Anda Muslim Masih Mengucapkan Selamat Natal?
Kami dulunya tinggal di Papua yang mayoritas Nashrani
Kami bertetangga dengan mereka
Bahkan rumah kami berdampingan dengan rumah-rumah mereka
Kami tahu perayaan mereka
Bahkan dahulu kami bertamu
Bahkan kami bantu dan gotong royong
Bahkan acara kebaktian mereka pun kami tahu
Sampai mengucapkan selamat pun kami anggap hal umrah
Namun kala kami hijrah ke Jawa …
Kami tahu mengucapkan selamat untuk perayaan mereka itu tidak boleh.
Kami tahu bertamu ke tempat mereka untuk mengucapkan selamat pun tidak boleh.
Padahal teman dan rekan kami banyak yang berbeda akidah.
Kami tahu tak perlu merayakan bersama, walau secara prinsip muamalah tetap baik.
Karena prinsip kami “Lakum diinukum wa liyadiin”.
Bagi kalian ajaran kalian, bagiku ajaranku.
Kalian silakan rayakan, tanpa kami turut serta dan dukung, kalian pun tidak kami ganggu.
Bagi yang rela dan ridha ucapkan,
Tak takutkah murka Allah?
Bukankah mereka meyakini bahwa Isa itu bagian dari yang tiga.
Teori trinitas yang mereka yakini, Isa adalah Bapak, Putera dan Roh Kudus.
Padahal prinsip Islam adalah lam yalid wa lam yuulad.
Yaitu Allah itu Esa, tidak ada putera atau istilah anak Tuhan.
Jika Anda ucapkan, sama saja Anda mengucapkan selamat atas kelahiran anak Tuhan.
Kami yang dahulu dari Papua, berusaha tidak ucapkan lagi …
Sedangkan Anda?
Akidah dan keyakinan rela dikorbankan cuma karena ingin dibilang tolerir dan baik.
Padahal baik dengan mereka itu boleh selama bukan ranah agama.
Anda Muslim masih ucapkan selamat Natal?
Masih mendukung?
Masih membantu?
Masih merayakan bersama?
Terserahlah …
Anda harus siap menjawab jika ditanya di hadapan Allah kelak.
Hisab di sisi Allah itu sungguh berat.
Tugas kami hanyalah memberi penjelasan,
Sedangkan hidayah milik Allah.
Wallahu waliyyut taufiq.
—
@ Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 11 Rabi’ul Awwal 1437 H
Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin