Shalat

Sekali Lagi Tentang Hukum Berdo’a Sesudah Shalat

Alhamdulillah, wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’in. Berikut kami bawakan fatwa lainnya dari para ulama mengenai hukum berdo’a sesudah shalat sebagai kelanjutan dari artikel serupa di web ini. Semoga bermanfaat.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin –rahimahullah- pernah ditanya mengenai hukum berdo’a setelah shalat (setelah salam, pen), beliau –rahimahullah- menjawab :

Berdo’a setelah shalat, jika do’a tersebut ditujukan untuk menambal (menutup) kekurangan dalam shalat, maka do’a semacam ini disyari’atkan. Di antara yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah setelah salam mengucapkan istighfar sebanyak tiga kali yaitu : astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah (maknanya adalah ‘aku memohon ampun pada Allah’)[1].

Adapun jika tujuan do’a tersebut selain daripada ini, maka lebih utama do’a tersebut dilakukan sebelum salam. Hal ini berdasarkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Abdullah bin Mas’ud, “Kemudian terserah  ia memilih do’a yang ia inginkan (lalu dia berdo’a dengannya).”[2]

Tidaklah tepat jika seseorang selesai dari shalatnya dia lalu berdo’a. Namun yang lebih tepat adalah seseorang memanjatkan do’a ketika dia sedang bermunajat kepada Allah yaitu ketika di dalam shalat. Oleh karena itu, bukanlah termasuk petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seseorang berdo’a setelah salam dari shalat kecuali jika itu adalah untuk menambal (menutup) kekurangan yang ada dalam shalat (sebagaimana bacaan istigfar yang dijelaskan tadi, pen).

Memang terdapat riwayat yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a setelah shalat wajib dan bukan shalat sunnah, namun setahu kami ini cuma dilakukan sekali saja. … Namun ini dilakukan karena ada sebab (yaitu untuk menakut-nakuti orang kafir Quraisy).

[Liqo’at Al Bab Al Maftuh, kaset no. 32]

Syaikh Ibnu Utsaimin –rahimahullah- juga pernah ditanya, “Sebagian orang setelah menunaikan shalat fardhu mengangkat kedua tangannya untuk berdo’a. Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini?”

Beliau –rahimahullah- menjawab :

Do’a setelah salam tidak termasuk petunjuk (ajaran) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena Allah Ta’ala berfirman,

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), berdzikirlah pada Allah.” (QS. An Nisa’ [4] : 103)

Hal ini dikecualikan untuk satu kondisi yaitu shalat istikhoroh. Karena mengenai shalat istikhoroh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika kalian bertekad melakukan suatu perkara, maka kerjakanlah shalat dua raka’at lalu berdoalah … .”[3] Maka dalam shalat istikhoroh, do’anya terletak sesudah mengerjakan shalat dua raka’at.

Adapun shalat selain shalat istikhoroh, maka tidak termasuk petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berdo’a setelah shalat, baik dengan mengangkat tangan ataupun tidak, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah. Karena Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk berdzikir (bukan berdo’a, pen) setelah selesai menunaikan shalat. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), berdzikirlah pada Allah.” (QS. An Nisa’ [4] : 103)

Dapat pula diperhatikan dalam surat Al Jumu’ah,

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan berdzikirlah pada Allah sebanyak-banyaknya.” (QS. Al Jumu’ah : 10)

Oleh karena itu dapat kita katakan bahwa apabila engkau ingin berdo’a kepada Allah, maka berdo’alah kepada-Nya sebelum salam. Hal ini karena dua alasan :

Alasan pertama : Inilah yang diperintahkan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membicarakan tentang tasyahud, “Jika kalian selesai (dari tasyahud), maka pilihlah do’a yang kalian suka berdo’a dengannya.”

Alasan kedua : Jika engkau berada dalam shalat, maka berarti engkau sedang bermunajat kepada Rabbmu. Jika engkau telah selesai mengucapkan salam, berakhir pula munajatmu tersebut. Lalu manakah yang lebih afdhol (lebih utama), apakah meminta pada Allah ketika bermunajat kepada-Nya ataukah setelah engkau berpaling (selesai) dari shalat? Jawabannya, tentu yang pertama yaitu ketika engkau sedang bermunajat kepada Rabbmu.

Adapun ucapan dzikir setelah menunaikan shalat (setelah salam) yaitu ucapan astagfirullah sebanyak 3 kali. Ini memang do’a, namun ini adalah do’a yang berkaitan dengan shalat. Ucapan istighfar seseorang sebanyak tiga kali setelah shalat bertujuan untuk menambal kekurangan yang ada dalam shalat. Maka pada hakikatnya, ucapan dzikir ini adalah pengulangan dari shalat.

Lalu penanya tadi bertanya lagi : Wahai Syaikh, orang-orang tadi sering berdalil bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika selesai shalat Shubuh berpaling ke makmum lalu mengangkat kedua tangannya (untuk berdo’a). Apakah hadits tersebut shohih?

Syaikh –rahimahullah- menjawab : Hadits ini tidak diketahui periwayatannya. Jika pun ada, maka hadits ini adalah hadits yang lemah.

[Liqo’at Al Bab Al Maftuh, kaset no. 82]

Catatan:

Dalam Majmu’ Fatawa Ibnu Baz 11/168, Syaikh Ibnu Baz menjelaskan bahwa berdo’a tanpa mengangkat tangan dan tidak bareng-bareng (jama’i), maka tidaklah mengapa. Hal ini dibolehkan karena terdapat dalil bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a sebelum atau sesudah salam. Begitu juga untuk shalat sunnah boleh berdo’a setelahnya karena tidak ada dalil yang menunjukkan larangan hal ini walaupun dengan mengangkat tangan karena mengangkat tangan adalah salah satu sebab terkabulnya do’a. Mengangkat tangan tidak dilakukan selamanya, namun dilakukan hanya dalam beberapa keadaan saja karena tidak diketahui dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau selalu mengangkat tangan dalam setiap nafilah dan setiap perkara kebaikan.

Penutup

Sekali lagi kami tegaskan, masalah ini adalah masalah ijtihadiyah, yang masih terdapat perselisihan ulama di dalamnya. Namun demikianlah pendapat yang kami pilih dan lebih menenangkan hati kami. Kami pun masih menghormati pendapat lainnya dalam masalah ini. Silakan lihat tulisan sebelumnya di sini.

Alhamdulillah hilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.

Artikel www.rumaysho.com

Muhammad Abduh Tuasikal

Baca Juga:


[1] Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berpaling (selesai) menunaikan shalatnya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan ‘astagfirullah’ sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengucapkan ‘Allahumma antas salam wa minkas salam tabarokta yaa dzal jalali wal ikrom’. (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih, termasuk periwayat kitab shohih. Syaikh Al Albani dalam Al Kalamu Ath Thoyib mengatakan bahwa hadits ini shohih)

[2] Lafazh hadits yang dimaksudkan adalah :

ثُمَّ لِيَتَخَيَّرْ مِنْ الدُّعَاءِ بَعْدُ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ يَدْعُو بِهِ

“Kemudian terserah ia memilih do’a yang ia sukai untuk berdo’a dengannya.” (HR. An Nasa’i no. 1298. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan An Nasai mengatakan bahwa hadits ini shohih). Do’a ini dibaca setelah tasyahud, sebelum salam.

[3] Lafazh hadits yang dimaksudkan adalah :

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ

Jika kalian bertekad mengerjakan suatu perkara, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat wajib, lalu bacalah do’a : …” (HR. Bukhari no. 7390)

Artikel yang Terkait

35 Komentar

  1. @Imasopik : Supaya sholat khusyu senantiasakan membaca doa “ALLAHUMMA ‘A-INAA ‘ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIKA”… mohon koreksi bila terdapat kesalahan dalam redaksi penulisan saya. Semoga bermanfaat

    1. Artinya : “YA ALLAH TOLONGLAH KAMI DALAM BERZIKIR DAN BERSYUKUR KEPADA MU, DAN PERBAGUSLAH (PERBAIKILAH) AMALAN IBADAHKU KEPADA MU.”

    2. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
      يَا مُعَاذُ
      وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ
      أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍتَقُولُ
      اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
      “Wahai
      Mu’adz, Demi Allah saya benar-benar mencintaimu, Demi Allah saya
      benar-benar mencintaimu.” Lalu dia bersabda: “Aku wasiatkan kepadamu
      wahai Mu’adz, jangan sampai kau tinggalkan pada setiap selesai shalat,
      ucapkanlah: “Allahumma A’inni ‘ala Dzikrika wa Syukrika wa Husni
      ‘Ibadatika.” (Ya Allah, tolonglah aku dalam mengingatMu, bersyukur
      kepadaMu, dan kebaikan ibadah kepadaMu). (HR. Abu Daud, No. 1522. Imam
      Ahmad, No. 21103. Imam Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Kabir, No. 16532.
      Ibnu Hibban, No. 2054. Imam Ibnu Khuzaimah, Juz. 3, Hal. 223, No. 728.
      Imam Al Hakim, Al Mustdarak, No. 960. Katanya: Shahih sesuai syarat
      Bukhari-Muslim.)
      Doa sesudah Sholat Adalah Wujud kerendahan dan kelemahan seorang Hamba di hadapan tuhannya.

  2. asllkm…
    pa ustad sya mau naya ,klau pengen sholat yg husu gimana ya cara ya,trs setiap sya sholat pasti pikiran ya kemana aja,gitu aja pak ustad haturnuhun.

  3. Do’a sebelum dan sesudah sholat sedikit demi sedikit sudah mulai terbuka, tapi ada yang ingin ditanyakan masalah do’a dalam sebuah acara.., apakah hal ini diperbolehkan..?, apakah ada contoh dari Rasulullah..?

  4. Apabila setelah selesai membaca do’a dan sholawat nabi pada takhiyat akhir, apakah diperbolehkan menambahkan bacaan beberapa ayat dari alquran semisal surat al hasyr ayat 1-4, karena didalamnya terdapat asma’ul husna, kemudian baru membaca doa sapu jagad?

  5. maaf ustadz mohon saya dibenarkan bilah salah, sepengetahuan saya bukankah kita tidak boleh menambah atau mengurangi bacaan diwaktu sholat? bila saya berdoa dlm sholat berarti saya menambah bacaan sholat tadi, mohon pencerahannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button