Haji Umrah

Keringanan bagi Jamaah Haji yang Berat Mabit di Muzdalifah

Ini adalah keringanan untuk jamaah haji wanita, anak kecil, dan yang berkebutuhan sehingga sulit mabit di Muzdalifah, ia boleh lepas dari Muzdalifah setelah pertengahan malam.

 

 

 

Bulughul Maram karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani

 

كِتَابُ اَلْحَجِّ

Kitab Haji

بَابُ صِفَةِ اَلْحَجِّ وَدُخُولِ مَكَّةَ

Bab Sifat Haji dan Masuk Makkah

 

Hadits #754

وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: { بَعَثَنِي رَسُولُ اَللَّهِ ( فِي اَلثَّقَلِ, أَوْ قَالَ فِي اَلضَّعَفَةِ مِنْ جَمْعٍ (968) بِلَيْلٍ

Dari Ibnu ‘Abbas radiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusku untuk membawa barang-barang berat, (atau beliau berkata) untuk menyertai perempuan-perempuan yang lemah dari Muzdalifah pada waktu malam.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 1687 dan Muslim, no. 1293]

 

Hadits #755

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: { اِسْتَأْذَنَتْ سَوْدَةُ رَسُولَ اَللَّهِ ( لَيْلَةَ اَلْمُزْدَلِفَةِ: أَنْ تَدْفَعَ قَبْلَهُ, وَكَانَتْ ثَبِطَةً -تَعْنِي: ثَقِيلَةً- فَأَذِنَ لَهَا } مُتَّفَقٌ عَلَيْهِمَا

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saudah (binti Zam’ah) pernah meminta izin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam Muzdalifah untuk berangkat lebih dahulu karena dia lemah—yakni berat berjalan—dan beliau mengizinkannya.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 1680 dan Muslim, no. 1290]

 

Faedah hadits

1. Yang dimaksud adalah Saudah binti Zam’ah. Ada yang menyebut bahwa beliau adalah istri yang dinikahi setelah meninggalnya Khadijah. Saudah ini menghadiahkan malamnya kepada Aisyah untuk mengharapkan rida Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saudah meninggal dunia pada masa Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu sebagaimana disebutkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr dan lainnya. Al-Waqidi berpendapat bahwa Saudah meninggal dunia pada tahun 54 Hijiriyah.

2. Hadits ini menjadi dalil bolehnya pergi dari Muzdalifah pada malam hari bagi wanita yang lemah, anak-anak, dan semacamnya. Begitu pula yang menemani kaum lemah boleh mengikutinya seperti sopir dan mahramnya, atau yang mengurus urusannya. Sampai pula setelah lepas dari Muzdalifah boleh melempar Jumrah ‘Aqabah.

3. Dalam hadits Asma’ disebutkan bahwa lepasnya dari Muzdalifah tadi setelah bulan menghilang, atau selepas pertengahan malam.

Sebagai penutup, hadits-hadits ini menunjukkan keringanan bagi jamaah haji wanita, anak kecil, dan mereka yang memiliki kebutuhan khusus, sehingga mereka diperbolehkan meninggalkan Muzdalifah setelah pertengahan malam. Keringanan ini adalah bentuk kemudahan dan kasih sayang dalam pelaksanaan ibadah haji.

Referensi:

  • Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Jilid Ketiga. 5:299-301.

 

 

Diselesaikan di Mina pada hari Arafah, 9 Dzulhijjah 1444 H, 27 Juni 2023

Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button