Amalan

Allah Sangat Suka dengan Bacaan Alquran yang Bagus dan Enak Didengar

Allah itu sangat suka dengan yang bacaan Alquran yang bagus dan juga enak didengar.

 

Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Al-Fadhail (Kitab Keutamaan)

بَابُ اسْتِحْبَابِ تَحْسِيْنِ الصَّوْتِ بِالقُرْآنِ وَطَلَبِ القِرَاءَةِ مِنْ حَسَنِ الصَّوْتِ وَالاِسْتِمَاعِ لَهَا

Bab 182. Sunnahnya Memperindah Suara Ketika Membaca Alquran dan Meminta Orang Lain Membacanya Karena Suaranya yang Indah dan Mendengarkannya

 

Hadits #1004

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، يَقُوْلُ : (( مَا أَذِنَ اللهُ لِشَيءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ يَتَغَنَّى بِالقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

مَعْنَى (( أَذِنَ الله )) : أي اسْتَمَعَ ، وَهُوَ إشَارَةٌ إِلَى الرِّضَا والقَبولِ .

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Allah tidak pernah mendengarkan sesuatu seperti mendengarkan Nabi yang indah suaranya melantunkan Alquran dan mengeraskannya.’” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 7544 dan Muslim, no. 792]. Arti adzinallahu adalah Allah mendengarkan, dan ini adalah isyarat terhadap keridaan dan penerimaan Allah.

 

Faedah hadits

  1. Allah subhanahu wa ta’ala memberikan pahala yang besar kepada yang bacaan Alqurannya bagus.
  2. Dibolehkan memperbagus suara ketika membaca Alquran selama tidak menambah huruf atau menguranginya. Hukum memperbagus suara ketika membaca Alquran ini tidaklah makruh.
  3. Memperbagus bacaan Alquran akan membuat hati semakin lembut, air mata bisa menetes, dan anggota badan pun semakin khusyuk karena begitu suka mendengar suara bacaan Alquran yang bagus.
  4. Memperbagus bacaan Alquran di sini bukan berarti melagukan Alquran seperti lantunan lagu atau musik.

Aturan dalam melagukan Alquran harus memenuhi syarat berikut:

  • Tidak dilagukan dengan keluar dari kaedah dan aturan tajwid.
  • Huruf yang dibaca tetap harus jelas sesuai yang diperintahkan.
  • Tidak boleh serupa dengan lagu-lagu yang biasa dinyanyikan. (Lihat Bahjah An-Nazhirin, 1: 472)

 

Baca juga:

 

Referensi:

  • Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:210-211.
  • Nuzhah Al-Muttaqin Syarh Riyadh Ash-Shalihin min Kalaam Sayyid Al-Mursalim. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh Dr. Musthafa Al-Bugha, dkk. Penerbit Muassasah Ar-Risalah. hlm. 397.

 

Diselesaikan 16 Muharram 1445 H, 3 Agustus 2023 di perjalanan Pondok DS Panggang – Jogja

Muhammad Abduh Tuasikal 

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button