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَٱدَّٰرَْٰٔتُمْ فِيهَا ۖ وَٱللَّهُ مُخْرِجٌ مَّا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ

Arab-Latin: Wa iż qataltum nafsan faddāra’tum fīhā, wallāhu mukhrijum mā kuntum taktumụn

Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.” (QS. Al-Baqarah: 72)

Kemudian Allah menjelaskan tentang sebab perintah menyembelih sapi betina. Inilah yang sebenarnya menjadi awal kisah. Karena hal ini untuk mengungkap kasus pembunuhan yang belum diketahui siapa pembunuhnya. Mereka mendatangi Nabi Musa supaya beliau bisa mengungkap siapa pembunuhnya. Maka Nabi Musa memerintahkan untuk menyembelih sapi betina. Yang telah dibunuh itu kemudian hidup kembali atas perintah Allah, lantas ia mengabarkan siapa sebenarnya yang membunuh dirinya.

Faedah dari ayat ini

  1. Allah pasti akan mengungkap segala yang tersembunyi.
  2. Allah mengetahui yang tampak maupun yang tersembunyi, semuanya sama di sisi Allah. Oleh karena itu, hendaklah kita berhati-hati terhadap maksiat yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.
  3. Tindak kejahatan yang samar perlu dipecahkan secara serius sehingga bisa mengungkap kasus sebenarnya sehingga tidak menjadi ujian dan salah.
  4. Keberhasilan dalam mengungkap suatu rahasia dalam kasus kriminal adalah suatu nikmat.

Baca juga: Orang yang Bermaksiat Kala Sepi

 

Quran Surah Al-Baqarah ayat 73

فَقُلْنَا ٱضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا ۚ كَذَٰلِكَ يُحْىِ ٱللَّهُ ٱلْمَوْتَىٰ وَيُرِيكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Arab-Latin: Fa qulnaḍribụhu biba’ḍihā, każālika yuḥyillāhul-mautā wa yurīkum āyātihī la’allakum ta’qilụn

Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!” Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.” (QS. Al-Baqarah: 73)

Kemudian Allah menyebutkan faedah dari menyembelih sapi betina dan kaitannya dengan pengungkapan pembunuhan. Pukullah mayat itu dengan sebagian anggota tubuh sapi betina. Lalu tidak dijelaskan apa maksudnya, apakah dipukul dengan kepala, paha, lidah, atau selainnya. Jika memang ada faedah untuk penentuan seperti itu, tentu Allah akan jelaskan. Karena Allah itu Maha Pemurah (Karim), Allah tak mungkin menahan sesuatu yang ada faedah di dalamnya.

Kemudian yang terbunuh menjadi hidup ketika dipukul dengan bagian dari sapi betina, itulah mukjizat. Seharusnya hal ini bisa diambil pelajaran.

Dalam pembicaraan, hal yang sudah dipahami dihapus, yaitu memukul dengan sebagian anggota tubuh sapi betina. Lantas yang terbunuh tersebut hidup dengan izin Allah. Kemudian yang sudah mati tersebut mengungkap siapa pembunuh sebenarnya. Lalu ada tafsiran yang menyebutkan bahwa ia hidup lantas mati kembali setelah itu.

Allah mengingatkan bahwa “Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati” Sebagaimana Allah mampu untuk menghidupkan yang telah mati ini. Pada hari kiamat nanti, Allah mampu membangkitkan manusia sebagaimana dihidupkannya kembali yang mati ini yang disaksikan oleh Bani Israil. Allah mampu membangkitkan yang sudah mati dengan satu kalimat sebagaimana disebutkan dalam ayat,

مَّا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَٰحِدَةٍ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌۢ بَصِيرٌ

Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Luqman: 28)

لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Hal ini supaya kalian mengerti bahwa Allah dengan ayat kauniyyah dan syariyyah tentang kuasa Allah.

Faedah dari ayat ini

  1. Termasuk menyusah-nyusahkan diri adalah membicarakan sesuatu yang didiamkan yang tak ada faedahnya. Seperti menanyakan menanyakan nama anjing Ashabul Kahfi, warna anjingnya; menanyakan mengenai pemuda yang dibunuh oleh Khidir; menanyakan mengenai jenis kayu dari perahu Nabi Nuh ‘alaihis salam, berapa panjang dan lebar perahunya, berapa tingkat. Di mana ini semua tidak ada faedahnya untuk dibahas dan tidak ada dalil yang membicarakan hal yang ditanyakan tersebut. Syaikh Al-Amin Asy-Syintiqhi berkata dalam kitab beliau Adhwa’ Al-Bayan (3:226), “Di dalam Al-Qur’an Al-‘Azhim, banyak hal yang Allah tidak jelaskan rinci pada kita, begitu pula tidak jelaskan secara detail oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada pula dalil yang menjelaskannya sama sekali. Maka kita tak perlu membahasnya karena tak ada manfaat.” Dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan. tiga kali, “Celakalah orang yang menyusah-nyusahkan diri (mutanatthi’un.”
  2. Ayat-ayat ini adalah bantahan untuk orang yang mengingkari hari pembalasan.
  3. Bani Israil yang menyaksikan kisah ini awalnya berada dalam tingkatan ilmu yakin menjadi tingkatan ‘ainul yakin (benar-benar menyaksikan). Mereka memang meyakini adanya hari berbangkit, yang mati bisa dihidupkan kembali. Namun, mereka ingin melihatnya secara langsung.
  4. Hendaklah kita fokus pada makna kisah, bukan sibuk membahas bagian-bagian yang tidak sesuai maksud sehingga memberat-beratkan diri.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS. Al-Isra’: 36)

 

Faedah dari dihidupkannya mayit dengan cara seperti yang disebutkan dalam ayat padahal Allah bisa saja menghidupkan yang mati langsung seketika itu juga

  1. Memukul bagian sapi betina yang itu suatu yang mati pada mayit menunjukkan kuasa Allah, sehingga bisa diambil pelajaran oleh Bani Israil.
  2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan penyembelihan sapi (yaitu qurban) sebagai tambahan ketaatan kepada Allah dan itu bentuk tawasul kepada-Nya.
  3. Menghilangkan pemahaman yang masih mengagungkan anak sapi sehingga disembah.
  4. Pemilik sapi jika ia miskin atau yatim, jika sapi itu dibeli oleh yang lain, ia bisa mendapatkan harta yang banyak.
  5. Adanya berkah karena menjalankan perintah Allah walaupun logika kita tidak masuk ketika menjalankannya. Hikmahnya adalah banyak faedah yang diperoleh, menunjukkan kepatuhan, bertambahnya iman, dan melihat berbagai keajaiban.
  6. Melakukan sebab untuk mengungkap hakikat sesuatu termasuk mengungkap suatu kejahatan kriminal.

 

Referensi:

Tafsir Az-Zahrawain. Cetakan pertama, Tahun 1437 H. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid. Penerbit Obekan.

 

 

 

Mulai ditulis pada Malam 2 Ramadhan 1445 H, 12 Maret 2024 s.d. 7 Ramadhan 1445 H, 18 Maret 2024

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal 

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button