Shalat

Kapan Disebut Mendapati Shalat Berjamaah, Hukum Seputar Makmum Masbuk

Kapan seseorang disebut mendapati shalat berjamaah? Apakah mendapati rukuk ataukah sekadar mendapati shalatnya imam? Berikut pula diterangkan seputar hukum makmum masbuk.

 

 

Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al-‘Asqalani

Kitab Shalat

فَضْلُ صَلاَةِ الجَمَاعَةِ وَالإِمَامَةِ

Keutamaan Shalat Berjamaah dan Masalah Imam

Hadits #422

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا سَمِعْتُم الإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلاَةِ، وَعَلَيْكُمُ السَّكِينَةُ وَالْوَقَارُ، وَلاَ تُسْرِعُوا، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا،وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda, “Apabila engkau telah mendengar iqamah, maka berjalanlah menuju shalat dengan tenang dan sabar, dan jangan terburu-buru. Apa yang engkau dapatkan (bersama imam), kerjakanlah, dan apa yang tertinggal darimu, sempurnakanlah.” (Muttafaqun ‘alaih. Lafaz hadits ini menurut riwayat Al-Bukhari). [HR. Bukhari, no. 636 dan Muslim, no. 602]

 

Faedah hadits

  1. Hadits ini menunjukkan adab ketika menghadiri shalat berjamaah di masjid.
  2. Hendaklah orang yang shalat berjamaah menghadirinya dengan tenang dan sabar, tanpa tergesa-gesa.
  3. Apa yang didapati dari imam, hendaklah lakukan bersama imam. Apa yang luput dari imam, hendaklah menyempurnakannya. Menyempurnakan ini disebut dalam hadits dengan fa-atimmu, dalam riwayat lain disebut dengan faqdhuu, yang maknanya sama, yaitu menyempurnakan.

Pengertian qadha

Asal makna qadha’ adalah menyempurnakan sebagaimana disebutkan dalam dua ayat berikut ini.

فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَٰسِكَكُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ

Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu.” (QS. Al-Baqarah: 200)

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)

Adapun makna qadha’ adalah mengerjakan sesuatu yang luput atau telah lewat, itu adalah istilah para fuqaha’. Lihat Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram, 3:430.

Baca juga: Seputar Qadha’ Shalat

 

  1. Faedah mendatangi shalat dalam keadaan tenang adalah: (1) akan lebih mudah meraih thumakninah, tidak tergesa-gesa, dan mudah menggapai khusyuk dan tadabur, (2) orang yang berangkat ke masjid sudah berada dalam shalat, (3) banyak langkah ke masjid karena setiap langkah akan ditinggikan derajat.
  2. Jika telah iqamah, maka jangan tergesa-gesa menuju masjid. Hal ini berlaku juga untuk keadaan lainnya seperti sebelum dan sesudah iqamah.
  3. Hadits ini menunjukkan keutamaan shalat berjamaah bagi makmum yang mendapati imam. Dikatakan sudah mendapatkan keutamaan shalat berjamaah dengan mendapatkan satu bagian di dalam shalat walaupun kurang dari satu rakaat.
  4. Tetap sah mengikuti imam di keadaan apa pun yang didapati oleh makmum. Karena dalam hadits disebutkan, “Apa saja yang kalian dapati dalam shalat, sempurnakanlah.”
  5. Jika makmum masbuk mendapati imam, maka itulah awal shalat bagi makmum masbuk. Apa yang ia tambahkan setelah imam salam adalah akhir rakaat baginya.
  6. Jika seseorang mendapati shalat Maghrib atau Isyak dua rakaat, maka shalat yang tersisa dibaca sirr (lirih). Karena yang ia qadha’ atau yang ia sempurnakan adalah akhir shalat baginya.
  7. Jika mendapati satu rakaat shalat jahriyyah, maka rakaat kedua setelah itu tetap jahr (suara keras, selama tidak mengganggu sekitar), sedangkan rakaat yang tersisa adalah dengan sirr (lirih).
  8. Jika mendapati satu rakaat lalu imam salam, sedangkan makmum melanjutkan rakaat kedua, maka tetap membaca surah Al-Fatihah dan surah lainnya setelah itu. Sedangkan dua rakaat terakhir, hanya membaca surah Al-Fatihah saja.
  9. Jika seseorang mendapati imam hanya satu rakaat dari shalat yang tiga atau empat rakaat (masuk pada rakaat ketiga atau keempat), maka tasyahud awal dikerjakaan pada rakaat kedua yang makmum lakukan.
  10. Makmum yang mendapati imam dalam shalat jenazah, maka itu awal shalat baginya, lalu yang ia sempurnakan adalah bagian akhir baginya.

 

Lihat bahasan: Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram, 3:429-434 dan Fiqh Bulugh Al-Maram li Bayaan Al-Ahkaam Asy-Syar’iyyah, 2:49-50.

 

Baca juga: 

 

Referensi:

  • Fauzan, A. B. S. A. Minhah Al-’Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram, Juz III. Cet. III. Qahirah: Dar Ibn al-Jauzy, 2011.
  • Zuhaily, M. M. A. Fiqh Bulugh Al-Maram li Bayaan Al-Ahkaam Asy-Syar’iyyah, Juz II. Cet. I. Damaskus: Dar Al-Bayan, 2022.

 

Diselesaikan pada Malam Kamis, 2 Jumadal Ula 1445 H, 15 November 2023

@ Darush Sholihin Panggang Gunungkidul

Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button