Syarhus Sunnah: Ada yang Masuk Surga, Ada yang Masuk Neraka
Ada yang masuk surga, ada yang masuk neraka. Demikian keyakinan ahlus sunnah wal jamaah yang tertuang dalam kitab akidah, di antaranya Syarhus Sunnah karya Imam Al-Muzani rahimahullah.
Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,
“وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ” [الأنعام:٦٢] كَمَا بَدَأَهُ لَهُمْ مِنْ شَقَاوَةٍ وَسَعَادَةٍ يَوْمَئِذٍ يَعُوْدُوْنَ “فَرِيْقٌ فِي الجَنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِي السَّعِيْرِ” [الشورى:٧]
وَأَهْلُ الجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ فِي الجَنَّةِ يَتَنَعَّمُوْنَ وَبِصُنُوْفِ اللَّذَّاتِ يَتَلَذَّذُوْنَ وَبِأَفْضَلِ الكَرَامَةِ يُحْبَرُوْنَ
“Dan Allah Yang Paling Cepat Perhitungan Hisabnya. Sebagaimana Allah memulai menciptakan mereka, ada yang sengsara atau bahagia, pada hari itu mereka dikembalikan. Sebagian masuk surga, sebagian masuk neraka. Dan penduduk surga pada hari itu bersenang-senang di surga, dengan berbagai kelezatan mereka menikmatinya, dan dengan kemuliaan yang tertinggi mereka dimuliakan.”
Ada yang masuk surga, ada yang masuk neraka
Allah Ta’ala berfirman,
فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ
“Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.” (QS. Asy-Syura: 7)
Di akhirat nanti manusia dikembalikan, ada yang bahagia dan ada yang sengsara. Dalam ayat disebutkan,
كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ
“Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya).” (QS. Al-A’raf: 29)
Allah Ta’ala juga berfirman,
يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ , فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ , خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ ۞ وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۖ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ
“Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Hud: 105-108)
Penduduk surga mendapatkan kenikmatan dan kemuliaan
Allah Ta’ala berfirman,
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajadah: 17)
۞ مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا ۚ تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا ۖ وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ
“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (QS. Ar-Ra’du: 35)
Dalam ayat lainnya disebutkan,
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ
- Banyak muka pada hari itu berseri-seri,
لِسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ
- merasa senang karena usahanya,
فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ
- dalam surga yang tinggi,
لَا تَسْمَعُ فِيهَا لَاغِيَةً
- tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna.
فِيهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ
- Di dalamnya ada mata air yang mengalir.
فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ
- Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan,
وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ
- dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),
وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ
- dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,
وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ
- dan permadani-permadani yang terhampar. (QS. Al-Ghasyiyah: 8-16)
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ أهْلَ الجَنَّةِ يَأْكُلُونَ فيها ويَشْرَبُونَ، ولا يَتْفُلُونَ ولا يَبُولونَ ولا يَتَغَوَّطُونَ ولا يَمْتَخِطُونَ قالوا: فَما بالُ الطَّعامِ؟ قالَ: جُشاءٌ ورَشْحٌ كَرَشْحِ المِسْكِ، يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ والتَّحْمِيدَ، كما تُلْهَمُونَ النَّفَس
“Sesungguhnya penduduk surga, mereka makan dan minum di dalam surga, namun mereka tidak meludah, tidak kencing, tidak buang air besar, dan tidak mengeluarkan dahak.”
Para sahabat bertanya: ‘Lalu bagaimana nasib makanan di perut mereka?’
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Menjadi sendawa, dan keringat yang berbau misk. Mereka diilhami selalu bertasbih dan bertahmid, sebagaimana kalian selalu bernafas.” (HR. Muslim, no. 2835).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata,
مَن يَدْخُلُ الجَنَّةَ يَنْعَمُ لا يَبْأَسُ، لا تَبْلَى ثِيابُهُ ولا يَفْنَى شَبابُهُ.
“Siapa saja yang masuk surga, maka ia mendapatkan nikmat dan tidak sengsara, bajunya tidak usang, dan tetap terus muda.” (HR. Muslim, no. 2836)
Dalam Syarh Shahih Muslim (17:173), Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Menurut madzhab Ahlus Sunnah dan keumuman kaum muslimin, sesungguhnya penduduk surga makan dan minum serta mendapatkan kenikmatan lainnya. Ia akan merasakan kenikmatan selamanya, tidak ada akhirnya, dan tidak terputus selamanya. Ia akan mendapatkan nikmat sebagaimana penduduk dunia namun perbedaannya jauh sekali dalam hal kelezatan, hanya ada kesamaan nama saja. Penduduk surga juga tidak kencing, tidak buang air besar, tidak berdahak, dan tidak meludah.”
Baca Juga:
- Faedah Surat Yasin: Hari Berbangkit Hingga Nikmat Surga
- Mukmin Masuk Neraka, Mustahil Masuk Surga Bagai Unta Masuk Lubang Jarum
Referensi:
- Iidhah Syarh As-Sunnah li Al-Muzani. Cetakan Tahun 1439 H. Syaikh Dr. Muhammad bin ‘Umar Salim Bazmul. Penerbit Darul Mirats An-Nabawiy.
- Syarh As-Sunnah. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta’liq: Dr. Jamal ‘Azzun. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj.
- Tamam Al–Minnah ‘ala Syarh As-Sunnah li Al-Imam Al-Muzani. Khalid bin Mahmud bin ‘Abdul ‘Aziz Al-Juhani. www.alukah.net.
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com