Muamalah

Mendapat SIM Tanpa Sogok

Lega rasanya bisa mendapatkan SIM C karena SIM dahulu hilang dan mesti mengurus lagi dari awal. Itu yang baru saja kami rasakan, apalagi tanpa sogok, juga tanpa lewat calo. Alhamdulillah, dengan biaya hanya 100 ribu rupiah kami bisa mendapatkan SIM C. Sebagian orang sering melalui jalur calo sehingga biayanya bisa di atas 200 ribu. Lewat calo ini tidak jauh dari sogok karena uang yang diberikan sebagian masuk kantong calo dan sebagiannya untuk “nyogok” pihak yang meluluskan.

Jalur Pembuatan SIM

Membuat SIM sebenarnya amat mudah. Kita mesti menyiapkan KTP, bukti sidik jari, surat kesehatan, uang Rp100 ribu yang dibayar di BRI. Lalu setelah itu melakukan tes praktik dan tes teori di Polres setempat. Tes praktik, ini mungkin butuh latihan khusus. Karena mesti melewati jalan yang berlika-liku dan melewati pula belokan angka 8. Namun kalau sudah mahir berkendara, insya Allah bisa lulus dengan mudah. Alhamdulillah, kami lulus dengan mudah berkat kemudahan dari Allah. Lalu setelah itu menjalani tes teori dengan menggunakan simulasi komputer. Tes ini cuma menjawab pernyataan berupa gambar visual (bergerak atau pun tidak). Soalnya berjumlah 30 soal. Jika 21 nomor (70%) benar terjawab, sudah dinyatakan lulus. Bila dua tes tadi berhasil lulus, maka setelah itu menuju ruang foto. Di ruang foto cuma sejenak kita bisa mendapatkan kartu SIM. Jika tes teori gagal atau tes praktik gagal, maka biaya 100 ribu tadi dikembalikan. Jika gagal sampai dua atau tiga kali, juga berlaku hal yang sama. Artinya sampai kita lulus ujian tadi, barulah kita keluarkan biaya SIM. Cukup mudah kan? Asal berusaha, tawakkal dan berdo’a, itu kuncinya. Dalam sehari jika lulus setiap tes, SIM sudah berada di tangan Anda.

Kenyataan, Banyak yang Sogok

Namun kenyataan yang kami saksikan, banyak yang lewat calo untuk mendapatkan SIM A atau SIM C. Ada yang kami dengar sampai mengeluarkan 400 ribu rupiah jika melewati calo. Padahal yang lewat calo untuk saat ini tetap harus menjalani tes praktik maupun teori lewat simulasi komputer. Jika gagal, nah baru polisinya disogok oleh si calo agar pelanggannya di loloskan. Artinya, ia melakukan suap. Ini berarti orang yang mencari SIM lewat calo sama saja mencarinya lewat jalur suap atau sogok. Kalau kita lihat dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik orang yang menyogok atau menerima sogok, dua-duanya sama-sama mendapat dosa dan laknat. Dalam hadits disebutkan,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الرَّاشِىَ وَالْمُرْتَشِىَ.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat orang yang memberi suap dan yang menerima suap”. (HR. Abu Daud no. 3580, Tirmidzi no. 1337, Ibnu Majah no. 2313. Kata Syaikh Al Albani hadits ini shahih). Dalam riwayat yang lain Nabi melaknat al Ra-isy (الرَّائِشَ) yaitu penghubung antara penyuap dan yang disuap (HR. Ahmad 5/279). Meski hadits ini lemah namun maknanya benar. Orang yang menjadi penghubung antara penyuap dan yang disuap berarti membantu orang untuk berbuat dosa dan ini adalah suatu yang terlarang. Hadits di atas menunjukkan bahwa suap termasuk dosa besar, karena ancamannya adalah laknat. Yaitu terjauhkan dari rahmat Allah. Bahkan sogok itu haram berdasarkan ijma’ (kesepakatan ulama). Jadi terlarang, meminta suap, memberi suap, menerima suap dan menjadi penghubung antara penyaup dan yang disuap.

Akan tetapi menurut mayoritas ulama, boleh menyerahkan suap demi mendapatkan apa yang menjadi hak seseorang, atau untuk mencegah bahaya dan kezaliman. Dalam kondisi ini yang berdosa adalah yang menerima suap, bukan yang menyuap. Namun itu jika darurat, sedangkan jika SIM bisa diperoleh dengan cara normal, maka tentu saja suap tetap haram. Dan banyak yang membuktikan tanpa ‘nyogok’ pun bisa mendapatkan SIM dengan mudah, bahkan dengan biaya hanya Rp.100.000.

Perbanyak Do’a

Intinya dalam hal mendapatkan SIM, berusaha dengan keras, tawakkal dan banyak mohon kemudahan dengan do’a pada Allah sehingga kita tidak menempuh jalur yang haram untuk mendapatkan SIM. Perbanyaklah do’a mohon kemudahan,

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa” [artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah]. (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya (3/255). Dikeluarkan pula oleh Ibnu Abi ‘Umar, Ibnus Suni dalam ‘Amal Yaum wal Lailah) Moga Allah beri kemudahan.

Wallahu waliyyut taufiq.

Markaz Radiomuslim, UGM-Jogja, 11 Ramadhan 1432 H (11/08/2011)

www.rumaysho.com

Baca Juga: Lewat Calo yang Suka Sogok

Artikel yang Terkait

33 Komentar

  1. Afwan Ustadz apakah posisi seperti ini di kategorikan darurat?

    si A sudah membuat KTP di kota asalnya, namun sudah hampir 1 tahun KTP tsb belum selesai, akibatnya di kota tempat dia hijrah ini, si A tidak bisa melamar pekerjaan sama sekali di karenakan KTP yang di kota asalnya belum jadi, terpaksa si A bersabar menunggu tanpa kepastian kapan selesainya KTP tsb, dan akhirnya si A karena belum bisa melamar kerja akibatnya belum bisa membantu keuangan orang tuanya, namun jika ingin membuat KTP di kota tempat dia hijrah ini, si A harus kembali lagi ke kota asal nya, untuk mengurus surat-surat kepindahan dan kepungurusan pembuatan KTP, dan itu membutuhkan ongkos yang tidak sedikit.

  2. Alhamdulillah beberapa waktu yang lalu saya juga mengalami keadaan yang sama. Setelah SIM lama saya hampir habis berlakunya, saya putuskan untuk buat SIM baru saja, karena dulu saya buatnya dibantu sama saudara polisi. akhirnya putusin buat SIM baru saja, pake jalan yang normal..
    “Pas awal buat emang langsung ditawarin buat yang cepet, bayar selesai… tapi setelah bilang pak petugas, “saya mau pakai tes… akhirnya di giringlah keruang tes tulis… ujian pun dimulai, peserta hanya bebrapa orang saja memang… saya ingat dulu saya tes tulis tidak lulus, tapi alhamdulillah pas buat SIM kedua ini diberi kelululusan. akhirnya tes praktek…. awl mula coba tes paraktek bingung dan pesimis… apa bisa ya.. tapi untuk ini memang butuh semangat dan optimis dengan niat yang tulus untuk kebaikan… bismilllah.. tes paraktek pertama, gagal, praktek kedua gagal lagi, baru praktek ke tiga… alhamdulillah LULUS.. akhirnya foto. dan jadilah SIM legal saya… walau hanya SIM C… alhamdulillah…. kata petugas parkirnya…. “bisa gae nggoto” (bisa buat kerja)
    Sekedar berbagi: Saat ingin membuat SIM secara normal butuh persiapan dan bebrapa hal berikut.
    1. siapakan mental, mengahadapi cibiran, olokan, dan ucapan orang yang bisa buat kita pesimis..
    2. sabar, bila diberi kesempatan untuk latihan manfaatkan semaksimal mungkin…
    3. jangan lupa doa saat akan mulai praktek atau diluar praktek..
    4. jaga semangat..
    5. perhatikan langkah-langkah pembuatan simnya, bila mencurigakan jangan diikuti…
    benar kata pak ustadz biaya SIM hanya 100.ribu dan bayar di bank… tapi kalau saya tambah beberapa lagi untuk cek kesehatan..
    oh, iya pengalaman saya pas dulu buat SIM pertama (yang dibantu saudara) saya sering banget kena razia polisi, tapi setelah punya SIM baru (normal)… saya malah merindukan kena razia, karna sepertinya hingga sekarang jarang ada razia yang meminta saya berhenti… wallahua’lam kenapa itu… semoga cerita ini ada manfaatnya… Walau sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin… senoga bermanfaat..

    1. ustadz, bagaimana saya harus membalas bila ada orang yang mengucapkan kalimat Barakallahu fikum?
      Oh iya ustadz, apakah adhik dari nenek saya termasuh Mahrom saya.. dan bolehkah saya berjabat tangan dengannya.. terima kasih ustadz.

  3. Solihin #    
      اسلم عليكم ورحمتالله وبركته Terima k sih artikelnya ustadz dan terima kasih banyak atas bimbingan umrohnya. Bagi saya itu pertemuan yang dirahmati ALLAH SWT. جزكالله خيرن .وسلم عليكم ورحمتالله وبركته (Dammam 10/10/1432 H).

  4. sekedar berkisah ustadz,
    Dulu waktu ana buat sim A dan C tanpa ada persiapan apapun, kemudian pergi ke polres setempat,kebetulan bertemu dengan teman yang sama mau buat sim. Kemudian kita dipanggil petugas di loket trus ana tanyakan ke petugas berapa biayanya,petugas menjawab …sekian,maka ana langsung bayar dan menunggu panggilan. Anehnya waktu kita dipanggil teman ana pake dites ini dan itu,sedangkan ana cuma di tes kesehatan dan langsung foto…..alhamdulillah jadilah itu sim !!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button