Teladan

Faedah Sirah Nabi: Umar bin Al-Khaththab Masuk Islam #03

 

Berikut dua pelajaran yang bisa diambil ketika Abu Hurairah masuk Islam.

 

Sebelumnya kita telah melihat bagaimanakah Umar bin Al-Khaththab masuk Islam dan bagaimanakah pengaruhnya setelah keislaman beliau pada saat itu.

 

Pelajaran dari Masuk Islamnya Umar bin Al-Khaththab

 

Pertama: Dari kisah Laila binti Abi Hatsmah, istri Amir bin Rabi’ah, kita mendapatkan sebuah pelajaran penting bahwa kita tidak boleh putus asa akan keimanan seseorang, sekalipun ia sangat memusuhi Islam atau banyak melakukan kemaksiatan. Contohnya Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu yang sebelumnya sangat menjadi musuh besar bagi kaum muslimin sehingga Amir bin Rabi’ah merasa yakin bahwa Umar tidak akan masuk Islam sampai keledai milik ayahnya, Al-Khaththab, masuk Islam terlebih dahulu. Akan tetapi, Allah Ta’ala telah menakdirkan hidayah bagi Umar radhiyallahu ‘anhu sehingga ia menjadi salah satu tokoh yang paling besar jasanya bagi Islam.

Kedua: Ada pelajaran berupa pentingnya mendoakan orang non-muslim agar mendapatkan hidayah, khususnya bagi seseorang yang akan mempunyai pengaruh positif bagi kaum muslimin. Betapa pun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukan berbagai saran dan cara untuk berdakwah, beliau pun tidak lupa berdoa kepada Allah Ta’ala untuk kaumnya secara umum atau untuk tokoh tertentu agar mendapatkan hidayah.

Ada dua contoh di sini yang bisa kita lihat tentang pengaruhnya doa sehingga non-muslim pun bisa masuk Islam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan, “Thufail bin Amru Ad-Dausi beserta sahabat-sahabatnya datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya orang-orang kabilah Daus menentang dan tidak mau beriman, maka doakan kepada mereka kebinasaan. Maka ada sebagian mereka mengatakan, “Doakan kehancuran saja untuk kabilah Daus.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam malah berdoa,

اللَّهُمَّ اهْدِ دَوْسًا وَائْتِ بِهِمْ

Ya Allah, berilah hidayah kepada Daus dan datangkan mereka.” (HR. Bukhari, no. 2937 dan Muslim, no. 2524)

Juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendoakan ibunda Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu agar ia masuk Islam. Sebelumnya ibunya adalah wanita musyrik. Suatu saat, Abu Hurairah pernah mendakwahi ibunya dan ketika itu ibunya menjelek-jelekkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Hurairah lantas mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil menangis, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku sudah mengajak ibuku untuk masuk Islam, namun ia belum mau dan bahkan ia menjelek-jelekkan dirimu. Berdoalah kepada Allah untuk memberikan hidayah kepada ibunya Abu Hurairah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berdoa,

اللَّهُمَّ اهْدِ أُمَّ أَبِى هُرَيْرَةَ

“Ya Allah berikanlah hidayah kepada ibu dari Abu Hurairah.”

Lalu Abu Hurairah gembira dengan doa baik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ibunya. Lantas ia pulang dan ketika sampai di pintu rumah, ibunya sudah mengetahui Abu Hurairah datang karena mendengar langkah kakinya. Ibu Abu Hurairah lantas bertanya, “Apakah engkau Abu Hurairah?” Lantas Abu Hurairah mendengar suara air, ternyata ibunya sedang mandi. Lalu ibunya mengenakan pakaiannya, kemudian bergegas mengenakan kerudungnya. Ibunya kemudian membukakan pintu, kemudian berkata,

يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

“Wahai Abu Hurairah, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.”

Segera Abu Hurairah memberitahukan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ia menangis gembira lantas berkata, “Lihatlah, Allah telah mengabulkan doamu dan akhirnya ibu dari Abu Hurairah mendapatkan hidayah.” Beliau pun memuji Allah dan menyanjung-Nya lalu beliau berkata, “Itu baik sekali.” Kemudian Abu Hurairah meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar Allah mencintaiku dan ibuku pada hamba-Nya yang beriman dan menjadikan kami berdua menjadi orang yang dicintai oleh orang-orang beriman.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berdoa,

اللَّهُمَّ حَبِّبْ عُبَيْدَكَ هَذَا – يَعْنِى أَبَا هُرَيْرَةَ وَأُمَّهُ – إِلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِينَ وَحَبِّبْ إِلَيْهِمُ الْمُؤْمِنِينَ

“Ya Allah, cintailah hambamu ini—yaitu Abu Hurairah dan ibunya—pada hamba-hamba-Mu yang beriman dan jadikanlah orang beriman mencintai mereka.” Dari situ tidaklah seorang mukmin pun mendengar nama Abu Hurairah kecuali mereka mencintainya. (HR. Muslim, no. 2491).

Masih berlanjut insya Allah tentang pelajaran dari masuk Islamnya Umar. Semoga Allah mudahkan.

 

Referensi:

Fiqh As-Sirah.Cetakan Tahun 1424 H. Prof. Dr.Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid. Penerbit Dar At-Tadmuriyyah.

Disusun di Darush Sholihin, 30 Rabi’ul Awwal 1440 H, Jumat Sore

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button