Shalat

Manhajus Salikin: Sunnah Shalat

Kali ini kita akan membahas sunnah shalat diambil dari kitab Manhajus Salikin.

# Fikih Manhajus Salikin karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di

Kitab Shalat

 

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata dalam kitabnya Manhajus Salikin,

وَالْبَاقِي سُنَنُ أَقْوَالٍ وَأَفْعَالٍ مُكْمِلٍ لِلصَّلَاةِ.

“Dan lainnya adalah sunnah dalam bentuk ucapan dan perbuatan menjadi penyempurna shalat.”

 

Sunnah berupa ucapan

  1. Doa istiftah.
  2. Isti’adzah dan basmalah.
  3. Membaca “aamiin”.
  4. Membaca surah (selain Al-Fatihah) atau sebagian surah pada tiap rakaat dari rakaat pertama dan kedua, bisa juga dibaca kadang-kadang pada rakaat ketiga dan keempat.
  5. Takbir intiqaal (berpindah rukun).
  6. Membaca dzikir ketika rukuk dan sujud.
  7. Membaca at-tasmii’ (sami’allahu liman hamidah) dan at-tahmid (robbanaa wa lakal hamdu). Hal ini berlaku bagi imam dan makmum sebagaimana jadi pendapat dalam madzhab Syafii.
  8. Doa di antara dua sujud dan doa ketika tasyahud seperti berlindung dari empat hal (dari siksa Jahannam, siksa kubur, fitnah hidup dan mati, serta kejelekan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).
  9. Membaca shalawat ketika tasyahud (awal dan akhir). Dalam madzhab Syafii, dalam tasyahud awal juga disunnahkan membaca shalawat.
  10. Salam kedua, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kadang-kadang salam hanya sekali.

 

Sunnah berupa perbuatan

  1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, rukuk, bangkit dari rukuk, dan bangkit dari tasyahud awwal.
  2. Meletakkan tangan di dada.
  3. Membuka kedua telapak kaki sedikit.
  4. Membaca bacaan dengan jahar pada shalat yang diperintahkan untuk jahar, membaca bacaan dengan lirih pada shalat yang diperintahkan untuk lirih.
  5. Membaca Alquran dengan tartil, dan berhenti pada setiap ayat.
  6. Membaca surah pilihan dari muffashal (ada surah yang panjang dan pendek) pada shalat tertentu, misalnya shalat Shubuh dianjurkan membaca surah thiwalul mufashshal.
  7. Memegang lutut dengan telapak tangan, sambil jari tangannya direnggangkan ketika rukuk. Sedangkan punggung dalam keadaan rata dengan kepala, juga menjauhkan lengan dari lambung.
  8. Mendahulukan kedua telapak tangan dari lutut ketika turun sujud. Bisa pula sebaliknya yaitu mendahulukan lutut dahulu kemudian telapak tangan sebagaimana pendapat jumhur ulama dari Syafiiyah, Hanafiyah, Hambali.
  9. Bangkit dari sujud untuk berdiri dengan bertumpu pada tangan sebagaimana pendapat Malikiyyah, Syafiiyyah, dan sebagian salaf, termasuk juga pendapat dari Syaikh Al-Albani.
  10. Menjadikan kepala di antara dua telapak tangan ketika sujud dan lengan dibuat terbuka, lalu jari-jari kaki dihadapkan ke arah kiblat. Dilarang kedua lengan iftirasy yaitu menempel pada lantai sebagaimana jadi pendapat empat madzhab.
  11. Duduk iq’a’ saat duduk di antara dua sujud (kadang-kadang) dan duduk iftirasy ketika itu, begitu pula duduk iftirasy saat tasyahud awwal.
  12. Duduk istirahat setelah sujud kedua sebelum bangkit ke rakaat kedua atau ke rakaat keempat.
  13. Meletakkan kedua tangan pada paha pada saat duduk dan saat tasyahud.
  14. Duduk tawarruk pada rakaat terakhir.
  15. Melihat pada jari telunjuk dan berisyarat dengannya ketika tasyahud.
  16. Menoleh ke kanan dan ke kiri saat salam.
  17. Salam kedua.

 

Referensi:

  1. Ghayah Al-Muqtashidin Syarh Manhaj As-Salikin. Cetakan pertama, Tahun 1434 H. Abu ‘Abdirrahman Ahmad bin ‘Abdurrahman Az-Zauman. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
  2. Syarh Manhaj AsSalikin. Cetakan kedua, Tahun 1435 H. Dr. Sulaiman bin ‘Abdillah Al-Qushair. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj.

 

 

Baca Juga:


 

 

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

 

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button