Khutbah Jumat: Ketika Anak Menjadi Jalan ke Surga
Setiap orang tua tentu ingin anaknya bahagia dan selamat di dunia. Namun yang lebih penting, apakah anak-anak kita kelak menjadi sebab keselamatan kita di akhirat? Islam membawa kabar gembira bahwa anak yang beriman dan saleh bukan hanya amanah di dunia, tetapi juga bisa menjadi jalan orang tuanya menuju surga.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ،
وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ،
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ،
فَأُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرُ زَادٍ لِيَوْمِ الْمَعَادِ.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِينَ رَحِمَكُمُ اللَّهُ،
إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ نِعَمِ اللَّهِ عَلَى الْعَبْدِ أَنْ يَرْزُقَهُ أَوْلَادًا،
وَإِنَّ الْأَوْلَادَ لَيْسُوا نِعْمَةً فِي الدُّنْيَا فَقَطْ،
بَلْ قَدْ يَكُونُونَ سَبَبًا لِسَعَادَةِ الْآبَاءِ فِي الْآخِرَةِ.
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَلَا نُنقِصُهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
عِبَادَ اللَّهِ،
تُبَيِّنُ هَذِهِ الْآيَةُ أَنَّ الْأَوْلَادَ إِذَا كَانُوا عَلَى الْإِيمَانِ،
فَإِنَّهُمْ يَكُونُونَ سَبَبًا لِاجْتِمَاعِ الْأُسْرَةِ فِي الْجَنَّةِ،
وَأَنَّ اللَّهَ بِفَضْلِهِ وَرَحْمَتِهِ يَجْمَعُ بَيْنَ الْآبَاءِ وَالْأَبْنَاءِ فِي دَارِ كَرَامَتِهِ.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
setiap orang tua tentu mendambakan kebahagiaan bagi anak-anaknya. Kita bekerja keras, berjuang, bahkan rela berkorban demi masa depan mereka. Namun sering kali kita lupa bertanya pada diri sendiri: apakah anak-anak kita juga akan menjadi sebab keselamatan kita di akhirat kelak?
Padahal Islam datang membawa kabar gembira yang luar biasa: anak bukan hanya amanah di dunia, tetapi bisa menjadi sebab orang tuanya masuk surga. Inilah nikmat besar yang Allah janjikan bagi keluarga yang dibangun di atas iman.
Orang Tua akan Bersama Anaknya di Surga
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
kebahagiaan surga tidak hanya bersifat pribadi. Allah menjanjikan kebersamaan keluarga bagi orang-orang beriman. Suami, istri, dan anak-anak akan dipertemukan kembali di surga apabila mereka disatukan oleh iman.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚكُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thur: 21)
Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya menjelaskan ayat ini,
يُخْبِرُ تَعَالَى عَنْ فَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَامْتِنَانِهِ وَلُطْفِهِ بِخَلْقِهِ وَإِحْسَانِهِ:
أَنَّ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا اتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّاتُهُمْ فِي الإِيمَانِ، أَلْحَقَهُمْ بِآبَائِهِمْ فِي الْمَنْزِلَةِ، وَإِنْ لَمْ يَبْلُغُوا عَمَلَهُمْ،
Allah Ta‘ala memberitakan tentang keutamaan dan kemurahan-Nya, serta karunia, kelembutan, dan kebaikan-Nya kepada makhluk-Nya. Bahwa orang-orang beriman, apabila anak-anak keturunan mereka mengikuti mereka dalam keimanan, maka Allah akan menyatukan anak-anak itu dengan orang tua mereka dalam derajat, meskipun amal anak-anak tersebut tidak mencapai amal orang tuanya.
لِتَقَرَّ أَعْيُنُ الْآبَاءِ بِالْأَبْنَاءِ عِنْدَهُمْ فِي مَنَازِلِهِمْ،
فَيَجْمَعُ بَيْنَهُمْ عَلَى أَحْسَنِ الْوُجُوهِ،
بِأَنْ يَرْفَعَ النَّاقِصَ الْعَمَلِ بِكَامِلِ الْعَمَلِ،
وَلَا يَنْقُصَ ذَلِكَ مِنْ عَمَلِهِ وَمَنْزِلَتِهِ، لِلتَّسَاوِي بَيْنَهُ وَبَيْنَ ذَاكَ.
Hal itu agar mata para orang tua menjadi sejuk dengan keberadaan anak-anak mereka bersama mereka di tempat-tempat mereka di surga. Maka Allah mengumpulkan mereka dengan cara yang paling baik, yaitu dengan mengangkat derajat orang yang amalnya kurang agar setara dengan orang yang amalnya sempurna, tanpa mengurangi sedikit pun dari amal dan kedudukan orang yang amalnya sempurna tersebut.
Anak-Anak Membawa Orang Tuanya ke Surga
Jamaah yang dirahmati Allah,
bukan hanya orang tua yang membawa anak ke surga, tetapi anak pun bisa membawa orang tuanya masuk surga.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَمُوتُ بَيْنَهُمَا ثَلَاثَةُ أَوْلَادٍ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلَّا أَدْخَلَهُمَا اللَّهُ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمُ الْجَنَّةَ. قَالَ: يُقَالُ لَهُمْ: ادْخُلُوا الْجَنَّةَ. فَيَقُولُونَ: حَتَّى يَدْخُلَ آبَاؤُنَا. فَيُقَالُ: ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ.
“Tiada dua orang muslim yang memiliki tiga anak yang meninggal sebelum mencapai usia baligh, kecuali Allah akan memasukkan kedua orang tua tersebut ke dalam surga berkat rahmat-Nya kepada anak-anak mereka. Lalu dikatakan kepada anak-anak itu: ‘Masuklah kalian ke dalam surga.’ Namun mereka berkata: ‘Tidak, hingga orang tua kami masuk terlebih dahulu.’ Maka dikatakan kepada mereka: ‘Masuklah kalian ke dalam surga bersama orang tua kalian.‘” (HR. An-Nasai, no. 1875. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Anak yang Saleh akan Memberikan Syafaat kepada Orang Tuanya
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa:
• Anak kecil yang meninggal menjadi penghalang dari neraka bagi orang tuanya.
• Anak yang telah dewasa bisa memberikan syafaat melalui doa dan amal kebaikannya.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah ditanya.
Penanya: Wahai Fadhilatus Syaikh. Apakah anak yang saleh dapat memberikan syafaat kepada orang tuanya?
Syaikh Ibnu Utsaimin: Adapun anak-anak kecil yang meninggal saat masih kecil, telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa mereka menjadi pelindung dan penghalang dari api neraka bagi kedua orang tuanya.
Sedangkan anak-anak yang telah dewasa dapat memberikan syafaat kepada orang tua mereka pada waktu yang diizinkan untuk memberikan syafaat. Salah satu bentuk syafaat adalah doa untuk orang yang telah meninggal. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا لَا يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ.
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, lalu dihadiri oleh 40 orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, kecuali Allah memberikan syafaat mereka untuknya.”
Hal ini menunjukkan bahwa doa untuk orang lain adalah bentuk syafaat baginya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الإِنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ:
إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ.
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.”
Nabi menyebutkan doa karena doa adalah syafaat bagi orang yang didoakan.
Kiat Agar Anak Bisa Membawa Orang Tuanya ke Surga
Jamaah Jumat rahimakumullah,
tema ini bukan sekadar penghibur, tetapi tanggung jawab besar. Ada beberapa kiat penting agar anak benar-benar menjadi sebab keselamatan orang tuanya.
1. Anak dan Orang Tua Harus Sama-Sama Beriman
Surga bukan diwariskan karena hubungan darah, tetapi karena iman. Orang tua wajib menjaga imannya dan menanamkan iman yang benar kepada anak-anaknya.
2. Anak Harus Dididik, Bukan Sekadar Dibesarkan
Memberi makan, pakaian, dan sekolah saja tidak cukup. Anak perlu dididik dengan tauhid, shalat, adab, dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Pendidikan iman adalah investasi akhirat.
3. Bersabar dan Tidak Putus Asa dalam Mendidik Anak
Setiap anak punya ujian. Ada yang lambat, ada yang bandel, ada yang membuat orang tua lelah. Namun jangan putus asa. Kesabaran orang tua adalah bagian dari amal besar yang dicatat oleh Allah.
Allah Ta‘ala berfirman,
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا ﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:
Sufyān Ats-Tsaurī meriwayatkan dari Manshūr, dari seorang laki-laki, dari ‘Alī radhiyallāhu ‘anhu, tentang firman Allah Ta‘ālā, “Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka”, beliau berkata,
أَدِّبُوهُمْ وَعَلِّمُوهُمْ.
“Didiklah mereka dan ajarilah mereka.”
Qatādah berkata,
تَأْمُرُهُمْ بِطَاعَةِ اللَّهِ، وَتَنْهَاهُمْ عَنْ مَعْصِيَةِ
اللَّهِ، وَأَنْ تَقُومَ عَلَيْهِمْ بِأَمْرِ اللَّهِ، وَتَأْمُرَهُمْ بِهِ، وَتُسَاعِدَهُمْ عَلَيْهِ، فَإِذَا رَأَيْتَ لِلَّهِ مَعْصِيَةً قَذَعْتَهُمْ عَنْهَا وَزَجَرْتَهُمْ عَنْهَا.
“Engkau memerintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan melarang mereka dari maksiat kepada Allah. Engkau menegakkan perintah Allah atas mereka, menyuruh mereka melaksanakannya, dan membantu mereka untuk melakukannya. Jika engkau melihat kemaksiatan kepada Allah, maka cegahlah mereka darinya dan laranglah mereka dengan tegas.”
4. Terus Mendoakan Anak Agar Menjadi Ahli Surga
Doa orang tua untuk anak adalah doa mustajab. Jangan bosan berdoa agar anak-anak kita diberi hidayah, dijaga imannya, dan menjadi anak saleh yang kelak mendoakan kita.
Contoh doa yang bisa dipraktikkan adalah dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“ROBBI HABLII MINASH SHOOLIHIIN” (Artinya: Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh)”. (QS. Ash Shaffaat: 100).
Contoh dari Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“ROBBI HAB LII MIN LADUNKA DZURRIYYATAN THOYYIBATAN, INNAKA SAMII’UD DU’AA’” (Artinya: Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa) (QS. Ali Imron: 38).
Contoh doa lainnya agar baiknya keturunan, doa ketika sudah menginjak usia 40 tahun,
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“ROBBI AWZI’NII AN ASY-KURO NI’MATAKALLATII AN’AMTA ‘ALAYYA WA ‘ALA WALIDAYYA WA AN A’MALA SHOOLIHAN TARDHOOH, WA ASH-LIHLII FII DZURRIYATII, INNI TUBTU ILAIKA WA INNI MINAL MUSLIMIIN” (Artinya: Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri) (QS. Al Ahqof: 15). Doa ini juga berisi permintaan kebaikan pada anak dan keturunan.
Contoh doa dari ‘Ibadurrahman,
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“ROBBANAA HAB LANAA MIN AZWAJINAA WA DZURRIYATINAA QURROTA A’YUN WAJ’ALNAA LIL MUTTAQIINA IMAAMAA” (Artinya: Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa). (QS. Al Furqon: 74)
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
anak adalah amanah, sekaligus harapan. Bisa menjadi penolong kita di akhirat, atau justru menjadi penyesalan jika kita lalai mendidiknya.
Marilah kita perbaiki iman kita, bersungguh-sungguh mendidik anak-anak kita, bersabar dalam prosesnya, dan tidak henti-hentinya memohon kepada Allah agar menjadikan anak-anak kita anak-anak yang saleh, yang kelak menggandeng orang tuanya menuju surga.
Semoga Allah menjadikan keluarga kita keluarga yang dikumpulkan kembali di surga-Nya.
Aamiin.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا،
اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا،
وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا.
اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
عِبَادَ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ
—
Jumat siang, 29 Jumadilakhir 1447 H, 18 Desember 2025 @ Masjid Kampus UGM Yogyakarta
Artikel Rumaysho.Com



