Amalan

Membaca Al Fatihah Setelah Doa

Adakah tuntunan membaca Al Fatihah setelah doa (berdoa)?

Seperti ini masih jadi ajaran yang terus laris manis di tengah kita, namun kita belum mengetahui dasarnya. Segala sesuatu pokoknya diakhiri Al Fatihah, apa-apa ujungnya Al Fatihah.

Para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Fatwa di Kerajaan Saudi Arabia) pernah diajukan pertanyaan:

Apa hukum membaca Al Fatihah ditujukan pada ruh si fulan, atau membaca Al Fatihah dengan tujuan agar Allah memudahkan suatu urusan? Ada juga yang mengadakan milad lantas setelahnya membaca Al Fatihah, atau setelah membaca Al Quran ditutup lagi dengan membaca Al Fatihah bersama para hadirin. Juga ada kebiasaan di sebagian tempat sebelum nikah pun membaca Al Fatihah lebih dulu. Bagaimana hukum hal ini?

Jawab ulama Lajnah Ad Daimah, “Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurahkan pada Rasul-Nya, keluarga beserta sahabatnya.

Membaca Al Fatihah setelah berdoa, setelah membaca Al Quran, atau sebelum menikah, termasuk amalan yang tidak dianjurkan. Amalan seperti itu tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga tidak pernah dicontohkan oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintah dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)

Wa billahit taufiq, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. (Fatwa Al Lajnah Ad Daimah no. 8946, soal kedelapan)

Semoga kita bisa lebih meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beramal.

Ayyub As Sikhtiyani berkata,

وَمَا ازْدَادَ صَاحِبُ بِدْعَةٍ اِجْتِهَادًا إِلاَّ ازْدَادَ مِنَ اللهِ بُعْدًا

“Tidaklah seseorang semakin semangat dalam amalan yang tidak ada tuntunannya dalam Islam, melainkan ia akan semakin jauh dari Allah.” (Al I’tishom, 1: 138).

Hanya Allah yang memberi taufik.

Selesai disusun di pagi hari penuh berkah di Darush Sholihin, 28 Dzulhijjah 1435 H

Oleh Al Faqir Ilallah: M. Abduh Tuasikal, MSc

Artikel Rumaysho.Com

Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh TuasikalFans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoComInstagram RumayshoCom

Segera pesan buku Ustadz Abduh Tuasikal “Mengenal Bid’ah Lebih Dekat” di Toko Online Ruwaifi.Com via sms +62 852 00 171 222 atau BB 27EACDF5 atau WA +62 8222 604 2114. Kirim format pesan: bid’ah#nama pemesan#alamat#no HP#jumlah buku. Harga Rp.14.000,- (belum termasuk ongkir).

Artikel yang Terkait

12 Komentar

  1. Amalan Thariqat qadiriah wa naqsyabandiyyah yang diajarkan
    kepada Santri2nya di Ponpes Suryalaya-Tasik oleh Syekh Ahmad Shohibul Wafa
    Tajul ‘Arifin ( Abah Anom ) yang juga telah diteliti oleh K.H. Zezen ZA Bazul
    Asyhab (Peneliti bidang Ilmu dan Da’wah) misalnya mengamalkan Dzikir harian,
    khataman, tawassul dan silsilhan.

    Yang saya tanya : Apakah belajar mengajar tersebut diatas ada unsur BID’AH…

  2. Saya sudah membaca semua isi kandungan terbitan buku anda yang ada pada anak saya, kesimpulan saya “Bid’ah Campur aduk” yg tidak memilahkan antara Bid’ah yg kuat dan yang lemah, Contohnya : shalat subuh dikerjakannya 4 raka’at … ini bid’ah yang berat, menguatkan bid’ah yg lemah dengan mencuplik beberapa hadits tanpa tranparan mau membuka hadist yang lain itu hanya memecah belah ukuwah islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Prove your humanity: 9   +   1   =  

Back to top button