Bantahan untuk Orang Musyrik (7): Sebab Orang Musyrik Diperangi
Kenapa sampai orang musyrik diperangi? Apa karena mereka menyembah berhala? Atau karena mereka menyekutukan Allah dalam ibadah yang ini disebut syirik? Syirik ini yang masih terus laris manis hingga saat ini, semacam kita lihat dari berbagai tradisi ruwatan, bersih desa yang ada di beberapa daerah. Jika diletelusuri, tradisi syirik yang masih dipertahankan semacam ini yang membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi orang musyrik.
Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullah kembali melanjutkan perkataan beliau sebelumnya, “Kemudian di antara mereka ada yang menyembah malaikat karena keshalihan dan kedekatan malaikat dengan Allah. Mereka melakukan demikian supaya malaikat memberi syafa’at pada mereka. Selain itu yang disembah juga adalah orang shalih seperti Laatta atau seorang Nabi semisal ‘Isa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi mereka karena kesyirikan tersebut. Beliau mendakwahi mereka untuk memurnikan ibadah hanya untuk Allah saja, Allah tidak dipersekutukan dengan yang lainnya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al Jin: 18).
لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ
“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka” (QS. Ar Ro’du: 14).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi mereka agar supaya menjadikan seluruh ibadah hanya untuk Allah, semua do’a hanya ditujukan pada-Nya, seluruh sembelihan disajikan untuk Allah, begitu pula ibadah nazar hanyalah untuk-Nya, juga istighotsah yaitu meminta diangkat musibah ditujukan pada Allah, serta ibadah lainnya ditujukan pada Allah.
Engkau tahu bahwa mengakui tauhid rububiyah (mengakui Allah sebagai pencipta, pemberi rezeki, dan pengatur alam semesta) semata tidaklah memasukkan seseorang dalam Islam. Ketahui pula bahwa jika maksud dalam ibadah adalah malaikat, para nabi, para wali lalu dimintailah syafa’at dan maksud ibadah pada mereka supaya mendekatkan diri pada Allah, itulah sebenarnya sebab darah dan harta mereka jadi halal.
Ketahui pula bahwa tauhid inilah yang dibawa oleh para Rasul dan inilah yang ditentang orang-orang musyrik.” Demikian yang dikatakan selanjutnya oleh Syaikh Muhammad dalam kitab beliau Kasyfu Syubuhaat.
Sesembahan Orang Musyrik Kembali pada Dua Alasan
Jika kita melihat dari apa yang dijelaskan oleh Syaikh rahimahullah di atas, malaikat itu disembah karena dua alasan: (1) ia adalah ruh yang suci, shalih dan tidak berbuat maksiat, (2) kedekatan malaikat dengan Allah.
Di setiap waktu, orang-orang musyrik menyembah sesembahan mereka dengan alasan yang sama seperti di atas yaitu karena ruhnya yang suci dan kedekatannya dengan Allah. Inilah hakekat syirik dari masa ke masa yaitu kembali kepada dua hal tersebut pada yang disembah.
Lalu apa tujuannya meminta kepada malaikat dan ruh yang shalih serta dekat pada Allah tersebut?
Kita dapat ambil pelajaran bahwa meminta pada malaikat dan lainnya bukanlah karena mereka bisa memberi apa yang diminta secara langsung. Namun meminta pada mereka karena mereka dapat memberikan syafa’at di sisi Allah dan karena mereka begitu dekat pada Allah sehingga permintaan mereka tidak mungkin ditolak. Inilah yang nyata terjadi pada orang-orang musyrik di masa silam sebagaimana disebutkan dalam ayat,
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya.” (QS. Az Zumar: 3). Jadi bukanlah yang dimaksud adalah orang musyrik di masa silam disebut berbuat syirik karena mereka meminta pada selain Allah secara langsung. Itu bukanlah syarat. Namun tujuan orang musyrik dalam beribadah pada selain Allah adalah untuk mendekatkan diri mereka pada Allah. Itulah yang nyata terjadi saat ini pada pengagum ritual atau tradisi syirik sebagaimana yang kami maksudkan di awal tulisan ini.
Jadi kesyirikan yang terjadi pada sesembahan yang beragam mulai dari orang shalih yang telah mati, para nabi, Husain, Zainab, Badawi, ‘Abdul Qodir Al Jailani, semuanya disembah karena alasan keshalihan dan kedekatan diri mereka pada Allah.
Rasul Memerangi Orang Musyrik
Kenapa Rasul sampai memerangi orang Quraisy? Jawabnya, karena mereka telah berbuat syirik. Karena mereka telah beribadah kepada selain Allah dengan menjadikan mereka sebagai perantara atau bertawassul pada mereka. Jadi bukanlah mereka meminta kepada orang shalih dan selain Allah secara langsung. Lihatlah kesyirikan yang terjadi di masa silam seperti yang disebutkan dalam ayat,
مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya.” (QS. Az Zumar: 3). Inilah sebab mengapa sampai Rasul memerangi mereka.
Ini berarti kita diperintahkan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata. Sedangkan kesyirikan itu sudah teramat jelas yaitu memalingkan salah satu ibadah pada selain Allah. Siapa saja yang berbuat syirik, maka terhapuslah amalnya walaupun ia makhluk yang paling mulia. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (65) بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ (66)
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Az Zumar: 65-66).
Hanya Allah yang memberi taufik.
Referensi:
Kitab Kasyfu Syubuhat, Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab, naskah bersanad dari guru kami Syaikh Sholih bin ‘Abdillah bin Hamad Al ‘Ushoimi, dalam Muqorrorot Barnamij Muhimmatul ‘Ilmi, cetakan ketiga, 1434 H.
Syarh Kasyfu Syubuhaat, Syaikh Sholih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh, terbitan Maktabah Darul Hijaz, cetakan pertama, tahun 1433 H.
—
Akhukum fillah,
Muhammad Abduh Tuasikal (Rumaysho.Com)
Diselesaikan di Warung Nasi Goreng saat dinner, 3 Muharram 1434 H
—
Bagi yang berminat dengan kaos Rumaysho.Com terbaru berisi nasehat “Meninggalkan Shalat Bukanlah Muslim” seharga Rp.85.000,- (belum termasuk ongkir), silakan add PIN BB: 2A04EA0F atau sms ke 0852 00 171 222. Silakan kunjungi toko online Ruwaifi.Com yang memuat produk-produk Rumaysho.Com dan Ustadz Abduh Tuasikal.