Senang Berpecah Belah
Di antara karakter Jahiliyyah adalah senang bergolong-golongan dan berpecah belah, tidak ingin bersatu. Bersatu apa yang dimaksud? Yaitu bersatu di atas kebenaran. Jika sifat seorang muslim masih seperti itu, lebih mementingkan kesukuan, lebih mementingkan golongan daripada kesatuan Islam dan enggan berpegang pada kebenaran, maka sifat Jahiliyyah berarti masih tertanam pada dirinya.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyebutkan bahwa karakter Jahiliyyah ini disebutkan dalam ayat,
كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
“Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar Rum: 32). Kata beliau, perpecahan seperti ini juga bisa terjadi dalam urusan dunia. Mereka selalu menganggap golongannyalah yang paling benar.
Padahal Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam datang untuk menyatukan umat,
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.” (QS. Asy Syura: 13).
Kita pun dilarang untuk menyerupai umat sebelum kita yang berpecah belah. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka.” (QS. Ali Imran: 105).
Kita pun dilarang berpecah belah,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” (QS. Ali Imran: 103)
Guru kami, Syaikh Sholeh Al Fauzan berkata, “Perbedaan memang sudah jadi tabiat. Namun Allah sudah menunjuki dalam Al Qur’an dan As Sunnah bahwa jika terjadi perselisihan dan tidak diketahui manakah yang benar di antara yang ada, maka dikembalikan kepada kedua sumber rujukan tersebut. Jika didapati dalam dua sumber tersebut, itulah yang benar, maka itulah yang diikuti. Jika tidak benar, maka tentu ditinggalkan. Karena tujuan kita adalah mengikuti kebenaran, bukan sekedar mengikuti logika, tradisi atau guru. Sifat seorang muslim bukanlah demikian, namun kebenaran yang selalu ia cari. Di mana saja ia dapati kebenaran tersebut, itulah yang ia ambil.” (Syarh Masail Al Jahiliyyah, hal. 26).
Perbedaan (ikhtilaf) ada dua macam yaitu:
1- perbedaan yang tercela pada hal yang sudah ada dalil pasti dan tidak ada ruang berijtihad,
2- perbedaan yang masih dibolehkan karena perbedaan dalam memahami dalil dan dalam perkara yang ada ruang ijtihad di dalamnya. Lihat perkataan Syaikh Al Fauzan dalam Syarh Masail Al Jahiliyyah, hal. 28.
Hanya Allah yang memberi taufik.
Referensi:
Syarh Masailil Jahiliyyah, Syaikh Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, terbitan Darul Bashiroh.
—
Selesai disusun setelah ‘Ashar, 20 Sya’ban 1435 H
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom
—
Silakan dapatkan buku “Mengenal Bid’ah Lebih Dekat” karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal seharga Rp.13.000,- belum termasuk ongkir.
Segera pesan via SMS +62 852 00 171 222 atau BB 2A04EA0F atau WA +62 8222 604 2114. Kirim format pesan: buku bid’ah#nama pemesan#alamat#no HP#jumlah buku.
Apakah umat Islam sekarang ini sudah kembali ke jaman Jahillyyah lagi? Karena banyaknya keinginan untuk menganggap kelompoknya yang paling benar serta memamerkan perbedaan tersebut.
Semoga ustadz punya waktu untuk membahas golongan-golongan dalam Islam sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Rasullullah? Bagaimana caranya supaya kita menemukan golongan yang paling benar dan masuk ke dalamnya? Serta bagaimana caranya supaya menjembatani perbedaan diantara golongan-golongan tersebut?
Pelajarilah Al Quran dan As Sunnah dari para ulama, namun tdk fanatik, maka kita tahu kebenaran.
Semoga Allah memberi kita kemudahan untuk menuju jalan hidayah yg lurus.