Puasa

Kaidah Penting, Qadha Puasa Dilakukan Bertepatan dengan Puasa Sunnah

Ini bahasan menarik dan sering jadi pertanyaan. Apakah boleh bayar qadha puasa ketika puasa sunnah, seperti puasa Senin Kamis, atau bayar qadha puasa ketika hari Arafah? Apakah dapat pahala kedua-duanya?

Baca juga: Kaidah Menggabungkan Niat

 

Pertanyaan Seputar Ibadah (20 Juli 2021)

Dari: Yulianti – Anggota Grup WA Shahib Rumaysho Akhwat 33

“Bismillah, Assalamualaikum ustadz, izin bertanya, apakah jika kita mengerjakan qadha puasa Ramadan pada waktu puasa Sunnah seperti Senin Kamis atau Ayyamul bidh, apakah dengan niat puasa qadha kita juga akan mendapatkan keutamaan puasa Sunnah tersebut ustadz?

Jazakallahu Khairan Ustadz atas jawabannya. Barakallahu fiik”

Wa’alaikumussalam wa rahmatullah wa barakatuh. 

Masalah ini masuk dalam pembahasan:

 ⁃ at-tasyrik (menggabungkan)

⁃ at-tadaakhul (memasukkan)

Bentuk dalam masalah ini bermacam-macam. Bentuknya di antaranya adalah menggabungkan antara ibadah wajib dan sunnah dengan satu niat.

Ingat, siapa yang berniat ibadah sunnah, tidak bisa mencukupi untuk yang wajib. Contoh, siapa yang berniat puasa Asyura, ia tidak bisa dianggap mengerjakan qadha puasa.

Namun, siapa saja yang berniat qadha Ramadhan (sebagai niatan pokok) dan disengaja dibuat tepat dengan puasa Asyura, maka puasanya sah, diharapkan ia mendapatkan pahala puasa Asyura menurut sebagian ulama.

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam Fatawa Ash-Shiyam (hlm. 438) menyatakan bahwa siapa yang berpuasa Arafah atau Asyura sedangkan ia memiliki qadha puasa Ramadhan, puasanya sah. Namun, kalau ia berpuasa qadha Ramadhan pada hari Arafah atau Asyura, ia akan mendapatkan dua pahala yaitu pahala puasa Arafah atau Asyura sekaligus puasa qadha. Hal ini berlaku pada puasa mutlak yang tidak terkait dengan puasa Ramadhan. Puasa yang terkait dengan Ramadhan adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa Syawal ini mesti dilakukan setelah qadha puasa telah selesai. Jika ada yang mengerjakan puasa Syawal tanpa didahului qadha puasa, pahala puasa Syawal tidak ia dapati. Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa berpuasa Ramadhan kemudian ia ikutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh.” Apabila seseorang masih memiliki qadha puasa berarti ia belum dikatakan berpuasa Ramadhan dengan sempurna.

Baca juga: Menggabungkan Puasa Syawal dan Puasa Senin Kamis Dapat Dua Pahala

Yang lebih baik adalah bersegera membayar qadha puasa. Hal ini tentu lebih utama daripada puasa sunnah. Namun, jika memiliki waktu yang sempit dan puasa qadha belum bisa dilunasi semua, lalu bisa luput dari momen puasa spesial seperti puasa Asyura dan Arafah, maka hendaklah berpuasa dengan niatan qadha–kemudian dipaskan dengan momen puasa spesial–, moga dengan itu bisa meraih pahala puasa Asyura dan Arafah pula. 

Ingatlah bahwa karunia Allah begitu besar. Wallahu a’lam.

Baca juga: Bolehkah Menggabungkan Puasa Sunnah dan Qadha’ Puasa?

 

Referensi:

Fatawa Al-Islam Sual wa Jawab no. 128256

 

Gunungkidul, 12 Dzulhijjah 1442 H

Muhammad Abduh Tuasikal 

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button