Faedah Ilmu

Doa Paling Lengkap dalam Al-Qur’an: Dunia Bahagia, Akhirat Selamat (Doa Sapu Jagat)

Setiap orang pasti ingin hidupnya baik dan akhiratnya selamat. Islam mengajarkan satu doa singkat yang mencakup dua hal itu sekaligus. Doa ini sangat sering dibaca Nabi ﷺ dan mengandung makna tauhid, tawakal, dan harapan. Meski pendek, kandungannya sangat luas dan dalam. Inilah doa terbaik yang seharusnya terus kita panjatkan setiap hari.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

ROBBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH, WA FIL AAKHIROTI HASANAH, WA QINAA ‘ADZAABAN NAAR.

“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)

Allah ﷻ dalam kitab-Nya yang mulia, Adz-Dzikru Al-Ḥakīm, menjelaskan bahwa sebagian manusia memiliki cita-cita yang rendah. Mereka hanya menginginkan kenikmatan dunia semata, tanpa sedikit pun memperhatikan kehidupan setelah mati. Allah ﷻ berfirman:

فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ

“Di antara manusia ada yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia.’ Dan mereka tidak memperoleh bagian (apa pun) di akhirat.”

(QS. Al-Baqarah: 200)

Setelah itu, Allah memuji golongan yang lebih mulia: mereka yang memiliki cita-cita tinggi. Mereka memohon kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat sekaligus. Doa mereka dijadikan Allah sebagai bentuk pujian dalam Al-Qur’an. Ini adalah isyarat bagi kita untuk meneladani dan mengamalkannya secara terus-menerus. Kita diajari untuk selalu mengucapkannya sambil memahami kandungannya yang sangat padat meski singkat. Kalimatnya ringkas, namun maknanya sangat luas.

Mereka memulai doa itu dengan menyebut nama dan sifat Allah yang paling indah, yaitu:

رَبَّنَا

“Ya Rabb kami”.

Sapaan ini menunjukkan pengakuan bahwa Allah adalah Rabb seluruh makhluk. Pengakuan ini mencakup tauhid dalam rububiyyah, yang juga menuntut tauhid uluhiyyah. Mereka menggabungkan semua jenis tauhid secara tersirat dan tersurat. Dalam hati mereka, juga terlintas bahwa Allah adalah Rabb secara khusus bagi hamba-hamba-Nya yang saleh: yang Dia bimbing dengan lembut, Dia perbaiki urusan agama dan dunianya, dan Dia keluarkan dari kegelapan menuju cahaya.

Doa ini mencerminkan rasa butuh yang mendalam kepada Allah, sebab tak seorang pun mampu memperbaiki dirinya sendiri sepenuhnya. Hanya Allah yang mampu mengurus, memperbaiki, dan membimbing mereka.

Karena itu, ketika seorang hamba berdoa, seharusnya ia menghadirkan makna agung ini: bahwa Allah adalah Rabb seluruh makhluk dan juga Rabb yang khusus bagi para kekasih-Nya. Menghadirkan makna ini akan menumbuhkan rasa tunduk dan khusyuk, serta kelezatan dalam bermunajat dan berdoa yang tak tergantikan oleh apa pun dari kenikmatan dunia.

Lalu, mereka mengucapkan:

آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً

“Berikanlah kepada kami kebaikan di dunia.”

Kalimat ini sangat ringkas, namun mencakup seluruh kebaikan dunia yang diidamkan setiap insan: kesehatan, tempat tinggal yang nyaman, pasangan hidup yang salih/salihah, rezeki yang luas, ilmu yang bermanfaat, amal saleh, kendaraan yang menyenangkan, nama baik, dan berbagai kebahagiaan dunia lainnya. Semua itu tercakup dalam satu kata: ḥasanah (kebaikan).

Kemudian mereka melanjutkan dengan:

وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً

“Dan (berikanlah kepada kami) kebaikan di akhirat.”

Tak diragukan lagi bahwa ḥasanah terbesar di akhirat adalah surga. Siapa pun yang luput darinya, berarti ia telah kehilangan seluruh bentuk kebaikan. Tapi kebaikan akhirat tak hanya surga saja. Termasuk di dalamnya adalah rasa aman dari rasa takut luar biasa saat pengumpulan manusia di padang mahsyar, serta kemudahan dalam hisab (perhitungan amal).

Doa ini ditutup dengan permohonan paling mendasar dalam hidup:

وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Permintaan ini mengandung harapan agar Allah memudahkan sebab-sebab keselamatan dari neraka sejak di dunia, yakni dengan meninggalkan segala bentuk maksiat, syubhat, dan keharaman. Termasuk juga harapan agar tidak dimasukkan ke neraka karena dosa-dosa, atau jika sempat masuk, semoga Allah mengeluarkannya melalui syafaat.

Lalu Allah menyebut keutamaan orang-orang yang mengucapkan doa ini:

أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌۭ مِّمَّا كَسَبُوا۟ ۗ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ

“Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka usahakan, dan Allah Maha Cepat perhitungan-Nya.”

(QS. Al-Baqarah: 202)

Karena begitu sempurnanya doa ini—mencakup urusan dunia dan akhirat sekaligus—maka Rasulullah ﷺ pun paling sering mengucapkannya. Anas bin Malik radhiyallāhu ‘anhu berkata:

كَانَ أَكْثَرَ دُعَاءِ النَّبِيِّ ﷺ: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Doa yang paling sering dibaca oleh Nabi ﷺ adalah: ‘Ya Allah, berikanlah kami kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka.'”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Anas pun mengikuti teladan beliau. Ia tidak pernah meninggalkan doa ini dalam setiap doanya. Bahkan, suatu kali ada sahabat yang meminta agar Anas mendoakan mereka. Maka ia pun berdoa dengan lafaz ini, lalu berkata:

إِذَا آتَاكُمُ اللَّهُ ذَٰلِكَ فَقَدْ آتَاكُمُ الْخَيْرَ كُلَّهُ

“Jika Allah mengabulkan doa itu untuk kalian, sungguh Dia telah memberikan seluruh kebaikan untuk kalian.”

____

@ Perjalanan Gunungkidul – RS JIH Jogja, Selasa pagi – 21 Dzulhijjah 1446 H, 17 Juni 2025

Penulis: Dr. Muhammad Abduh Tuasikal 

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button