Amalan

Keutamaan dan Tafsir Ayat Kursi

Ayat Kursi dikenal sebagai ayat paling agung dalam Al-Qur’an, dengan berbagai keutamaan yang telah disebutkan dalam banyak hadits sahih, termasuk dari Rasulullah ﷺ. Dalam Kitab Al-Fadhail dari Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, dibahas anjuran membaca Ayat Kursi dan surah-surah tertentu serta tafsir singkat dari ayat ini. Artikel ini menguraikan keutamaan Ayat Kursi dan hikmah yang terkandung di dalamnya berdasarkan penjelasan para ulama.

 

Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Al-Fadhail (Kitab Keutamaan)

ِبَابُ الحَثِّ عَلَى سُوَرٍ وَآيَاتٍ مَخْصُوْصَةٍ

Bab 183. Anjuran Membaca Surah dan Ayat Tertentu

 

Hadits #1019

ِوَعَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: “يَا أَبَا الْمُنْذِرِ، أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟” قُلْتُ: اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ. فَضَرَبَ فِي صَدْرِي وَقَالَ: “لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ”. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ: ٨١٠، حَدِيثٌ صَحِيحٌ)

Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ’anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Abu Al-Mundzir, tahukah engkau ayat mana dari Kitab Allah yang ada bersamamu itu yang paling agung?” Aku menjawab, ‘Allāhu lā ilāha illā huwal hayyul qayyūm.’ Lalu beliau memukul dadaku dan berkata, ‘Semoga engkau mudah memperoleh ilmu, wahai Abu Al-Mundzir.’ (HR. Muslim: 810, hadits sahih)

 

Faedah hadits

  1. Disunnahkan menggunakan kun-yah untuk laki-laki dan dipanggil dengan kun-yah tersebut.
  2. Hadits ini menunjukkan keutamaan Abul Mundzir.
  3. Menghormati ulama dan meletakkan mereka pada tempatnya.
  4. Dibolehkan seorang ulama bertanya kepada muridnya dalam rangka taklīm atau penegasan (konfirmasi).
  5. Boleh memuji seseorang di hadapannya apabila aman dari keburukan atau pujian tersebut dapat menimbulkan mashlahat.
  6. Hadits ini menunjukkan keutamaan ayat kursi yang merupakan ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an.
  7. Hadits ini menunjukkan fadlilah atau keutamaan ilmu. Oleh karena itu, sepantasnya diambil dari sumbernya yang benar, dan tidak boleh ditetapkan dengan hadits-hadits yang dha’if dan riwayat-riwayat yang lemah.

 

Tafsir Ayat Kursi

Ayat ini adalah ayat Kursi. Ayat yang mengandung sesuatu yang sangat agung. Firman-Nya :

ِاللَّهُ‭ ‬لَا‭ ‬إِلَٰهَ‭ ‬إِلَّا‭ ‬هُوَ‭ ‬الْحَيُّ‭ ‬الْقَيُّومُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).”

 

Al-Hayyu &  Al-Qayyum

Artinya, Allah menjelaskan bahwa Dia adalah satu-satunya sesembahan yang tunggal, yang wajib disembah oleh seluruh makhluk, tunggal dalam uluhiyah-Nya. Dialah Allah yang kekal hidupnya dan tidak pernah mati selamanya, yang mengendalikan segala sesuatu yang ada. Dengan demikian, semua yang ada di dunia ini sangat membutuhkan-Nya, sedangkan Dia sama sekali tidak membutuhkan mereka. Segala sesuatu tidak akan tegak tanpa perintah-Nya. Seluruh makhluk ini adalah ciptaan-Nya, dan Dia lah yang mengatur semuanya. Sebagaimana firman-Nya,

ِوَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَن تَقُومَ ٱلسَّمَآءُ وَٱلْأَرْضُ بِأَمْرِهِۦ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradah (kehendak)-Nya.” (QS. Ar-Ruum: 25)

 

Tidak Mengantuk dan Tidak Tidur

Allah Ta’ala berfirman,

ِلَا‭ ‬تَأْخُذُهُ‭ ‬سِنَةٌ‭ ‬وَلَا‭ ‬نَوْمٌ

“Tidak mengantuk dan tidak tidur”

Artinya, Dia terhindar dari segala cacat, kelengahan, dan kelalaian dalam mengurus makhluk-Nya. Sebaliknya, Dia senantiasa mengurus dan memperhatikan apa yang dilakukan setiap individu. Dia selalu menyaksikan segala sesuatu; tidak ada yang tersembunyi dari-Nya. Di antara kesempurnaan sifat-Nya adalah Dia tidak pernah dikalahkan oleh kantuk. Oleh karena itu, Dia juga berfirman, “Dan tidak juga tidur,” karena tidur itu lebih kuat daripada kantuk.

Dalam hadits yang sahih yang diriwayatkan oleh Abu Musa, telah berkata, 

ِ- قام فينا رسولُ اللهِ – صلَّى اللهُ عليه وسلَّم – بخمسِ كلماتٍ : قال : إنَّ اللهَ لا ينامُ ، ولا ينبغي له أن ينامَ ، ولكن يخفضُ القسطَ ويرفعُه ، يُرفعُ إليه عملُ اللَّيلِ قبل عملِ النَّهارِ ، وعملُ النَّهارِ قبلَ عملِ اللَّيلِ ، حجابُه النُّورُ ، لو كشفها لأحرقت سبُحاتُ وجهِه ما انتهَى إليه بصرُه من خلقِه

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami lalu menyampaikan lima kalimat: (1) sesungguhnya Allah tidak pernah tidur dan tidak layak bagi-Nya untuk tidur; (2) Allah menurunkan dan menaikkan timbangan; (3) diangkat kepada-Nya amalan siang sebelum amalan malam dan amalan malam sebelum amalan siang; (4) hijab-Nya terbuat dari cahaya; (5) jika Allah perlihatkan wajah-Nya, pasti akan terbakar segala yang dilihat-Nya di antara makhluk-Nya.” (HR. Muslim, no. 179)

Dan firman-Nya :

ِلَّهُ‭ ‬مَا‭ ‬فِي‭ ‬السَّمَاوَاتِ‭ ‬وَمَا‭ ‬فِي‭ ‬الْأَرْضِ

“Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi”

Hal itu merupakan pemberitahukan bahwa semua makhluk dan hamba-Nya, dan berada di dalam kerajaan-Nya, pemaksaan-Nya, dan juga kekuasaan-Nya. Sebagaimana firman-Nya:

ِإِنْ‭ ‬كُلُّ‭ ‬مَنْ‭ ‬فِي‭ ‬السَّمَاوَاتِ‭ ‬وَالْأَرْضِ‭ ‬إِلَّا‭ ‬آَتِي‭ ‬الرَّحْمَنِ‭ ‬عَبْدًا‭ * ‬لَقَدْ‭ ‬أَحْصَاهُمْ‭ ‬وَعَدَّهُمْ‭ ‬عَدًّا‭ * ‬وَكُلُّهُمْ‭ ‬آَتِيهِ‭ ‬يَوْمَ‭ ‬الْقِيَامَةِ‭ ‬فَرْدًا

Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri”. (QS. Maryam : 93-95)

Dan firman-Nya :

ِمَن‭ ‬ذَا‭ ‬الَّذِي‭ ‬يَشْفَعُ‭ ‬عِندَهُ‭ ‬إِلَّا‭ ‬بِإِذْنِهِ

“Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya?”

Ini merupakan bagian dari keagungan, keperkasaan,dan kebesaran Allah swt yang mana tidak seorang pun dapat memberikan syafa’at kepada orang lain, kecuali dengan seizin-Nya. Ayat lain yang senada denga ayat ini adalah firman-Nya :

ِوَكَمْ‭ ‬مِنْ‭ ‬مَلَكٍ‭ ‬فِي‭ ‬السَّمَاوَاتِ‭ ‬لَا‭ ‬تُغْنِي‭ ‬شَفَاعَتُهُمْ‭ ‬شَيْئًا‭ ‬إِلَّا‭ ‬مِنْ‭ ‬بَعْدِ‭ ‬أَنْ‭ ‬يَأْذَنَ‭ ‬اللَّهُ‭ ‬لِمَنْ‭ ‬يَشَاءُ‭ ‬وَيَرْضَى

“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” (QS. An-Najm: 26)

Hal ini juga sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah hadits tentang syafaat :

ِآتي‭ ‬تحت‭ ‬العرش‭ ‬فأخر‭ ‬ساجدا‭ ‬فيدعني‭ ‬ما‭ ‬شاء‭ ‬الله‭ ‬أن‭ ‬يدعني‭ ‬ثم‭ ‬يقال‭ : ‬ارفع‭ ‬رأسك‭ ‬،‭ ‬وقل‭ ‬تسمع‭ ‬،‭ ‬واشفع‭ ‬تشفع‭ ” ‬قال‭ : ” ‬فيحد‭ ‬لي‭ ‬حدا‭ ‬فأدخلهم‭ ‬الجنة

Aku datang ke bawah Arsy, lalu aku tunduk bersujud. Maka Dia membiarkanku selama waktu yang Dia kehendaki. Kemudian dikatakan “Angkatlah kepalamu, katakanlah perkataanmu maka akan didengar,dan berilah syafaat,dan engkau akan mendapatkan syafaat”. Nabi bersabda :”kemudian Allah memberikan suatu balasan kepadaku,lalu aku memasukan mereka ke dalam surga” (HR. Bukhari dan yang lainnya)

Dan firman-Nya :

ِيَعْلَمُ‭ ‬مَا‭ ‬بَيْنَ‭ ‬أَيْدِيهِمْ‭ ‬وَمَا‭ ‬خَلْفَهُمْ

“Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka”

Yang demikian itu sebagai bukti yang menunjukan ilmu-Nya meliputi segala yang ada baik yang lalu maupun yang kini dan yang akan datang. Sebagaiman firman-Nya yang lain saat memberitahu kepada para Malaikat :

ِوَمَا‭ ‬نَتَنَزَّلُ‭ ‬إِلَّا‭ ‬بِأَمْرِ‭ ‬رَبِّكَ‭ ‬لَهُ‭ ‬مَا‭ ‬بَيْنَ‭ ‬أَيْدِينَا‭ ‬وَمَا‭ ‬خَلْفَنَا‭ ‬وَمَا‭ ‬بَيْنَ‭ ‬ذَلِكَ‭ ‬وَمَا‭ ‬كَانَ‭ ‬رَبُّكَ‭ ‬نَسِيًّا

Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa”. (QS. Maryam : 64)

Firman-Nya :

ِوَلَا‭ ‬يُحِيطُونَ‭ ‬بِشَيْءٍ‭ ‬مِّنْ‭ ‬عِلْمِهِ‭ ‬إِلَّا‭ ‬بِمَا‭ ‬شَاءَ

“Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya”

Artinya, tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui sesuatu pun dari ilmu Allah kecuali yang telah diajarkan dan diberitahukan oleh Allah ta’ala kepadanya. Mungkin juga makna penggalan ayat tersebut adalah, manusia tidak dapat mengetahui ilmu Allah sedikitpun, dzat dan sifat-Nya melainkan apa yang telah diperlihatkan Allah kepadanya. Hal itu senada denga firman-Nya pada ayat yang lain :

ِوَلَا‭ ‬يُحِيطُونَ‭ ‬بِهِ‭ ‬عِلْماَ

Sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi-Nya” (QS. Thaahaa : 110)

 

Masih bersambung Insya-Allah …

 

Diselesaikan pada 25 Safar 1446 H, 29 Agustus 2024 @ Perjalanan Gunungkidul – Masjid Pogung Dalangan

Penulis: Dr. Muhammad Abduh Tuasikal 

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button