Mungkin kita pernah mendengar bahwa doโa yang dibaca ketika mendengar iqomah adalah: aqoomahallahu wa adaamaha (mudah-mudahan Allah menegakkannya dan mengekalkannya). Do’a ini pun disebutkan oleh An Nawawi dalam kitab Al Adzkar.
Inilah yang dipraktekan oleh sebagian orang ketika mendengar iqomah. Namun alangkah bagusnya kita melihat derajat hadits yang membicarakan hal ini.
Meneliti Hadits
Ada riwayat tentang doa sesudah iqomah sebagai berikut:
ุญูุฏููุซูููุง ุณูููููู ูุงูู ุจููู ุฏูุงููุฏู ุงููุนูุชูููููู ุญูุฏููุซูููุง ู ูุญูู ููุฏู ุจููู ุซูุงุจูุชู ุญูุฏููุซูููู ุฑูุฌููู ู ููู ุฃููููู ุงูุดููุงู ู ุนููู ุดูููุฑู ุจููู ุญูููุดูุจู ุนููู ุฃูุจูู ุฃูู ูุงู ูุฉู ุฃููู ุนููู ุจูุนูุถู ุฃูุตูุญูุงุจู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู
ุฃูููู ุจูููุงููุง ุฃูุฎูุฐู ููู ุงููุฅูููุงู ูุฉู ููููู ููุง ุฃููู ููุงูู ููุฏู ููุงู ูุชู ุงูุตููููุงุฉู ููุงูู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฃูููุงู ูููุง ุงูููููู ููุฃูุฏูุงู ูููุง
ู ููุงูู ููู ุณูุงุฆูุฑู ุงููุฅูููุงู ูุฉู ููููุญููู ุญูุฏููุซู ุนูู ูุฑู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููููู ููู ุงููุฃูุฐูุงูู
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud Al-Ataki telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Tsabit telah menceritakan kepadaku seorang lelaki dari ahli Syam dari Syahr bin Hawsyab dari Abu Umamah atau dari sebagian sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwasanya Bilal mengumandangkan iqomah, maka ketika sampai pada kalimat qod qoomatish sholah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan: “Aqamahallahu waadamaha (mudah-mudahan Allah menegakkannya dan mengekalkannya) “, dan beliau jawab dalam keseluruhan iqamatnya sebagaimana hadits Umar Radhiyallahu’anhu dalam masalah adzan. (Dikeluarkan oleh Abu Daud dalam sunannya pada Bab โbacaan ketika mendengar iqomahโ)
Bagaimana penilaian para ulama mengenai hadits ini?
Penulis Tuhfatul Ahwadzi, Abul โAlaa Al Mubarakfuri mengatakan,
ููููููู ุงููุญูุฏููุซู ููู ุฅูุณูููุงุฏููู ุฑูุฌููู ู ูุฌูููููู ููุดูููุฑู ุจููู ุญูููุดูุจู ุชููููููู ู ููููู ุบูููุฑู ููุงุญูุฏู ููููุซูููููู ููุญูููู ุจููู ู ูุนูููู ููุฃูุญูู ูุฏู ุจููู ุญูููุจููู .
โHadits ini dalam sanadnya terdapat perowi majhul (tidak dikenal) yaitu Syahr bin Hawsyab. Ia dikritik oleh lebih dari satu ulama. Namun Yahya bin Maโin dan Imam Ahmad mentsiqohkannya.โ (Tuhfatul Ahwadzi, 1/525, Darul Kutub Al โIlmiyyah)
Ibnu Hajar Al Asqolani dalam At Talkhis mengatakan,
ูููููู ุถูุนูููู ููุงูุฒููููุงุฏูุฉู ููููู ููุง ุฃูุตููู ููููุง
โHadits ini dhoโif,ย tambahan di dalamnya tidak ada asal usulnya.โ (At Talkhish, 1/211)
Ibnu Katsir dalam Irsyadul Faqih (1/105) mengatakan bahwa hadits ini tidak tsabit (tidak shahih). Asy Syaukani dalam Tuhfatudz Dzakiriin (hal. 166) mengatakan bahwa dalam hadits ini terdapat Syahr bin Hawsyab yang sudah banyak dikritik. Ibnu Rajab dalam Fathul Barinya (3/457) mengatakan bahwa sanad hadits ini dhoif.
Kesimpulannya, banyak ulama yang melemahkan (mendhoโifkan) hadits ini. Sudah kita ketahui bersama bahwa hadits dhoif adalah hadits yang tidak boleh diamalkan kecuali punya asal hukum dari hadits yang shahih.
Dukungan dari Fatwa Al Lajnah Ad Daimah (Komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia)
Tanya: Apa hukum ucapan โAllahumma aqoomahallahu wa adamahaa maa daamatis samawaati wal ardhโ (Semoga Alloh tetap memberikan kekuatan kepada kami untuk bisa menegakkan sholat dan melanggengkannya selama langit dan bumi masih ada) ketika dikumandangkannya iqomah?
Jawab:
Yang dituntunkan bagi orang yang mendengarkan iqomah adalah sama seperti orang yang mengumandangkannya yaitu juga mengucapkan โqod qoomatish sholaah, qod qoomatish sholaahโ karena iqomah itu termasuk adzan kedua (sehingga hukumnya sama dengan adzan, pen). Sedangkan terdapat dalam hadits yang shahih dari Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam, beliau berkata, โJika seseorang mendengar muadzin mengumandangkan adzan, maka hendaklah ia mengucapkan sebagaimana diucapkan oleh muadzin.โ (HR. Muslim, At Tirmidzi, An Nasai, Abu Daud dan Ahmad)
Sebagian ulama menganjurkan bahwa orang yang mendengar โqod qoomatish sholaahโ hendaklah mengucapkan โaqoomahallahu wa adaamah.โ Landasan dari ulama ini adalah hadits bahwa Nabi shallallahu โalaihi wa sallam mengucapkan seperti ini ketika dikumandangkannya iqomah. Namun perlu diketahui bahwa hadits tersebut adalah hadits yang dhoif (lemah). Yang tepat adalah mengucapkan sebagaimana diucapkan muadzin yaitu ucapan: qod qoomatish sholaah.
Semoga Allah memberi taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Yang menandatangani fatwa ini: Syaikh โAbdul โAziz bin Baz selaku ketua, Syaikh Abdur Rozaq โAfifi selaku wakil ketua, dan Syaikh Abdullah bin Quโud selaku anggota.
[Fatwa Al Lajnah Ad Daimah, 6/91 , pertanyaan keenam dari fatwa no. 5609]
Kesimpulan
- Doโa ketika iqomah dengan bacaan โaqoomallahu wa adaamahโ berasal dari hadits dhoโif yang dikatakan oleh sebagian besar ulama pakar hadits, sehingga hadits ini tidak bisa diamalkan.
- Bacaan ketika iqomah adalah sama perlakuannya dengan bacaan ketika adzan yaitu orang yang mendengar iqomah mengucapkan sebagaimana yang diucapkan oleh orang yang mengumandangkannya. Jadi ketika diucapkan โqod qoomatish sholaahโ, maka yang mendengar juga mengucapkan โqod qoomatish sholaahโ. Begitu pula ketika diucapkan โasyhadu alla ilaaha illallah, asyhadu anna muhammadar rasulullahโ, maka ucapkanlah semisal itu pula. Sedangkan pada lafazh “hayya ‘alash sholaah” dan “hayya ‘ala falah“, ucapkanlah “laa haula quwwata illa billah” Alasannya, karena iqomah adalah adzan kedua sehingga berlaku sama dengan adzan pertama. Lihatlah penjelasan dari Fatwa Lajnah Ad Daimah di atas.
- Doโa sesudah iqomah tidak ada bacaan tertentu, berbeda dengan doโa sesudah adzan.
- Syaikh Muhammad bin Sholih Al โUtsaimin rahimahullah mengatakan, โSebagian ulama membolehkan dibacakannya doโa ini (aqoomahallahu wa adaamaha). Mereka katakan bahwa orang yang mendengar iqomah hendaklah mengucapkan sebagaimana yang diucapkan orang yang mengumandangkannya kecuali pada lafazh โqod qoomatish sholaahโ, ketika itu ia ucapkan โaqoomahallahu wa adaamahaโ. Intinya, masalah ini masih ada silang pendapat di antara ulama Ahlis Sunnah. Sehingga tidak pantas mengatakan orang yang mempraktekkan doโa ini sebagai ahli bidโah.โ Semoga point terakhir ini bisa menjadi perhatian kita. (Kaset Liqoโ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 23)
Doโa sesudah adzan dapat dilihat dalam hadits berikut:
Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam bersabda,
ู ููู ููุงูู ุญูููู ููุณูู ูุนู ุงููููุฏูุงุกู ุงููููููู ูู ุฑูุจูู ููุฐููู ุงูุฏููุนูููุฉู ุงูุชููุงู ููุฉู ููุงูุตูููุงูุฉู ุงููููุงุฆูู ูุฉู ุขุชู ู ูุญูู ููุฏูุง ุงููููุณููููุฉู ููุงููููุถููููุฉู ููุงุจูุนูุซููู ู ูููุงู ูุง ู ูุญูู ููุฏูุง ุงูููุฐูู ููุนูุฏูุชููู ุ ุญููููุชู ูููู ุดูููุงุนูุชูู ููููู ู ุงููููููุงู ูุฉู
โBarangsiapa mengucapkan setelah mendengar adzan โAllahumma robba hadzihid daโwatit taammati wash sholatil qoo-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wabโatshu maqoomam mahmuuda alladzi wa โadtahโ [Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini (dakwah tauhid), shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah (kedudukan yang tinggi), dan fadilah (kedudukan lain yang mulia). Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqom (kedudukan) terpuji yang telah Engkau janjikan padanya], maka dia akan mendapatkan syafaโatku kelak.โ (HR.Bukhari no. 614)
Semoga sajian singkat ini bermanfaat. Hanya Allah yang beri taufik.
Disusun di wisma MTI, 6 Jumadil Awwal 1431 H (20/04/2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com
ebook nya bisa dodonlot di http://4shared.com/document/WLxa1dGY/Dzikir_Sholat_Pagi_petang.html
saya ijin copy ya…,maf sebelumnya
Apa jawaban dari azan subuh “Ashsholatu khoirum minannaum”?
Jawabannya sama dengan ucapan: Ashsholatu khoirum minannaum
ustadz,hukumnya apa lafadz trsb?dalilny ustadz
hukumnya sunnah.
Alhmadulillah, bertambah lagi pengetahuan saya dlm ber-Islam. InsyaAllah keterangan di atas adalah yg benar. Wallahu Alam bisshowab. Kebetulan sy punya buku kitab Al Azkar & buku Do’a dan Wirid oleh ust. Yazid. Semoga kita senantiasa istiqomah di jalan yg Haq. Wassalam
Alhamdulillah … Semoga Allah beri hidayah demi hidayah.
Ustad, bagaimana jawaban lafaz “Hayya หalash Sholah” dan “Hayya หalal falah” apakah tetap sama? dan apakah boleh memanjangkan lafaz adzan terutama kalimat kedua krn saya sering emndengar muadzin memanjangkan adzan agar terasa enak didengar walau harus dengan nafas yang sepertinya susah payah.
bagaimana jawaban lafaz “Hayya หalash Sholah” dan “Hayya หalal falah” apakah tetap sama? >> Sudah kami tambahkan di tulisan di atas.
dan apakah boleh memanjangkan lafaz adzan terutama kalimat kedua krn saya sering emndengar muadzin memanjangkan adzan agar terasa enak didengar walau harus dengan nafas yang sepertinya susah payah. >> Kalau sudah susah payah, itu yang tidak dibolehkan.