Keluarnya Madzi Tidak Membatalkan Puasa
Seperti kita ketahui bersama dalam beberapa penjelasan yang telah lewat di rumaysho.com bahwa jika seseorang mengeluarkan mani dengan sengaja atau mencumbu istrinya lantas keluar mani, maka puasanya batal. Namun sekarang masalahnya, bagaimana jika yang keluar cuma madzi? Apakah sama juga membatalkan puasa?
Bedakan Dulu Mani, Madzi dan Wadi
Sebagaimana dijelaskan oleh ulama Syafi’iyah, mani bisa dibedakan dari madzi dan wadi dengan melihat ciri-ciri mani yaitu: (1) baunya khas seperti bau adonan roti ketika basah dan seperti bau telur ketika kering, (2) keluarnya memancar, (3) keluarnya terasa nikmat dan mengakibatkan futur (lemas). Jika salah satu syarat sudah terpenuhi, maka cairan tersebut disebut mani. Wanita sama halnya dengan laki-laki dalam hal ini. Namun untuk wanita tidak disyaratkan air mani tersebut memancar sebagaimana disebutkan oleh An Nawawi dalam Syarh Muslim dan diikuti oleh Ibnu Sholah.[1] Ada ciri-ciri lainnya yang disebutkan oleh para ulama, yaitu cairan mani itu tebal mirip wadi.[2]
Wadi adalah sesuatu yang keluar sesudah kencing pada umumnya, berwarna putih, tebal mirip mani, namun berbeda kekeruhannya dengan mani. Wadi tidak memiliki bau yang khas.
Sedangkan madzi adalah cairan berwarna putih, tipis, lengket, keluar ketika bercumbu rayu atau ketika membayangkan jima’ (bersetubuh) atau ketika berkeinginan untuk jima’. Madzi tidak menyebabkan lemas dan terkadang keluar tanpa terasa yaitu keluar ketika muqoddimah syahwat. Laki-laki dan perempuan sama-sama bisa memiliki madzi.[3]
Mani itu suci, sedangkan madzi dan wadi itu najis. Jika keluar mani, wajib untuk mandi. Sedangkan jika yang keluar adalah madzi dan wadi, cukup berwudhu.
Mencumbu Istri Lantas Keluar Mani
An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa bercumbu atau mencium istri tidak membatalkan puasa selama tidak keluar mani”.[4]
Dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah disebutkan, “Jika seorang yang berpuasa mencium istirnya lantas keluar mani, maka batal puasanya karena maninya keluar dengan jalan mencumbu. Mencumbu di sini hampir mirip dengan jima’ (berhubungan badan) karena sama-sama menunaikan syahwat.”[5]
Keluar Madzi Ketika Puasa
Lantas bagaimana ketika mencumbu istri, lantas yang keluar adalah madzi?
An Nawawi rahimahullah mengatakan,
لو قبل امرأة وتلذذ فأمذى ولم يمن لم يفطر عندنا بلا خلاف
“Jika seseorang mencium istrinya dan terasa nikmat, lantas keluar madzi dan bukan mani, maka puasanya tidak batal. Inilah pendapat kami, ulama Syafi’iyah, tanpa ada perselisihan sama sekali di antara kami.”[6]
Dalam Al Ikhtiyarot, Ibnu Taimiyah rahimahullah berpendapat,
ولا يفطر بمذي بسبب قبلة أو لمس أو تكرار نظر وهو قول أبي حنيفة والشافعي وبعض أصحابنا
“Puasa tidaklah batal jika keluar madzi karena sebab mencium, menyentuh atau berulang kali memandang istri. Inilah pendapat Abu Hanifah, Asy Syafi’i dan sebagian ulama Hambali.”[7]
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah ditanya, “Bagaimana dengan seseorang yang mencumbu istrinya sedangkan ia dalam keadaan berpuasa, lantas keluar madzi? Apa hukum puasanya?”
Jawab beliau rahimahullah, “Jika seseorang mencumbu istrinya lantas keluar madzi, puasanya tetap sah. Dia sama sekali tidak kena hukuman apa pun. Inilah pendapat terkuat menurut kami dari berbagai pendapat ulama yang ada. Alasannya, karena tidak adanya dalil yang menunjukkan bahwa keluarnya madzi membatalkan puasa. Dan tidak tepat dimisalkan dengan mani. Karena madzi masih lebih ringan dibanding mani. Pendapat ini juga dipilih dalam madzhab Syafi’i, Abu Hanifah dan dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Disebutkan dalam Al Furu’, “Inilah pendapat terkuat”. Begitu pula disebutkan dalam Al Inshof, “Inilah pendapat yang tepat”.”[8]
Jadi kesimpulannya, jika seseorang mencumbu istri lantas yang keluar madzi, maka puasanya tetap sah. Jika keluar mani saat mencumbu istri, para ulama sepakat puasanya batal.
Demikian sajian singkat yang bisa kami sampaikan. Artikel ini adalah sebagai jawaban dari beberapa pertanyaan yang sampai pada kami. Semoga bermanfaat.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Diselesaikan di Panggang-GK, 12 Ramadhan 1431 H (21 Agustus 2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com
Baca Juga:
[1] Lihat Kifayatul Akhyar fii Halli Ghoyatil Ikhtishor, Taqiyuddin Abu Bakr Asy Syafi’i, hal. 64, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, tahun 1422 H. [2] Sebagaimana dijelaskan dalam fatwa Al Lajnah Ad Daimah ketika menjelaskan wadi dan madzi. [3] Lihat Fatawa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’, 5/383, pertanyaan kedua dari fatwa no.4262, Mawqi’ Al Ifta’ [4] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/215. [5] Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, index “Mani”, point 8, 2/14565 [6] Al Majmu’, Yahya bin Syarf An Nawawi, Mawqi’ Ya’sub, 6/323. [7] Al Ikhtiyarot, Ibnu Taimiyah, Asy Syamilah, hal. 96. [8] Majmu’ Fatawa Ibni ‘Utsaimin, 19/236.
Ustadz, gimana hukumnya ketika di bulan ramadhan waktu malam bermimpi basah dan tau” bangun udah hampir imsak. apa kita harus mandi besar dulu atau langsung sahur berniat puasa ramadhan.
bagaimana penjelasan nya dan gimana hukum nya ustadz.??
Ustaz…lau kite melancap di siang hari ramadhan…tetapi keluar madzhi bukan mani…apakah hukumnya?????
Assalamu `alaikum….subhanallah, sungguh banyak pembelajaran y berharga jika kita semua benar2 mencarinya….maha suci allah y mengatur segala sesuatunya se detail
itu….terimakasih.. sudah memberikan informasi ini,.. salam kenal…
alhamdulilah sunguh besar manfaat arikel ini bagi saya …jadi saya gak ragu lagi untuk berpuasa apa bila keluar cairan mazdi .. terimakasi …
Assalamu ‘alaikum,
saya mau bertanya, saya laki- laki yang mudah mengeluarkan madzi, bahkan hanya dengan berbicara dengan lawan jenis, biasanya sebelum sholat, saya cek pakaian dalam saya, jika ada madzi disitu, saya cuci pakaian dalam saya dan bagian yg terkena madzi serta kemaluan saya, kemudian berwudhu dan sholat, karena madzi keluarnya tidak terasa, pasti saya hilangkan rasa was- was keluarnya madzi tersebut sehingga saya selesaikan sholat sampai selesai, kemudian saya cek lagi pakaian dalam saya dan saya dapati ada madzi disitu, karena saya sadar wudhu saya sudah batal, saya lakukan lagi proses cuci pakaian dalam, dan kemaluan saya kemudian berwudhu dan ulangi sholat yang saya tau tadi wudhu nya batal ketika (mungkin) ditengah2 sholat. Kemudian setelah ulangi sholat sampai selesai, saya cek lagi, eh keluar lagi madzi nya, kemudian saya ulangi terus proses ini, kadang2 saya sampai ulangi sholat sampai empat atau lima kali atau lebih. sehingga saya merasa kecapekan sendiri menjalaninya, biasanya kalo tau seperti itu, karena waktu sholat masih agak lama, saya tunggu saja sekitar 30 menit sampe satu jam baru kemudian ulangi sholat supaya yakin tidak ada madzi yang keluar karena yang saya tau madzi keluarnya tidak terasa.
Pak, menyikapi permasalahan yang terjadi pada saya, apa ada solusi yang lebih mudah daripada yang saya lakukan diatas? karena sering hal ini mengganggu pekerjaan saya, atau ketika sedang berpergian bersama banyak orang sering mengganggu jadwal karena harus menunggu saya yg terlambat (mereka tidak tau ketika saya harus mengulang2 sholat seperti itu). terima kasih pak atas jawabannya.
Wassalamu ‘alaikum.
wa’alaikumussalam.. saya juga pernah mengalami keadaan seperti anda,,,, terus terang itu sangat melelahkan bagi saya…. saya pernah mempelajari hal seperti ini… apabila kita sedang sholad..dengan khusyuk/ atau tidak merasa keluar madzi…. tapi saat sholad keluar… (sholadnya sah)….