Manajemen Qolbu

Setiap Penyakit Pasti Ada Obatnya

Ingatlah, setiap penyakit pasti ada obatnya. Coba perhatikan penjelasan dari Imam Ibnul Qayyim di awal-awal kitab Al-Jawaabul Kaafi berikut ini.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah suatu ketika mendapatkan pertanyaan, “Apa nasihat dan saran para ulama, semoga Allah meridai mereka, kepada seseorang yang tengah ditimpa suatu cobaan dan orang itu menyadari apabila cobaan itu terus berlangsung, maka akan rusak dunia dan akhiratnya. Orang ini telah berusaha dengan segala daya dan upaya untuk menanggulanginya. Namun, cobaan tersebut justru bertambah parah dan kian menjadi-jadi. Bagaimanakah cara menghindari dan menyingkirkan cobaan itu?

Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada orang yang mengulurkan pertolongan untuk membantu sesamanya yang tengah tertimpa bencana. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya. Berilah fatwa kepada kami, semoga Allah memberikan rahmat dan ganjaran-Nya kepada Anda.”

Beliau kemudian menuliskan jawaban:

Alhamdulillah. Amma ba’du.

Dalam Shahih Al-Bukhari tercantum sebuah hadits yang dikutip dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ًمَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاء

“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Allah juga menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari, no. 5354)

Disebutkan juga dalam Shahih Muslim, dari Jabir bin ‘Abdillah, ia menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِلِكُلِّ دَاءِ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِاِذْنِ الله 

“Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai dengan penyakitnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah.” (HR. Muslim, no. 2204)

Disebutkan pula dalam Musnad Imam Ahmad, dari Usamah bin Syarik, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُإِنَّ اللهَ لَمْ يُنْزِل دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَه

“Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan Allah juga menurunkan obatnya. Ini diketahui oleh sebagian orang dan tidak diketahui oleh yang lain.” (HR. Ahmad, 4:278, Sanad hadits ini sahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, juga ada hadits dari Ibnu Mas’ud)

Dalam lafaz lain disebutkan,

إن الله لم يضع داء إلا وضع له شفاء أو دواء إلا داء واحدا قالوا يا رسول الله ما هو قال الهرم

“Sungguh, Allah tidak meletakkan penyakit, melainkan Allah juga meletakkan obatnya, kecuali satu penyakit.” Para sahabat bertanya, “Penyakit apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Pikun.” Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini sahih. (HR. Tirmidzi, hasan sahih)

Dalil-dalil tersebut mencakup semua penyakit yang terdapat di hati, ruh, dan badan. Ia mencakup semua obat dari tiap-tiap penyakit tersebut.

Sebagai contoh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyatakan bahwa kebodohan adalah suatu penyakit. Lalu beliau menjelaskan bahwa obatnya adalah bertanya kepada ulama.

Abu Daud dalam kitab Sunan-nya mencantumkan sebuah hadits dari Jabir bin ‘Abdillah, beliau mengisahkan, “Kami pernah mengadakan suatu perjalanan. Pada saat itu, salah seorang dari kami tertimpa batu sehingga kepalanya terluka parah. Kemudian, orang itu mengalami mimpi basah. Ia bertanya kepada para sahabatnya, “Apakah menurut kalian aku telah mendapatkan keringanan untuk bertayamum (sebagai pengganti mandi)?” Mereka menjawab, “Menurut kami, kamu tidak mendapatkan keringanan. Sebab, kamu masih bisa memakai air.” Ia pun mandi lantas meninggal dunia.

Ketika kami mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memberitahu hal tersebut, lalu beliau berseru,

قتلوه قتلهم الله إلا سألوا إذ لم يعلموا فإنما شفاء العي السؤال إنما كان يكفيه أن يتيمم ويعصر أو يعصب على جرحه بخرقة ثم يمسح عليها ويغسل سائر جسده

“Mereka telah membunuhnya, semoga Allah membinasakan mereka! Mengapa mereka tidak bertanya bila tidak mengetahui? Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya. Seharusnya ia cukup bertayamum saja, caranya dengan menutupi bagian yang luka tersebut dengan secarik kain, lalu mengusap atasnya, baru kemudian mengguyur anggota tubuhnya yang lain dengan air.” (HR. Abu Daud, no. 336, haditsnya hasan sebagaimana kata Syaikh Ali Hasan Al-Halabi)

أن الجهل داء وأن شفاءه السؤال 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa kebodohan adalah penyakit. Obat dari kebodohan adalah bertanya.

Lihat Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’, hlm. 11-12.

 

Referensi:

Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ (Al-Jawaab Al-Kaafi liman Sa-ala ‘an Ad-Dawaa’ Asy-Syaafi). Cetakan kedua, Tahun 1430 H. Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Penerbit Daar Ibnul Jauzi.

Baca Juga:

Rabu pagi, 8 Syawal 1445 H, 17 April 2024

Muhammad Abduh Tuasikal 

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button