Ingatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih harus kita cintai dari selainnya
Sesungguhnya mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan bagian dari keimanan. Telah terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa wajib bagi hamba untuk menjadikan Rasul yang mulia lebih dicintai daripada diri sendiri, kedua orang tua, anak, kerabat, harta, dan manusia seluruhnya. Jika tidak demikian, berarti dia telah membawa dirinya pada ancaman Allah yang segera dan akan datang.
Kita wajib mencintai Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lebih dari diri kita sendiri
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abdullah bin Hisyam –radhiyallahu ’anhu- berkata: Dulu kami bersama Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau memegang tangan Umar bin Khaththab –radiyallahu ’anhu-. Lalu Umar –radhiyallahu ’anhu- berkata: ”Ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali terhadap diriku sendiri.” Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berkata:”Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya! Sehingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Kemudian Umar berkata: ”Sekarang, demi Allah! Sungguh, engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berkata:”Saat ini juga, wahai Umar (kamu telah mengetahuinya).”
Wajib mencintai Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melebihi orang tua maupun anak
Diriwayatkan dari Imam Bukhari dari Abu Hurairah –radhiyallahu ’anhu¬-, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seorang di antara kalian tidaklah beriman, sehingga aku lebih dia cintai dari kedua orang tua maupun anaknya.”
Wajib mencintai Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melebihi kerabat, harta, dan seluruh manusia
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas radhiyallahu ’anhu berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Tidaklah seorang hamba beriman sehingga aku lebih dicintainya daripada kerabat, harta, dan seluruh manusia.”
Ancaman bagi seseorang yang mencintai makhluk lebih dari beliau shallallahu ’alaihi wa sallam
Allah mengancam dengan ancaman yang keras bagi seseorang yang menjadikan ayah, anak, saudara, istri, kerabat, atau harta, perdagangan, tempat tinggal LEBIH DICINTAI daripada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
”Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (At Taubah: 24)
Pembahasan ini diringkas dari Hubbun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wa ‘alamatuhu, Dr. Fadhl Ilahi, hal. 7-11. Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan diberi taufik untuk beramal sholeh.
Nantikan e-book: ’Mengenal Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam antara yang mencintai dan melecehkan’
Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya Muhammad Abduh Tuasikal, ST
Baca Juga: