Bulughul Maram – Shalat: Cara Shalat Malam itu Dua Rakaat Salam, Dua Rakaat Salam
Inilah hadits yang mendukung bagaimanakah cara shalat malam yaitu dengan dua rakaat salam, dua rakaat salam. Itulah yang lebih afdal. Lihat bahasan Bulughul Maram berikut ini.
Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al-‘Asqalani
Kitab Shalat
بَابُ صَلاَةُ التَّطَّوُّع
Bab Shalat Tathawwu’ (Shalat Sunnah)
Hadits 17/ 366
ـ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلاَةُ اللَّيلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلّى». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat malam itu dua rakaat salam, dua rakaat salam. Jika salah seorang di antara kalian khawatir terbit fajar Shubuh, maka shalatlah satu rakaat. Hendaklah jadikan witir sebagai penutup shalat yang telah dikerjakan.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 990 dan Muslim, no. 749]
Hadits 18/ 367
وَلِلْخَمْسَةِ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ: «صَلاَةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى». وَقَالَ النَّسَائيُّ: هذَا خَطَأٌ.
Dikeluarkan oleh yang lima dan disahihkan oleh Ibnu Hibban, dari Ibnu ‘Umar, “Shalat malam dan siang itu dua rakaat salam, dua rakaat salam.”
An-Nasai berkata, “Ini keliru.” [HR. Abu Daud, no. 1295; Tirmidzi, no. 597; An-Nasai, 3:227; Ibnu Majah, no. 1322; Ahmad, 8:410].
Faedah hadits
- Hadits ini menunjukkan afdaliyah, yaitu salam setiap dua rakaat. Hal ini berlaku untuk shalat sunnah di malam hari ataukah di siang hari.
- Orang yang shalat sunnah di malam hari disunnahkan mengerjakannya dua rakaat salam, dua rakaat salam. Namun, jika ia menggabungkan beberapa rakaat dengan sekali salam, itu boleh. Begitu pula boleh mengerjakan witir hanya dengan satu rakaat. Hal in dibolehkan oleh ulama Syafiiyah.
- Shalat witir disunnahkan menjadi penutup shalat malam. Waktu witir berakhir dengan terbit fajar Shubuh. Inilah pendapat yang masyhur dalam madzhab Syafii dan menjadi pendapat jumhur (kebanyakan) ulama. Walau ada pendapat yang lemah yang mengatakan bahwa shalat witir masih boleh lanjut sampai shalat fardhu Shubuh ditegakkan.
- Witir boleh dengan satu rakaat jika khawatir terbit fajar atau berwitir dengan tiga, lima, tujuh, atau lebih dari itu juga dibolehkan.
Baca Juga:
Referensi:
- Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Jilid Ketiga. 3:293-297.
- Fiqh Bulugh Al-Maram li Bayaan Al-Ahkaam Asy-Syar’iyyah. Cetakan pertama, Tahun 1443 H. Syaikh Prof. Dr. Muhammad Musthafa Az-Zuhaily. Penerbit Maktabah Daar Al-Bayan. 1:601-604.
—
Diselesaikan pada Senin sore, 16 Jumadal Akhirah 1444 H, 9 Januari 2023
@ Darush Sholihin Panggang Gunungkidul
Artikel Rumaysho.Com