Sifat Shalat Nabi (25): Di Tasyahud Akhir, Nabi Berdoa Memohon Ampunan
Salah satu doa lagi yang diajarkan setelah tasyahud akhir adalah doa memohon ampunan. Doa ini yang dimaksudkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya.
عَنْ أَبِى بَكْرٍ الصِّدِّيقِ – رضى الله عنه – . أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – عَلِّمْنِى دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِى صَلاَتِى . قَالَ « قُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى ظُلْمًا كَثِيرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِى مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِى إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ »
Dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, ia berkata pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ajarkanlah padaku suatu doa yang aku baca dalam shalatku.” Beliau menjawab, ucapkanlah, “Allahumma inni zholamtu nafsii zhulman katsiroo wa laa yaghfirudz dzunuuba illa anta. Faghfir lii maghfiratan min ‘indik, warhamnii innaka antal ghofurur rohiim (artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang besar. Tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau. Ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu. Kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).” (HR. Bukhari no. 834 dan Muslim no. 2705)
Maksud dari “maghfiratan min ‘indik”, yaitu ampunan dari sisi-Mu adalah permintaan ampunan yang besar dari Allah. Ibnu Hajar mengatakan seperti ini dalam Fathul Bari, 2: 320.
Sedangkan sifat yang disebutkan di akhir doa “al ghofur ar rohim” yaitu dua sifat yang senantiasa bergandengan. Kata Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin, al ghofur berarti Allah mengampuni maksiat yang telah dilakukan dan disesalkan. Sedangkan ar rohim berarti Allah mengasihi hamba ketika ia lalai dari melakukan kewajiban dan ketaatan. Ini yang disebutkan oleh beliau dalam Fathu Dzil Jalali wal Ikram, 3: 277.
Adapun ampunan Allah (maghfirah) ada dua makna, yaitu Allah menutup dosa dan tidak memberikan hukuman. Lihat Fathu Dzil Jalali wal Ikram, 3: 271.
Doa di atas juga dimasukkan oleh Imam Bukhari dalam Bab “Doa Sebelum Salam”. Kalau dikatakan sebelumnya, doa semacam itu bukan khusus berada di akhir shalat sebelum salam setelah tasyahud akhir, namun boleh juga di tempat lainnya di dalam shalat.
Imam Nawawi rahimahullah menegaskan bahwa maksud Abu Bakr yang meminta pada Rasul mengenai doa yang ia baca dalam shalatnya, maka maksudnya adalah pada berbagai tempat dalam shalat. Namun bisa jadi yang dimaksud adalah pada tasyahud akhir.
Ibnu Hajar rahimahullah menegaskan bahwa Abu Bakr itu bertanya mengenai tasyahud, lalu beliau diajarkan tentang hal itu dan dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelahnya, “Kemudian pilihlah doa yang disukai.” Dari sini, dapat kita tahu alasan kenapa Imam Bukhari mengatakan bahwa doa di atas terletak sebelum salam, maksudnya setelah tasyahud akhir. (Fathul Bari, 2: 320).
Semoga bermanfaat.
—
Selesai disusun di Panggang, Gunungkidul di Pesantren Darush Sholihin, 14 Dzulqo’dah 1435 H
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom
—
Milikilah buku karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal yang membahas fikih jual beli (tinjauan fikih dasar dan masalah kontemporer) dengan judul “Bermodalkan Ilmu Sebelum Berdagang”. Harga Rp.30.000,-, terbitan Pustaka Muslim Yogyakarta. Lihat infonya di sini.
Segera pesan via sms +62 852 00 171 222 atau BB 2A04EA0F atau WA +62 8222 604 2114. Kirim format pesan: buku dagang#nama pemesan#alamat#no HP#jumlah buku.
bolehkah merutinkan membaca doa ini ketika tasyahud awal setelah bacaan shalawat?
Cukup dibacaan saat tasyahud akhir.
Pak ustad…
Kalau telunjuk di sholat itu gimana ya.
Apakah tertutup/ada rongga?
Apakah telujuk digerakan?
dan kapan mulai menegakkan telunjuk, karena ada banyak versi
Terimakasih
Jari beri isyarat sejak awal tanpa digerakkan.
Assalamu’alaikum
Ustadz saya ingin bertanya kalau sujud sedangkan rambut nutupin jidat itu bagaimana ustadz?
Syukron