Manajemen Qolbu

Yang Nilai Baik dan Buruk itu dari Allah, Bukan dari Manusia (Pahami Takdir Selalu Indah)

Ini faedah yang amat penting sekali yang manfaat untuk kehidupan kita saat menghadapi takdir. Sesuatu yang Allah sukai kadang datang dengan sesuatu yang kita benci. Ingat, standar sesuatu itu baik dan buruk hendaklah melihat pada ketetapan Allah, bukan dari penilaian manusia. Takdir Allah selalu indah!

 

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Al-Fawaid berkata sebagai berikut.

“Allah Ta’ala berfirman,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Arab-Latin: Kutiba ‘alaikumul-qitālu wa huwa kur-hul lakum, wa ‘asā an takrahụ syai`aw wa huwa khairul lakum, wa ‘asā an tuḥibbụ syai`aw wa huwa syarrul lakum, wallāhu ya’lamu wa antum lā ta’lamụn

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Dalam ayat lainnya disebutkan,

 فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

Arab-Latin: fa ing karihtumụhunna fa ‘asā an takrahụ syai`aw wa yaj’alallāhu fīhi khairang kaṡīrā

Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisaa’: 19)

Ayat pertama berbicara tentang jihad yang merupakan puncak dorongan amarah (karena Allah). Sedangkan ayat kedua membicarakan tentang pernikahan yang merupakan puncak dorongan hasrat biologis.

Pada umumnya, seorang hamba tidak suka menghadapi jihad fisik karena ia takut dirinya dicelakai oleh musuh. Padahal, jihad yang tidak disukainya itu lebih baik bagi dirinya di dunia dan akhirat. Sebaliknya, ia lebih menyukai berdamai dengan musuh dan tidak berjihad melawan mereka. Padahal, yang demikian itu buruk bagi dirinya di dunia maupun akhirat.

Demikian, terkadang seorang suami tidak suka kepada istrinya karena salah satu sifatnya sehingga ia pun memutuskan untuk menceraikannya. Padahal, mempertahankan rumah tangganya bersama istrinya adalah jauh lebih baik bagi dirinya, hanya saja ia tidak mengetahui hakikat ini. Terkadang pula, seorang suami suka kepada istrinya karena salah satu sifatnya sehingga ia pun memutuskan untuk tetap berumah tangga dengannya. Padahal, jika ia tetap bertahan dengan istrinya itu, maka keburukan yang menyertainya justru lebih banyak, hanya saja ia tidak mengetahui hakikat tersebut. 

Manusia, sebagaimana yang difirmankan oleh Penciptanya sendiri adalah makhluk yang zhaluum (zalim pada diri sendiri) dan jahuul (jahil, tidak tahu akibat dari suatu urusan). Maka manusia tidak pantas menjadikan perasaan suka, tidak suka, cinta, atau benci sebagai standar dalam menetapkan sesuatu bermanfaat atau berbahaya. Namun, yang menjadi standar dalam menetapkan hal ini adalah apa yang Allah pilih melalui perintah dan larangan-Nya.”

Catatan: Mengenai manusia yang zhaluum dan jahuul disebutkan pada firman Allah,

 إِنّا عَرَضنَا الأَمانَةَ عَلَى السَّماواتِ وَالأَرضِ وَالجِبالِ فَأَبَينَ أَن يَحمِلنَها وَأَشفَقنَ مِنها وَحَمَلَهَا الإِنسانُ إِنَّهُ كانَ ظَلومًا جَهولًا

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu amat zalim dan sangat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72). Sebagaimana disebutkan dalam Al-Mukhtashar fii At-Tafsiir, manusia itu zalim pada dirinya sendiri dan bodoh (tidak mengetahui) akibat dari suatu urusan. 

 

Referensi:

  • Al-Fawaid. Cetakan keenam, Tahun 1431 H. Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Tahqiq dan Takhrij: Syaikh ‘Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari. Penerbit Maktabah Ar-Rusyd. hlm. 145.
  • Fawaid Al-Fawaid. Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Tahqiq dan Takhrij: Syaikh ‘Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari. Penerbit Dar Ibn Al-Jauzi. hlm. 169-170.
  • Al-Mukhtashar fii At-Tafsiir. 

Pesan buku “TAKDIR ALLAH SELALU BAIK” di Rumaysho Store 085200171222 atau 082136267701, ada juga di shopee Rumayshostore1 dan tokopedia Rumayshostore.

 

 

Malam Sabtu (Jumat Sore) bakda Maghrib, 11 Syawal 1445 H, 19 April 2024

@ Darush Sholihin Panggang Gunungkidul

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button