Shalat

Ancaman Meninggalkan Shalat Jumat

Bagaimana ancaman karena meninggalkan shalat Jumat? Ternyata akibatnya berbahaya sekali.

 

Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Al-Fadhail

بَابُ فَضْلِ يَوْمِ الجُمُعَةِ وَوُجُوْبِهَا وَالاِغْتِسَالِ لَهَا وَالطِّيْبِ وَالتَّبْكِيْرِ إِلَيْهَا وَالدُّعَاءِ يَوْمَ الجُمُعَةِ وَالصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَفِيهِ بَيَانُ سَاعَةِ الِإجَابَةِ وَاسْتِحْبَابُ إِكْثَارِ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى بَعْدَ الجُمُعَةِ

  1. Bab Keutamaan Hari Jumat, Kewajiban Shalat Jumat, Mandi untuk Shalat Jumat, Mengenakan Wewangian, Datang Lebih Dulu untuk Shalat Jumat, Berdoa pada Hari Jumat, Shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Penjelasan tentang Waktu Dikabulkannya Doa (pada Hari Jumat), dan Sunnahnya Memperbanyak Dzikir kepada Allah Setelah Shalat Jumat

 

Hadits #1150

– وَعَنْهُ ، وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ – : أَنَّهُمَا سَمِعَا رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، يَقُوْلُ عَلَى أَعْوَادِ مِنْبَرِهِ : (( لَيَنْتَهِيَنَّ أقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ الجُمُعَاتِ أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُونَنَّ مِنَ الغَافِلِينَ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

Dari Abu Hurairah dan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhum, bahwa mereka berdua mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di atas tiang-tiang mimbarnya, “Hendaklah orang-orang berhenti dari meninggalkan Jumat atau Allah pasti akan menutupi hati mereka kemudian mereka menjadi orang-orang yang lalai.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 865]

 

Faedah Hadits

Pertama: Boleh menjadikan mimbar untuk berkhutbah dan memberi nasihat. Menjadi mimbar untuk berkhutbah disepakati kesunnahannya oleh para ulama. Lihat Al-Bahr Al-Muhith Ats-Tsajaj Syarh Shahih Al-Imam Muslim bin Al-Hajjaj, 17:254.

Kedua: Shalat Jumat itu fardhu ‘ain dan diharuskan melaksanakannya dengan berjamaah.

Ketiga: Ada peringatan keras bagi yang meninggalkan shalat Jumat sebanyak tiga kali karena menganggap remeh (malas-malasan) dan tanpa ada uzur syar’i. Akibatnya adalah Allah akan menutup pintu hatinya.

Keempat: Maksiat itu bertingkat-tingkat.

Kelima: Siapa yang Allah tutup pintu hatinya, maka ia akan lalai dari dzikir, dan berhak mendapatkan siksa neraka.

Keenam: Mengamalkan ketaatan dan menjaga shalat lima waktu dan juga shalat berjamaah akan membuat hati bercahaya serta bersih dari kotoran dan dosa.

Ketujuh: Dalam memberi nasihat lebih baik tidak menyebut nama orang agar nasihat bisa diterima dengan baik. Yang penting nasihat tersampaikan. Dalam ayat disebutkan,

إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

Syuaib berkata: ‘Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.’” (QS. Hud: 88)

Semoga Allah beri taufik dan hidayah untuk terus menjaga shalat wajib dan shalat Jumat.

 

Referensi:

  1. Al-Bahr Al-Muhith Ats-Tsajaj Syarh Shahih Al-Imam Muslim bin Al-Hajjaj. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Muhammad bin ‘Ali Al-Itiyubia. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
  2. Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
  3. Kunuz Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Prof. Dr. Hamad bin Nashir bin ‘Abdurrahman Al-‘Ammar. Penerbit Dar Kunuz Isbiliyya.

 


 

Diselesaikan sore hari di Panggang Gunungkidul #DarushSholihin, 23 Syawal 1440 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button