Akhlaq

Pegawai yang Baik: Amanat dan Kapabel

Jika kita sebagai seorang majikan, direktur atau manager, bagaimanakah kita memilih pegawai yang baik? Islam ternyata telah mengajarkannya. Pilihlah pegawai yang amanat dan kapabel. Dua sifat itulah yang menjamin suatu pekerjaan bisa baik dan sempurna.

Allah Ta’ala berfirman,

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (QS. Al Qashshash: 26).

Nabi Yusuf ‘alaihis salam berkata,

اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ

Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (QS. Yusuf: 55).

Syaikh As Sa’di rahimahullah telah menarik faedah menarik dari kedua ayat di atas. Beliau berkata,

“Dapat diambil dari kedua ayat di atas, hendaknya yang dipilih dalam mempekerjakaan dan mengupahi seseorang (dalam transaksi ijaroh dan ji’alah), transaksi yang mementingkan sifat amanah dan kekuasaan baik dalam ruang lingkup kecil atau besar yaitu orang yang memiliki dua sifat:

1- Al qowiy, yaitu memiliki kapabilitas (kompentesi yang baik) dan pandai untuk menjaga amanat, dan juga melakukan hal-hal yang mendukung sehingga pekerjaan bisa sempurna.

2- Al amanah, yaitu tahu akan kewajiban sebagai orang yang diserahi amanat.

Dengan sifat pertama, amalan jadi sempurna atau terselesaikan. Dengan sifat kedua, tahu akan kewajiban. Jika terkumpul dua sifat tersebut secara sempurna pada seorang pekerja, maka ikatlah kesetiaannya tersebut. Kalau tidak memperoleh yang sempurna, maka carilah yang semisal dan semisal dengannya. Namun patut dipahami bahwa jika ada kecacatan atau ketidaksempurnaan dalam pekerjaan, itu dikarenakan karena adanya ketidaksempurnaan dalam dua sifat di atas (al qowiy dan al amanah).” (Taisir Al Lathifil Mannan, hal. 191).

Bagaimana jika kita berposisi sebagai pegawai? Milikilah dan jagalah dua sifat di atas.

Wallahu waliyyut taufiq.

 

Referensi:

Taysirul Lathifil Mannan, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Darul ‘Ashimah, cetakan pertama, tahun 1430 H.

@ Darush Sholihin, 8 Safar 1436 H di pagi penuh berkah

Yang selalu mengharapkan ampunan dari Allah: M. Abduh Tuasikal

Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh TuasikalFans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoComInstagram RumayshoCom

# Segera pesan buku terbaru Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal yang membicarakan masalah natal dengan judul “Natal, Hari Raya Siapa?” di Toko Online Ruwaifi.Com via sms +62 852 00 171 222 atau BB 27EACDF5 atau WA +62 8222 604 2114. Kirim format pesan: buku natal#nama pemesan#alamat#no HP#jumlah buku. Harga Rp.8.000,- (belum termasuk ongkir). Pesan banyak akan mendapatkan diskon menarik.

Saat ini masjid pesantren binaan Ustadz M. Abduh Tuasikal sedang direnovasi (dijadikan dua lantai) dan membutuhkan dana sekitar 1,5 Milyar rupiah. Dana yang masih kurang untuk pembangunan tahap kedua, dibutuhkan sekitar 850 juta rupiah.

Bagi yang ingin menyalurkan donasi renovasi masjid, silakan ditransfer ke: (1) BCA: 8610123881, (2) BNI Syariah: 0194475165, (3) BSM: 3107011155, (4) BRI: 0029-01-101480-50-9 [semua atas nama: Muhammad Abduh Tuasikal].

Jika sudah transfer, silakan konfirmasi ke nomor 0823 139 50 500 dengan contoh sms konfirmasi: Rini# Jogja# Rp.3.000.000#BCA#20 Mei 2012#renovasi masjid. Laporan donasi, silakan cek di sini.

Artikel yang Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button