Shalat

Isilah Rumah Kita dengan Shalat Sunnah

Alhamdulillah, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Inilah yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika kita menelaah jauh ke sisi rumah beliau, tidak pernah lepas dari ibadah dan dzikir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar rumah kita memang dijadikan seperti itu. Lihatlah apa yang beliau wasiatkan kepada kita dalam sabdanya,

اجْعَلُوا فِى بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلاَتِكُمْ ، وَلاَ تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا

Jadikanlah shalat kalian di rumah kalian. Janganlah jadikan rumah kalian seperti kuburan.[1]

Al Bukhari membawakan hadits di atas pada Bab “التَّطَوُّعِ فِى الْبَيْتِ”, shalat sunnah di rumah.

Ibnu Baththol rahimahullah dalam Syarh Al Bukhari menyatakan, “Ini adalah permisalan yang amat bagus di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memisalkan rumah yang tidak didirikan shalat di dalamnya dengan kuburan yang tidak mungkin mayit melakukan ibadah di sana. Begitu pula beliau memisalkan orang yang tidur semalaman (tanpa shalat tahajud) dengan mayit yang kebaikan telah terputus darinya. ‘Umar bin Al Khottob pernah mengatakan,

صلاة المرء فى بيته نُورٌ فَنَوِّرُوا بيوتكم

“Shalat seseorang di rumahnya adalah cahaya,maka hiasilah rumah kalian dengannya.”[2]

Dalam hadits lain, dari Zaid bin Tsabit, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ صَلاَةِ الْمَرْءِ فِى بَيْتِهِ إِلاَّ الْمَكْتُوبَةَ

Sebaik-baik shalat seseorang adalah di rumahnya kecuali shalat wajib.[3]

Diceritakan dari beberapa salaf bahwa mereka tidak pernah melaksanakan shalat sunnah di masjid. Diriwayatkan demikian dari Hudzaifah, As Saib bin Yazid, An Nakhoi, Ar Robi’ bin Khutsaim, ‘Ubaidah dan Sawid bin Ghoflah.[4]

Ada keterangan dari Ibnul Qayyim rahimahullah, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan hampir seluruh shalat sunnahnya –yaitu shalat sunnah yang tidak memiliki sebab[5]– di rumahnya, lebih-lebih shalat sunnah maghrib. Tidak dinukil sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kalau beliau melaksanakan shalat sunnah tersebut di masjid.”[6]

Faedah Melaksanakan Shalat Sunnah di Rumah

Di antara faedah seseorang melaksanakan shalat sunnah di rumah adalah:

  1. Mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  2. Mengajarkan istri (karena shalat wanita yang terbaik adalah di rumahnya) dan anak-anak bagaimanakah shalat yang benar.
  3. Setan menjauh dari rumah yang di dalamnya rajin didirikan shalat dan dzikir.
  4. Lebih ikhlas dan terjauh dari riya’.[7]

Catatan: Jika memang harus melaksanakan shalat sunnah di masjid semacam shalat sunnah rawatib, maka tidak mengapa melakukannya di sana, apalagi jika shalat sunnah mesti dilakukan di masjid semacam shalat sunnah tahiyatul masjid atau mungkin takut telat dalam shalat karena sebab mengerjakan shalat sunnah qobliyah di rumah.

Semoga yang singkat ini bermanfaat dan jadi ilmu yang bisa diamalkan. Semoga rumah kita bisa bercahaya dengan shalat sunnah rawatib dan shalat sunnah lainnya.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

www.rumaysho.com

Prepared in Riyadh, KSA, on 16th Muharram 1432 H (22/12/2010)

By: Muhammad Abduh Tuasikal

Baca Juga:


[1] HR. Bukhari no. 1187, dari Ibnu ‘Umar.

[2] Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 5/191, Asy Syamilah

[3] HR. Bukhari no. 731 dan Ahmad 5/186, dengan lafazh Ahmad.

[4] Dinukil dari Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 5/191.

[5] Shalat sunnah yang memiliki sebab seperti shalat sunnah tahiyatul masjid.

[6] Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, Muassasah Ar Risalah, 1407, 1/298

[7] Yaum fii Baitir Rosul shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Abdullah Al Qosim, Darul Qosim, hal. 58

Artikel yang Terkait

8 Komentar

  1. Terima kasih Pak Ustadz atas tulisannya, mengingatkan saya, karena saat ini saya sering tidak mengerjakan shalat sunnah di rumah. Merasa malas untuk shalat lagi di rumah, sebelumnya saya mengira shalat sunnah dikerjakan saja di masjid sekaligus shalat wajibnya.

  2. Assalamu’alaikum

    Ustadz saya ingin bertanya tentang sholat sunnah.
    setiap pagi saya berangkat ke kantor jam 05.50 dan di kantor ada musholla juga, padahal sebenarnya sebaik-baiknya sholat sunah kalau dikerjakan di rumah. Tapi terkadang saya bisa melakukannya di rumah saat saya ke kantor mengendarai sepeda motor.
    Saya tidak ingin sholat sunahnya terputus, saya mohon saran dan petunjuknya.
    Terima kasih 

  3. assalamualaykum

    ustadz saya mau bertanya tentang dzikir setelah shalat wajib,,

    menurut nash-nash yang ada bagaimanakah urutan dzikir setelah shalat wajib, saya sendri kadang merasa bingung dengan banyaknya pendapat yang memberitahukan tentang urutan dzikir selepas shalat wajib itu, mungkin kalo menurut ustad sendiri urutanya dari mana, lalu apa dan apa hingga selesai, jujur menurut saya mungkin bukan cuma saya pribadi yang merasa bingung dengan urutan dzikir selepas shalat wajib ini, mungkin bnyak juga orang2 yang mengalami hal seperti saya, atau mungkin hanya saya yang mengalami demikian karena keterbatasan saya pribadi

    syukron ustadz

    1. wa’alaikumus salam.
      Bagusnya baca di link berikut:
      http://www.ibnbaz.org.sa/mat/8475

      Urutan yang lebih dulu,
      1. أستغفر الله
      2. اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام
      3. لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير . لا حول ولا قوة إلا بالله . لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه له النعمة وله الفضل وله الثناء الحسن . لا الله إلا الله مخلصين له الدين ولو كره الكافرون . اللهم لا مانع لما أعطيت ولا معطي لما منعت ولا ينفع ذا الجد منك الجد
      4. لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير
      Setelah itu bacaan:
      سبحان الله والحمد لله ، والله أكبر
      33x
      Lalu digenapkan:
      لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير
      Setelah itu baca:
      Ayat kursi.
      Al Ikhlas
      Al Falaq
      An Naas

      Selesai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button