Shalat

Shalat Iftitah, Pembuka Shalat Tarawih

Disunnahkan ketika ingin melaksanakan shalat malam dibuka dulu dengan dua raka’at ringan. Namun apakah sama berlakunya untuk shalat tarawih?

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ رَسُول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذا قَامَ من اللَّيْل ليُصَلِّي افْتتح صلَاته بِرَكْعَتَيْنِ خفيفتين

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bangun untuk shalat malam, beliau mulai shalatnya dengan dua rakaat ringan.”  (HR. Muslim, no.767).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذا قَامَ أحدكُم من اللَّيْل فليفتتح صلَاته بِرَكْعَتَيْنِ خفيفتين

“Apabila kalian bangun untuk shalat malam, mulailah dengan shalat dua rakaat ringan.” (HR. Muslim, no.768)

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

لأَرْمُقَنَّ صَلاَةَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اللَّيْلَةَ فَصَلَّى. رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ أَوْتَرَ فَذَلِكَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً

“Sungguh aku perhatikan shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam hari, ternyata beliau memulai dengan shalat dua rakaat yang ringan. Kemudian beliau shalat dua rakaat dengan bacaan yang panjang sekali, kemudian shalat dua rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat dua rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat dua rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat dua rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian beliau shalat witir sehingga semua menjadi 13 raka’at.” (HR. Muslim, no. 765).

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan,

هَذَا دَلِيلٌ عَلَى اسْتِحْبَابِهِ لِيَنْشَطَ بِهِمَا لِمَا بَعْدَهُمَا

“Hadis-hadis tersebut merupakan dalil dianjurkannya memulai shalat malam dengan dua rakaat ringan, sebagai pemanasan untuk shalat-shalat setelahnya.” (Syarh Muslim, 6: 49).

Ini pertanda untuk pemanasan. Bagaimana jika ada shalat tarawih di awal malam?

Tentu pemanasannya sudah dengan shalat Isya dan shalat ba’diyah sebelumnya. Wallahu a’lam, seperti itu sudah dirasa cukup.

Ada fatwa pula dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin,

وسئل فضيلته : هل السنة في التراويح أن تفتتح في ركعتين خفيفتين كصلاة القيام أم لا ؟؟

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin ditanya mengenai apakah termasuk ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa salalm dalam shalat tarawih membukanya dengan dua rakaat ringan sebagaimana dalam shalat tahajud?

أجاب : لا ،ليس هذا هوالسنة ، لأن صلاة القيام تفتتح بركعتين خفيفتين حيث ان الشيطان اذا نام الانسان عقد على قافيته ثلاث عقد، فاذا قام وذكر الله انحلت عقدة فاذا توضأ انحلت الثانية فاذا صلى انحلت الثالثة ولهذا كان مشروعا تخفيف الركعتين الأوليين من قيام الليل ليكون ذلك أسرع فيحلّ العقد .

Jawaban beliau rahimahullah, “Tidak, itu tidak sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena shalat tahajud itu dibuka dengan dua rakaat ringan. Jika seorang itu tidur maka setan memasang  tiga ikatan pada tengkuknya. Jika orang tersebut bangun dan berdzikir mengingat Allah maka lepaslah satu ikatan. Jika dia berwudhu maka lepaslah ikatan yang kedua. Jika dia mengerjakan shalat maka lepaslah ikatan ketiga. Oleh karena itu dituntunkan untuk mengerjakan dua rakaat tersebut dengan cepat agar semakin cepat hilangnya ikatan setan tersebut” (Arbain Sualan fi Fiqh Shiyam wa Fadhli Qiyam).

 

Yang dimaksudkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin adalah hadits berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَقِدَ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ

Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas.” (HR. Bukhari, no. 1142 dan Muslim, no. 776)

 

Kesimpulannya, tanpa dua rakaat ringan pun, sudah bisa dimulai shalat tarawih. Sedangkan dalam shalat malam atau tahajud, barulah diawali dengan dua rakaat ringan karena ada tidur sebelumnya sehingga butuh pemanasan. Cara melakukan dua rakaat ringan tersebut sama seperti melakukan shalat sunnah lainnya. Ada bacaan doa iftitah di rakaat pertama. Sedangkan di dua raka’at, ada bacaan surat Al-Fatihah dan surat lainnya.

 

Semoga kita terus semangat dalam mengisi malam kita dengan shalat malam dan shalat tarawih di bulan Ramadhan.

 

@ Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 5 Sya’ban 1437 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin, @UntaianNasihat, @RemajaIslam

Artikel yang Terkait

2 Komentar

  1. di masjid tempat kami, sholat Iftitah dilakukan berjamaah setelah sholat Isya dan sebelum sholat tarawih sedangkan bacaan imam secara sirr (tidak jhar), bagaimana penerapan seperti itu apa dibolehkan ustadz?

    1. Baiknya tdk dilakukan. Kalau mau lakukan, niatkan langsung shalat malam.Wallahu a’lam.
      Muhammad Abduh Tuasikal
      ▪ From Seven Edge SAMSUNG
      ——– Original message ——–From: Disqus Date: 13/05/2016 21:42 (GMT+07:00) To: rumaysho@gmail.com Subject: Re: Comment on Shalat Iftitah, Pembuka Shalat Tarawih
      “di masjid tempat kami sholat Iftitah dilakukan berjamaah setelah sholat Isya dan sebelum sholat tarawih sedangkan bacaan imam secara sirr (tidak jhar), bagaimana penerapan seperti itu apa dibolehkan ustadz?”

      Settings

      A new comment was posted on Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat

      This comment

      is awaiting moderator approval.

      Akhmad Julian Noor

      di masjid tempat kami sholat Iftitah dilakukan berjamaah setelah sholat Isya dan sebelum sholat tarawih sedangkan bacaan imam secara sirr (tidak jhar), bagaimana penerapan seperti itu apa dibolehkan ustadz?

      10:42 a.m., Friday May 13

      |

      Other comments by Akhmad Julian Noor

      Moderate this comment by email

      Email address:

      4khjuli4n@gmail.com

      |
      IP address: 125.167.241.33

      Reply to this email with “Delete”, “Approve”, or “Spam”,
      or moderate from the Disqus moderation panel.

      You’re receiving this message because you’re signed up to receive notifications about activity on Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat.

      You can unsubscribe
      from emails about activity on Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat
      by replying to this email with “unsubscribe”
      or reduce the rate with which these emails are sent by
      adjusting your notification settings.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button