Shalat yang Boleh Diqashar
Apa saja shalat yang boleh diqashar?
Berikut keterangan dari Ensiklopedia Fikih.
Shalat yang boleh diqashar adalah shalat ruba’iyyah, yaitu shalat yang empat raka’at. Shalat tersebut adalah shalat Zhuhur, ‘Ashar dan ‘Isya’. Inilah yang disepakati oleh para ulama (baca: ijma’). Tidak ada qashar shalat untuk shalat shalat Shubuh dan Maghrib.
Ada hadits yang menyebutkan hal ini,
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْحَضَرِ وَالسَّفَرِ فَصَلَّيْتُ مَعَهُ فِى الْحَضَرِ الظُّهْرَ أَرْبَعًا وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ وَصَلَّيْتُ مَعَهُ فِى السَّفَرِ الظُّهْرَ رَكْعَتَيْنِ وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ وَالْعَصْرَ رَكْعَتَيْنِ وَلَمْ يُصَلِّ بَعْدَهَا شَيْئًا وَالْمَغْرِبَ فِى الْحَضَرِ وَالسَّفَرِ سَوَاءً ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ لاَ تَنْقُصُ فِى الْحَضَرِ وَلاَ فِى السَّفَرِ وَهِىَ وِتْرُ النَّهَارِ وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di saat mukim dan di saat safar. Ketika mukim, aku mengerjakan shalat Zhuhur bersama beliau sebanyak empat raka’at, lalu setelah Zhuhur ada shalat dua raka’at. Ketika safar, aku mengerjakan shalat Zhuhur dua raka’at, lalu setelah itu ada shalat dua raka’at. Ketika ‘Ashar (saat safar) dikerjakan dua raka’at, setelah ‘Ashar tidak ada shalat sunnah. Untuk shalat Magrib di saat mukim dan di saat safar sama jumlah raka’atnya yaitu tiga raka’at. Shalat Maghrib tidak dikurangi ketika mukim maupun ketika safar. Shalat Maghrib adalah witir yang dikerjakan di petang hari, setelah Maghrib ada shalat dua raka’at.” (HR. Tirmidzi no. 552 dan Ibnu Khuzaimah no. 1254, sanad hadits ini dha’if kata Al Hafizh Abu Thohir)
Demikian karena qashar shalat artinya menggugurkan separuh. Jika shalat Shubuh dan Maghrib digugurkan separuh, maka tidak ada separuh lagi yang disyari’atkan.
Intinya, qashar shalat hanya berlaku untuk shalat yang empat raka’at dijadikan dua raka’at. Sedangkan untuk shalat sunnah tidak ada qashar shalat, begitu pula tidak ada qashar shalat dalam shalat nadzar.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, terbitan Kementrian Agama Kuwait
—
Selesai disusun di waktu ‘Ashar 03:05 PM @ Darush Sholihin Panggang Gunungkidul, 4 Rajab 1436 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans), Facebook Muhammad Abduh Tuasikal, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.