Teladan

Faedah Sirah Nabi: Hijrah ke Thaif #02

 

Masih melanjutkan kisah perjalanan nabi ke Thaif.

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam singgah untuk berlindung di sebuah kebun milik Utbah dan Syaibah, keduanya putra Rabi’ah. Di sanalah, beliau beristirahat di bawah rindangnya sebuah pohon, lalu berdoa dengan doanya yang sangat terkenal:

Ya Allah, kepada-Mu lah aku mengadukan lemah kekuatanku, sedikit dayaku, dan kehinaanku di mata manusia. Wahai Rabb Yang Maha Pengasih di antara yang pengasih, Engkaulah Rabb orang-orang yang tertindas dan Engkaulah Rabbku. Ke manakah Engkau hendak menyerahkan diriku. Adakah kepada yang jauh yang akan membuatku bersedih, ataukah kepada musuh yang Engkau kuasakan dia atas urusanku? Jika memang tidak membuat-Mu murka kepadaku, maka aku tidak pedulikan hal itu. Namun keselamatan dari-Mu jauh lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan Cahaya Wajah-Mu yang menyinari segala kegelapan, dan karenanya segala urusan dunia dan akhirat menjadi baik, janganlah timpakan kemarahan-Mu dan dunia dan akhirat menjadi baik, janganlah timpakan kemarahan-Mu dan murka-Mu kepadaku. Hanya pada-Mu tempat mengadu, hingga Engkau merasa ridha, dan tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan izin-Mu.” (HR. Ath-Thabrani, Syaikh Al-Albani dalam ta’liq Fiqh As-Sirah karya Imam Al-Ghazali mendhaifkan hadits ini).

Ketika kedua putra Rabi’ah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kondisi demikian, mereka mengutus seorang budak mereka bernama ‘Addas untuk membawa setangkai anggur. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulurkan tangannya untuk makan anggur tersebut, beliau menyebut nama Allah dengan mengucapkan ‘BISMILLAH’ kemudian makan. Maka ‘Addas mengatakan,

إِنَّ هَذَا الكَلاَمَ مَا يَقُوْلُهُ أَهْلُ هَذِهِ البِلاَدِ

Sesungguhnya ucapan seperti ini tidak biasa diucapkan oleh penduduk negeri-negeri sekitar sini.”

Kisah ini masih berlanjut dengan ‘Addas tentang pembicaraan mengenai Nabi Yunus bin Matta ‘alaihis salam.

 

Adab Makan dalam Islam

 

Pertama: Membaca bismillah

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala (yaitu membaca ‘BISMILLAH’). Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “BISMILLAAHI AWWALAHU WA AAKHIROHU (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.” (HR. Abu Daud, no. 3767; Tirmidzi, no. 1858. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

 

Kedua: Minum dengan tiga nafas dan membaca ‘bismillah’

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa minum dengan tiga nafas. Jika wadah minuman didekati ke mulut beliau, beliau menyebut nama Allah Ta’ala (yaitu membaca ‘BISMILLAH’). Jika selesai satu nafas, beliau bertahmid (memuji) Allah Ta’ala (yaitu mengucapkan ‘ALHAMDULILLAH’). Beliau lakukan seperti ini tiga kali.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awsath. Hadits ini dikatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1277).

 

Ketiga: Berdoa sesudah makan

Dari Mu’adz bin Anas, dari ayahnya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: “ALHAMDULILLAAHILLADZII ATH’AMANII HAADZAA WA ROZAQONIIHI MIN GHOIRI HAULIN MINNII WA LAA QUWWATIN” (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku), maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Abu Daud, no. 4043; Tirmidzi, no. 3458; Ibnu Majah, no. 3285; dan Ahmad, 3:439. Imam Tirmidzi, Ibnu Hajar dan ulama lainnya menghasankan hadits ini sebagaimana disetujui oleh Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali dalam Bahjah An-Nazhirin, 2:50).

Namun jika mencukupkan dengan ucapan “alhamdulillah” setelah makan juga dibolehkan berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (ALHAMDULILLAH) sesudah makan dan minum.” (HR. Muslim, no. 2734)

 

Keempat: Makan dengan tangan kanan

Dari ‘Umar bin Abi Salamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya, “Wahai anak, sebutlah nama Allah (bacalah ‘BISMILLAH’), dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu.” (HR. Bukhari, no. 5376)

Semoga bermanfaat.

 

Referensi:

Fiqh As-Sirah.Cetakan Tahun 1424 H. Prof. Dr.Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid. Penerbit Dar At-Tadmuriyyah.

Selesai disusun #darushsholihin, 17 Jumadats Tsaniyyah 1440 H, Jumat sore

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button