Syarhus Sunnah: Penciptaan Adam #02
Kali ini masih membicarakan penciptaan Nabi Adam ‘alaihis salam. Di antara yang dipelajari dari Syarhus Sunnah Imam Al-Muzani adalah Adam memang sudah jadi ketetapan keluar dari surga.
Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,
ثُمَّ خَلَقَ آدَمَ بِيَدِهِ وَأَسْكَنَهُ جَنَّتَهُ وَقَبْلَ ذَلِكَ لِلْأرْضِ خَلَقَهُ وَنَهَاهُ عَنْ شَجَرَةٍ قَدْ نَفَذَ قَضَاؤُهُ عَلَيْهِ بِأَكْلِهَا ثُمَّ ابْتَلاَهُ بِمَا نَهَاهُ عَنْهُ مِنْهَا ثُمَّ سَلَّطَ عَلَيْهِ عَدُوَّهُ فَأَغْوَاهُ عَلَيْهَا وَجَعَلَ أَكْلَهُ لَهَا إِلَى اْلأَرْضِ سَبَبًا فَمَا وَجَدَ إِلَى تَرْكِ أَكْلِهَا سَبِيْلاً وَلاَ عَنْهُ لَهاَ مَذْهَبًا
Kemudian Dia menciptakan Adam dengan tangan-Nya, dan Dia berikan tempat tinggal untuk Adam di surge-Nya. Sebelum itu Allah ciptakan Adam untuk bumi. Dan Allah larang Adam dari suatu pohon. Telah terlaksana ketentuan-Nya untuk Adam bahwasanya ia akan memakannya. Kemudian Allah mengujinya dengan larangan-Nya. Kemudian Allah jadikan musuhnya menguasainya, hingga menyesatkan Adam. Dan Allah jadikan perbuatan memakan (bagian dari) pohon itu adalah penyebab (kembalinya) ke bumi. Tidak ada jalan lain bagi Adam untuk tidak memakannya (pasti terjadi).
Baca juga: Penciptaan Adam #01
Sudah Jadi Takdirnya Adam Memakan Pohon Terlarang
Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, “Dan Allah jadikan perbuatan memakan (bagian dari) pohon itu adalah penyebab (kembalinya) ke bumi. Tidak ada jalan lain bagi Adam untuk tidak memakannya (pasti terjadi).”
Maksudnya adalah sudah jadi takdir secara kauni bahwa Adam memakan pohon yang terlarang.
Ada faedah penting yang bisa dipahami dari ini, bahwa qadha’ itu ada dua macam:
- Qadha’ kauni.
- Qadha’ syar’i.
Qadha’ kauni adalah kehendak Allah pada semua makhluk, dan itu pasti terjadi, tidak ada yang bisa lepas darinya. Namun qadha’ kauni tidaklah menandakan kecintaan dan keridhaan Allah. Dalam qadha’ kauni, ada yang beriman dan ada yang kafir, ada yang taat dan ada yang bermaksiat. Qadha’ inilah yang dimaksud dalam perkataan Imam Al-Muzani tentang Adam yang memakan pohon khuldi. Hal ini juga yang dimaksud dalam firman Allah,
وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia.” (QS. Al-Baqarah: 117)
Qadha’ syar’i adalah ketetapan Allah yang terkait dengan kecintaan dan keridhaan Allah, qadha’ jenis ini dapat dinamakan perintah atau larangan. Allah tidaklah memerintahkan kecuali pada apa yang Alah ridhai dan yang Allah cintai, Allah tidaklah melarang kecuali yang Allah benci. Allah Ta’ala berfirman,
۞وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًاۚإِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23)
Allah Sedang Menguji
Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, “Kemudian Allah mengujinya dengan larangan-Nya. Kemudian Allah jadikan musuhnya menguasainya, hingga menyesatkan Adam.”
Maksudnya, Allah menguji Adam dengan memakan pohon khuldi yang jelas dilarang. Allah takdirkan pada Adam hingga Adam pun sesat, akhirnya Adam tergoda memakan pohon terlarang karena Iblis menghias-hiasi rayuannya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْتَقَى آدَمُ وَمُوسَى ، فَقَالَ مُوسَى لآدَمَ أَنْتَ الَّذِى أَشْقَيْتَ النَّاسَ وَأَخْرَجْتَهُمْ مِنَ الْجَنَّةِ قَالَ لَهُ آدَمُ أَنْتَ الَّذِى اصْطَفَاكَ اللَّهُ بِرِسَالَتِهِ ، وَاصْطَفَاكَ لِنَفْسِهِ وَأَنْزَلَ عَلَيْكَ التَّوْرَاةَ قَالَ نَعَمْ . قَالَ فَوَجَدْتَهَا كُتِبَ عَلَىَّ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَنِى قَالَ نَعَمْ . فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى»
“Nabi Adam dan Musa pernah bertemu. Musa ketika itu berkata kepada Adam, ‘Engkau yang telah mencelakakan manusia, dan engkau yang telah mengeluarkan mereka dari surga.’ Adam lantas membalas, ‘Engkau telah dipilih oleh Allah denagn risalah-Nya. Allah memilih untukmu pada diri-Nya, Allah turunkan kepadamu Taurat.’ Musa menjawab, ‘Iya benar.’ Adam berkata, ‘Engkau mendapatinya ditetapkan untukku sebelum Allah menciptakanku.’ Musa menjawab, ‘Iya benar.’ Adam akhirnya mengalahkan Musa dalam debat.” (HR. Bukhari, no. 4736 dan Muslim, no. 2652)
Dikarenakan Memakan Pohon Terlarang
Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, “Dan Allah jadikan perbuatan memakan (bagian dari) pohon itu adalah penyebab (kembalinya) ke bumi.”
Allah Ta’ala berfirman,
قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّۖوَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ
“Allah berfirman: ‘Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan’.” (QS. Al-A’raf: 24)
Semoga bermanfaat.
Referensi:
- Syarh As-Sunnah. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta’liq: Dr. Jamal ‘Azzun. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj.
- Tamam Al–Minnah ‘ala Syarh As-Sunnah li Al-Imam Al-Muzani.Khalid bin Mahmud bin ‘Abdul ‘Aziz Al-Juhani. alukah.net.
—
Diselesaikan di #darushsholihin, Panggang, Gunungkidul, 5 Rajab 1440 H, Selasa sore, 12 Maret 2019
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
assalamu’alaikum ust, masyaAllah, saya sering baca artikel antum. dan untuk tema ini ana sedang mempelajarinya ust, ana menemukan artikel antum yang membahas tema ini yang mengutip dari imam al Muzani , beliau mengatakan bahwa sebab turunnya Nabi Adam karena takdir yang sudah takdirnya berbuat dosa, dengan dosa itu nabi Adam di turunkan. kemudian saya juga menemukan video ceramah ini link nya xxxx . di video tersebut beliau mengatakan bahwa turunnnya Nabi Adam bukan karena dosa, tetapi karena memang sudah takdir nya turun ke bumi QS.2:30. jadi bukan karena dosa. maaf ustad, bukan maksud ana untuk menyalahkan siapapun tp karena ana tertarik dengan tema ini,. kalau berdasarkan penjelasan video itu, maaf ust, antum lebih condong memilih pendapat yang mana? lalu apakah pendapat imam ala Muzani adalah hadist ? lalu bagaimana kedudukan hadistnya ? syukron atas jawabannya. jazzakallah.