Mengaku Ahlus Sunnah Namun Tidak Berakhlak
Mengaku Ahlus sunnah, akhlaknya kok gitu? Ahlus sunnah kok tidak murah senyum pada orang lain? Ahlus sunnah kok enggan mengucapkan salam atau membalas salam orang lain? Ahlus sunnah kok kasar dengan orang tua, keras pada yang lain? Ahlus Sunnah kok cepat mencap sesat orang lain?
Yang benar, Ahlus Sunnah itu mengagungkan akhlak. Inilah yang dinasehatkan oleh para ulama bahkan diletakkan dalam buku akidah mereka.
Simak perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al Aqidah Al Wasithiyah,
وَيَدْعُونَ إِلَى مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ ، وَمَحَاسِنِ الْأَعْمَالِ ، وَيَعْتَقِدُونَ مَعْنَى قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا » .وَيَنْدُبُونَ إِلَى أَنْ تَصِلَ مَنْ قَطَعَكَ ، وَتُعْطِيَ مَنْ حَرَمَكَ ، وَتَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَكَ .وَيَأْمُرُونَ بِبِرِّ الْوَالِدَيْنِ ، وَصِلَةِ الْأَرْحَامِ ، وَحُسْنِ الْجِوَارِ ، وَالْإِحْسَانِ إِلَى الْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ، وَالرِّفْقِ بِالْمَمْلُوكِ .وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْفَخْرِ ، وَالْخُيَلَاءِ ، وَالْبَغْيِ ، وَالِاسْتِطَالَةِ عَلَى الْخَلْقِ بِحَقٍّ أَوْ بِغَيْرِ حَقٍّ .وَيَأْمُرُونَ بِمَعَالِي الْأَخْلَاقِ ، وَيَنْهَوْنَ عَنْ سَفْسَافِهَا .
“Ahlus Sunnah mengajak untuk berakhlak yang baik dan beramal yang baik. Ahlus Sunnah meyakini sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang baik akhlaknya.”[1]
Ahlus Sunnah menganjurkan untuk menjalin hubungan yang telah terputus denganmu. Engkau diperintah untuk memberi makan kepada orang yang tidak memiliki apa-apa. Engkau juga diperintah memaafkan orang yang menzhalimi engkau.
Ahlus Sunnah memerintahkan untuk berbakti pada orang tua dan menjalin hubungan kerabat, juga berbuat baik kepada tetangga, begitu pula pada anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil (yang terputus perjalanan dan kehabisan bekal). Ahlus Sunnah juga memerintahkan berbuat baik pada budak.
Ahlus Sunnah melarang dari sifat berbangga diri dan sombong, juga melampaui batas. Ahlus Sunnah melarang merasa diri lebih mulia dari yang lain baik itu memang benar atau tidak.
Ahlus Sunnah memerintahkan untuk berakhlak yang mulia dan melarang dari akhlak yang bejat (jelek). ” Demikian perkataan Ibnu Taimiyah rahimahullah.
Jadi jika mengaku Ahlus Sunnah, berakhlaklah yang mulia. Jangan berakhlak bengis, kasar, dan bejat.
Hanya Allah yang memberi taufik.
Referensi:
Tawdhih Maqoshidul ‘Aqidah Al Wasithiyyah, -guru kami- Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir Al Barrok, terbitan Darut Tadmuriyyah, cetakan kedua, tahun 1431 H, hal. 234-236.
—
Disusun di pagi hari penuh berkah di Pesantren Darush Sholihin, 22 Rabi’uts Tsani 1435 H
[1] HR. Ahmad 2: 250, Abu Daud no. 4682, Tirmidzi no. 1162, dari hadits Abu Hurairah.
—
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
Follow status kami via Facebook Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter RumayshoCom
—
Akan segera hadir buku Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal terbaru: “Kenapa Masih Enggan Shalat?” seharga Rp.16.000,-. Silakan lakukan pre order dengan format: Buku enggan shalat# nama pemesan# alamat# no HP# jumlah buku, kirim ke 0852 00 171 222.
izin copy paste ustadz
Silakan, barakallahu fiikum.
Barakallahu fiikum
Subhanallah..jazakullah khoir ustadz untuk nasehatnya.