Zakat

Bolehkah Pengelola Zakat Menginvestasikan Harta Zakat?

Bagaimana hukum menginvestasikan zakat dari pengelola zakat?

 

Investasi harta zakat oleh pengelola zakat

Salah satu pendapat menyatakan bahwa boleh dikembangkan dengan catatan:

  1. Itu sisa dari kebutuhan fakir miskin
  2. Ada jaminan dari pihak pengelola

Pendapat terkuat, zakat tidak boleh diinvestasikan oleh pihak pengelola.

Menurut Al-Majma’ Al-Fiqh Al-Islami (divisi Fikih Rabithah Alam Islami), dalam dauroh ke-15, tahun 1998, yang berbunyi: “Zakat wajib dikeluarkan dalam waktu secepat mungkin, diberikan kepada mustahik yang ada pada saat zakat dikeluarkan, yang sifat mereka telah disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya,

۞ إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَٰكِينِ

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir.” (QS. At-Taubah: 60). Oleh karena itu, harta zakat tidak boleh diinvestasikan oleh sebuah lembaga untuk kepentingan salah satu mustahik. Karena tindakan ini melanggar aturan syariat, yaitu zakat wajib diserahkan secepat mungkin kepada mustahiknya, dan investasi dapat mengakibatkan hilangnya harta zakat yang telah menjadi hak para mustahiknya dan dapat menyengsarakan mereka.”

Dalil pendapat ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

صَلَّيْتُ وَرَاءَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – بِالْمَدِينَةِ الْعَصْرَ فَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ مُسْرِعًا ، فَتَخَطَّى رِقَابَ النَّاسِ إِلَى بَعْضِ حُجَرِ نِسَائِهِ ، فَفَزِعَ النَّاسُ مِنْ سُرْعَتِهِ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ ، فَرَأَى أَنَّهُمْ عَجِبُوا مِنْ سُرْعَتِهِ فَقَالَ « ذَكَرْتُ شَيْئًا مِنْ تِبْرٍ عِنْدَنَا فَكَرِهْتُ أَنْ يَحْبِسَنِى ، فَأَمَرْتُ بِقِسْمَتِهِ »

Suatu hari aku pernah shalat ‘Ashar di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika di Madinah. Beliau mengucapkan salam kemudian bangkit dengan segera dari tempatnya dan berlalu dengan melangkahi leher orang-orang hingga sampai ke rumah salah satu istri beliau. Orang-orang pun terkejut dengan bersegeranya beliau meninggalkan tempat shalatnya (menuju rumah istrinya). Tidak lama kemudian, beliau keluar kembali menemui mereka. Beliau melihat rasa heran mereka terhadap apa yang beliau lakukan tadi. Beliau pun menjelaskan, “Tadi aku mengingat ada sepotong emas (atau perak) di tempat kami. Aku tidak suka harta tersebut menahanku. Aku pun memerintahkan agar segera dibagikan.” (HR. Bukhari, no. 851).

Hadits ini dibawakan oleh Imam Nawawi dalam Riyadh Ash-Shalihin pada Bab ke-10,

فيِ المُبَادَرَةِ إِلَى الخَيْرَات وَحَثِّ مَنْ تَوَجَّهَ لِخَيْرٍ عَلَى الإِقْبَالِ عَلَيْهِ بِالِجدِّ مِنْ غَيْرِ تَرَدُّدٍ

“Bab Bersegera kepada kebaikan dan menganjurkan kepada orang yang menuju kebaikan supaya menghadapinya dengan sungguh-sungguh tanpa keragu-raguan.”

 

Alasan tidak boleh harta zakat diinvestasikan:

  1. zakat wajib diserahkan pada yang berhak menerima langsung
  2. investasi itu dapat mengakibatkan harta tersebut hilang
  3. kebutuhan orang miskin itu mendesak

 

 

Referensi:

  1. Harta Haram Muamalat Kontemporer. Cetakan ke-23, Tahun 2020. Dr. Erwandi Tarmizi, M.A. Berkat Mulia Insani.
  2. Riyadh Ash-Shalihin. Imam Yahya bin Syarf An-Nawawi.

Baca Juga:

 

Disusun di Darush Sholihin, Selasa pagi, 20 Muharram 1442 H (8 September 2020)

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button