Cara dan Bacaan Shalat Sunnah Fajar
Bagaimana cara melakukan shalat sunnah Fajar, apa saja bacaan suratnya, apa ada surat khusus yang dibaca?
Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Al-Fadhail
بَابُ تَخْفِيْفُ رَكْعَتَي الفَجْرِ وَبَيَانُ مَا يُقْرَأُ فِيْهِمَا، وَبَيَانُ وَقْتُهُمَا
Bab 197. Meringankan Dua Rakaat Fajar (Sebelum Shubuh), Apa yang Dibaca pada Dua Rakaat Tersebut, dan Penjelasan Waktunya
Hadits #1106
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، وَيُوتِرُ بِرَكْعَةٍ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ، وَيُصَلِّي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صلاةِ الغَدَاةِ، وَكَأنَّ الأَذَانَ بِأُذُنَيْهِ. متفقٌ عَلَيهِ.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan shalat malam dua rakaat salam dua rakaat salam. Lalu beliau berwitir dengan satu rakaat pada akhir malam. Beliau juga melaksanakan shalat sunnah sebelum Shubuh dua rakaat, seolah-olah azan di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 995 dan Muslim, no. 749]
Faedah Hadits
- Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Shalat sunnah yang dilakukan pada malam dan siang hari adalah dengan cara dua rakaat salam, dua rakaat salam. Disunnahkan salam pada setiap dua rakaat. Seandainya beberapa rakaat dilakukan dengan sekali salam atau melakukan shalat sunnah dengan satu rakaat saja, seperti itu boleh menurut kami (madzhab Syafi’i).” (Syarh Shahih Muslim, 6:28)
- Shalat witir itu penutup shalat malam. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Shalat witir berakhir dengan terbitnya Fajar Shubuh. Inilah pendapat yang masyhur dalam madzhab Syafi’i dan menjadi pendapat jumhur (mayoritas) ulama.” (Syarh Shahih Muslim, 6:29)
- Dua rakaat shalat sunnah Fajar dilakukan sebelum shalat wajib.
- Disunnahkan untuk mengerjakan shalat dua rakaat sunnah Fajar dengan segera agar tidak luput dari shalat pada awal waktu.
Hadits #1107
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَقْرَأُ فِي رَكْعَتَي الفَجْرِ في الأُولَى مِنْهُمَا: {قُولُوا آَمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا} [البقرة: 136] الآية الَّتِي فِي البَقَرَةِ، وَفِي الآخِرَةِ مِنْهُمَا: {آَمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ} [آل عمران: 52].
وَفِي رِوَايَةٍ: وَفِي الآخِرَةِ الَّتي فِي آلِ عِمْرَانَ: {تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ} [آل عمران: 64]. رواه مسلم.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam dua rakaat sebelum Shubuh pada rakaat pertama dengan, “Katakanlah, kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami…” (QS. Al-Baqarah: 136), dan pada rakaat terakhir dengan, “Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa kami orang-orang muslim ...” (QS. Ali Imran: 52)
Dalam satu riwayat disebutkan, “Dan pada rakaat terakhir dengan ayat yang terdapat pada surah Ali Imran ayat 64, ‘Marilah berpegang kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu ...” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 727]
Hadits #1108
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَرَأَ فِي رَكْعَتَي الفَجْرِ: {قُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُونَ} وَ {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ}. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam dua rakaat shalat Sunnah Fajar, yaitu surah Qul yaa ayyuhal kaafirun (surah Al-Kafirun) dan surah Qul huwallahu ahad (surah Al-Ikhlas). (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 726]
Hadits #1109
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: رَمَقْتُ النَّبيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – شَهْرًا فَكَانَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ: {قُلْ يَا أيُّهَا الْكَافِرُونَ} وَ {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ} رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ، وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku telah memperhatikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamselama sebulan. Beliau biasa membaca pada dua rakaat sebelum Shubuh dengan surah Qul yaa ayyuhal kaafirun (surah Al-Kafirun) dan surah Qul huwallahu ahad (surah Al-Ikhlas). (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan) [HR. Tirmidzi, no. 417 dan Ibnu Majah, no. 1149. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan]
Faedah Hadits
- Imam Nawawi rahimahullah menyatakan tentang hadits-hadits seperti di atas bahwa dianjurkan membaca surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas. Atau dalam riwayat lain disebutkan dianjurkan membaca surah Al-Baqarah ayat 136 dan surah Ali Imrah ayat 52 (atau pada rakaat terakhir membaca Ali Imran ayat 64). Ini adalah dalil dalam madzhab Syafi’i dan jumhur (mayoritas) ulama bahwa saat shalat sunnah Fajar disunnahkan membaca surah atau ayat-ayat tadi. Imam Malik dan ulama Malikiyah sendiri berpendapat bahwa tidaklah dianjurkan kecuali membaca Al-Fatihah saja. Ada sebagian ulama salaf berpendapat bahwa tidak baca surat apa pun. Dua pendapat terakhir ini menyelisihi ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih yang tak mungkin ditentang. Lihat Syarh Shahih Muslim, 6:6-7.
- Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali hafizahullah menyatakan bahwa seorang muslim hendaklah memulai harinya dengan berlepas diri dari kesyirikan dan berlepas diri dari orang-orang musyrik, lalu ber-wala’ (menunjukkan loyal) pada tauhid dan pada para muwahid (ahli tauhid). Lihat Bahjah An-Nazhirin, 2: 267.
Moga bermanfaat dan terus beramal sesuai ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Referensi:
- Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm.
- Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
—
Diselesaikan di Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, siang hari 26 Dzulqa’dah 1439 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com