Keluarga

Meninggalkan Anak di Pondok Ketika Kecil

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Pendidikan anak sangatlah urgent, lebih-lebih pendidikan agama untuk saat ini. Namun kebanyakan orang tua menyampingkannya. Masalah lain yang timbul, apakah setiap anak mesti dipondokkan, yaitu masuk ke pesantren dan nginap di sana sehingga jauh dari orang tua? Ataukah sebaiknya di awal waktu ketika anak belum baligh, ia tetap bersama orang tua di mana orang tua menyekolahkan di tempat terdekat dan tetap memperhatikan pendidikan agama si anak?

Jawaban yang tepat adalah ketika anak belum dewasa, sebaiknya ia tidak jauh dari ibunya. Beberapa hadits telah menyinggung hal ini seperti,

عَنْ أَبِى عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِىِّ عَنْ أَبِى أَيُّوبَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الْوَالِدَةِ وَوَلَدِهَا فَرَّقَ اللَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَحِبَّتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ »

Dari Abu ‘Abdirrahman Al Hubuliy, dari Abu Ayyub, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berkata, “Barangsiapa memisahkan antara ibu dan anaknya, maka Allah akan memisahkan dia dan orang yang dicintainya kelak di hari kiamat.” (HR. Tirmidzi no. 1283. Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut hasan).

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه ، يقول : نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يفرق بين الأم وولدها . فقيل : يا رسول الله إلى متى ؟ قال : « حتى يبلغ الغلام ، وتحيض الجارية »

Dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang memisahkan antara ibu dan anaknya. Ada yang bertanya pada beliau, “Wahai Rasulullah, sampai kapan?” “Sampai mencapai baligh bila laki-laki dan haidh bila perempuan,” jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Al Hakim dalam Mustadroknya. Al Hakim berkata bahwa hadits tersebut sanadnya shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari-Muslim).

Hadits-hadits di atas sebenarnya membicarakan tentang hadhonah yaitu pengasuhan anak ketika terjadi suami-istri bercerai, siapakah yang berhak mengasuh anak tersebut. Namun hadits itu mengandung faedah lainnya. Hadits tersebut berisi penjelasan bahwa sebaiknya anak tidak jauh dari ibu atau orang tuanya ketika usia dini. Karena usia tersebut, anak masih butuh kasih sayang orang tua, terutama ibunya. Dan jika anak terus dididik oleh orang tua, itu lebih manfaat dibanding dengan menyerahkannya ke sekolah atau ke pihak pondok pesantren. Sehingga tidak tepat ketika anak belum dewasa, anak sudah dipondokkan dan jauh dari orang tua. Pilihan terbaik adalah anak tetap dekat orang tua dan ia disekolahkan di sekolah sekitar rumahnya dengan tetap orang tua memperhatikan pendidikan agamanya. Wallahu a’lam.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya, segala kebaikan menjadi sempurna. Wallahul muwaffiq.

@ Sakan 27 Jami’ah Malik Su’ud, Riyadh-KSA, 4 Muharram 1434 H

www.rumaysho.com

[Artikel ini termotivasi dari status FB Al Akh Andy Bangkit, semoga Allah memberkahi ilmu beliau]

Artikel yang Terkait

26 Komentar

  1. mf ustadz… kami berniat betuk memasukan anak kami diponpes sdnya. berharap betul ananda kami bisa jadi hafiz Quran. apalagi melihat lingkungan sekitar yg tidak kondusif. berat memang saya sbg ibu. tp kami ingin yg terbaik untk ananda kami ustadz

  2. Na’am stadz, ana juga pernah memondokkan anak ana setamat sd (waktu itu belum baligh), sejak itu akhlaknya malah memburuk padahal belasan juz ia hafal. Sepertinya penyebabnya adalah kurang pengawasan di masa usia pembentukan akhlaq dll seperti yang antum jelaskan. Barakallahu fik

  3. setuju ustadz…dulu kami ini pun datang bukan dari pondokan tapi -dengan taufiq dari Allah- mengenal manhaj salaf yang mulia..bahkan yang miris malah kami dapati sebagian anak teman kami yang mondok -karena jauh dari pengawasan orang tua langsung- menjadi anak yang nakal dan pernah melakukan tindak kriminal seperti mencuri. dan di pondok pun -sebagiannya- pengawasan malah minim makanya tidak mesti lulusan pondok lebih baik dari lulusan umum yang intensif belajar islam..seperti antum ustadz -barakallah fiik-. dan sudah banyak kita lihat ustadz ustadz yang datang bukan dari pondok namun -Allah memberi nikmat kepada siapa yang Dia kehendaki- lebih menonjol dalam ilmu keagamaan mereka ketimbang yang lain. seperti di jogja ini

  4. Assalamualaikum, afwan tad lingkungan ana ga ada sekolah bermanhaj sunnah yg ada skolah biasa dan sdit basis tradisi yg besar anak ana klas 5 sdh mondok baru 5bln rencana yg kecil menyusul, lingkungan ana penuk kebidahan termasuk suami anja jg kadang2 sbg pelakunya, bagaimana jalan kluar yg terbaik mnurut ustad? jazakallah khoir

  5. ustadz, bagaimana kalau smp di boarding school, ada kesempatan kunjungan
    2 kali sebulan? karena di daerah saya bekerja tidak ada sekolah yg
    bagus, pengalaman selama sd di sekolah milik organisasi/partai Islam
    banyak kontradiksi antara pelajaran (terutama agama) dengan nilai-nilai
    yang kami ajarkan, sehingga anak menjadi bingung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button