Amalan

Doa Sebelum Tidur Berisi Permintaan Selamat dari Siksa pada Hari Kiamat

 

Doa sebelum tidur berikut singkat, namun kandungannya luar biasa.

 

Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Al-Adzkar, Bab 249. Dzikir Ketika Menjelang Tidur

Hadits #1464

وَعَنْ حُذَيْفَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْقُدَ، وَضَعَ يَدَهُ اليُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ. رَوَاهُ التِّرْمِذِي، وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
وَرَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ؛  مِنْ رِوَايَةِ حَفْصَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، وَفِيْهِ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ.

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhubahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamapabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya, kemudian mengucapkan,

ALLOHUMMA QINII ‘ADZAABAK, YAWMA TAB’ATSU ‘IBAADAK.

Artinya:

“Ya Allah, jauhkanlah aku dari siksaan-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu (yaitu pada hari kiamat).”

(HR. Tirmidzi, dan ia berkata, hadits ini hasan)

Diriwayatkan dari Abu Daud, dari riwayat Hafshah radhiyallahu ‘anha, di dalamnya ada tambahan dibaca sebanyak tiga kali.

[HR. Tirmidzi, no. 3398 dan Abu Daud, no. 5045. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan hadits ini shahih. Syaikh Al-Albani mengkritik tentang penyebutan dzikir ini tiga kali. Yang tepat riwayat tersebut tanpa penyebutan tiga kali. Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2754, 6:588).

 

Faedah Hadits

  1. Disunnahkan tidur pada sisi kanan.
  2. Doa ini menunjukkan bagaimanakah ketundukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Allah. Ini mengajarkan agar kita tidak merasa aman dari makar Allah. Tidaklah seseorang merasa aman dari makar Allah melainkan orang-orang yang merugi.
  3. Adanya hari berbangkit dan hari kembali. Hal ini menunjukkan bahwa kita akan kembali kepada Allah dan setiap orang akan dihisab. Siapa yang mendapatkan kebaikan, sudah sepantasnya ia memuji Allah. Siapa yang mendapatkan selain kebaikan, maka sudah sepantasnya ia mencela dirinya sendiri.

 

Referensi:

  1. Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
  2. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah. Cetakan Kedua, Tahun 1415 H. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Penerbit Maktabah Al-Ma’arif.

Disusun di Dasinem Pogung Dalangan, Kamis Sore, 5 Rabi’ul Akhir 1440 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button